1 Membeli produk
2 Bertanggung jawab untuk memperoleh semua izin, lisensi dan pendaftaran
pajak 3
Membayar kepada perusahaan atas pembelian-pembelian yang diadakan antara perusahaan dengan Dealer, dan
4 Membayar pajak-pajak yang berkaitan dengan perjanjian ini. Hak
Franchise Dealer adalah berhak atas potongan harga rabat barang.
d. Kedudukan antara perusahaan dengan Franchise Dealer merupakan
perusahaan mandiri, yang tidak ada hubungan antara satu dengan lainnya, e.
Kebebasan untuk mengakhiri kontrak antara para pihak, dengan syarat harus ada pemberitahuan lebih dahulu dari salah satu pihak,
f. Pengadilan yang berwenang mengadili sengketa antara perusahaan dengan
Franchise Dealer adalah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
G. Hak dan Kewajiban Franchisor dengan Franchise
Kontrak yang dibuat oleh pihak franchisor dengan franchise berlaku sebagai Undang-undang bagi kedua belah pihak. Sejak penandatanganan kontrak
antara kedua belah pihak akan menimbulkan hak dan kewajiban. Kewajiban dari pihak franchisor adalah menyerahkan lisensi kepada franchise, sedangkan yang
menjadi haknya adalah sebagai berikut : 1.
Logo merek dagang trade mark, nama dagang trade name dan nama baikreputasi good will yang terkait dengan merek dan atau nama tersebut.
2. Formatpola usaha, yaitu suatu sistem usaha yang terekam dalam bentuk buku
pegangan manual yang sebagian isinya dalam rahasia usaha.
Universitas Sumatera Utara
3. Dalam kasus tertentu berupa rumus, resep, desain dan program khusus.
4. Hak cipta atas sebagian dari hal di atas bisa dalam bentuk tertulis dan
terlindungi dalam undang-undang hak cipta. Hak franchise adalah menerima lisensi, sedangkan kewajiban dari
franchise adalah sebagai berikut :
1. Membayar royalti kepada franchisor, royalti yang diambil pada umumnya
antara tiga persen 3 sampai lima belas persen 15, tergantung kepada jenis bisnisnya.
2. Membayar fee biaya, berupa biaya yang dibayarkan satu kali di awal
perjanjian. 3.
Menjaga kualitas barang dan jasa yang difranchise-kan. 4.
Menjual barang. 5.
Bertanggung jawab memperoleh semua izin, lisensi dan pendaftaran pajak. 6.
Membayar pajak yang berkaitan dengan perjanjian ini.
H. Jangka Waktu Berlakunya Kontrak Franchise
Franchise yang mengandung makna kebebasan, tidak mengungkapkan
kapan jangka waktu berakhirnya sebuah perjanjian franchise secara mendetail. Walaupun sebenarnya, jangka waktu berlakunya kontrak franchise sangatlah
penting. Para pihak yang terikat dalam sebuah kontrak franchise diberikan kebebasan untuk menentukan jangka waktu berakhirnya sebuah kontrak franchise
yang mereka lakukan. Pemerintah Republik Indonesia, melalui Pasal 8 Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No.259MPPKEP71977
Universitas Sumatera Utara
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Waralaba telah menetapkan jangka waktu perjanjian franchise sekurang-kurangnya 5 lima
tahun.
54
Pihak franchisor mempunyai hak untuk tidak memperpanjang kontrak franchise
tanpa perlu mengemukakan alasan apapun. Tentu saja ketentuan ini Pada umumnya perjanjian franchise dibuat dengan jangka waktu 5, 10
sampai dengan 15 tahun dengan tiap-tiap lima tahun opsi perpanjangan. Bagi pihak franchisor, biasanya mereka lebih menyukai jangka waktu kontrak yang
pendek karena sistem ini akan memungkinkan pihak franchisor untuk menjual kembali franchisenya dengan harga yang lebih mahal setelah berakhirnya masa
kontrak. Sedangkan bagi pihak penyewa, mereka akan lebih senang jika perikatan yang terjadi dalam jangka waktu yang lama karena akan lebih leluasa meraih
keuntungan sebagai keseimbangan dari kerugian-kerugian yang kemungkinan dialami pada tahun-tahun pertama perjanjian franchise. Selain itu, jangka waktu
yang lama juga memungkinkan pihak penyewa franchise beradaptasi dengan sistem franchise sehingga dapat meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
Setelah jangka waktu itu telah berakhir, maka para pihak dapat memperpanjang kontrak franchise sesuai dengan yang diinginkan oleh para pihak
tersebut, selama kontrak yang telah mereka lakukan dianggap sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak yang terikat dalam kontrak franchise
tersebut. Selain itu, pihak franchisor dan penyewa juga dapat memasukkan klausul-klausul hukum yang baru dalam perjanjian perpanjangan kontrak tersebut
yang mana pada perjanjian awal tidak ada, misalnya : pembatasan wilayah usaha.
54
Pasal 8 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No.259MPPKEP71977 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Waralaba.
Universitas Sumatera Utara
sangat merugikan franchise jika selama mengoperasikan outletnya tidak pernah melakukan kesalahan yang berkibat buruk terhadap kinerja franchise dan tidak
pernah merugikan hak-hak franchisor. Masalah inilah yang akan dibahas oleh peneliti dalam pembahasan karya ilmiah ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI