Perbedaan Nilai Kekerasan Enamel pada Perendaman Hari Pertama

Dari tabel 2, pada kedua kelompok terlihat penurunan nilai kekerasan enamel setelah perendaman dalam larutan asam bila dibandingkan dengan nilai kekerasan enamel sebelum perlakuan. Sebaliknya, terjadi peningkatan kekerasan enamel pada kedua kelompok yaitu kelompok susu sapi dan saliva buatan baik pada perendaman hari pertama dan hari ketiga bila dibandingkan dengan kekerasan enamel setelah perendaman dalam larutan asam.

4.2 Perbedaan Nilai Kekerasan Enamel pada Perendaman Hari Pertama

dan Hari Ketiga pada Kelompok Susu Sapi Perbedaan kekerasan enamel gigi setelah direndam dalam susu sapi pada hari pertama dan hari ketiga dapat dianalisis dengan uji T berpasangan. Sebelum dilakukan uji statistik maka dilakukan uji Shapiro-Wilk terlebih dahulu untuk mengetahui hasil uji normalitas. Hasil uji normalitas pada perendaman hari pertama menunjukkan nilai p=0,423 p0,05, pada perendaman hari ketiga menunjukkan nilai p=0,782 p0,05. Kedua nilai p tersebut menunjukkan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang terdistribusi normal. Setelah diakukan uji normalitas, maka dilakukan uji T berpasangan. Hasil uji T berpasangan menunjukkan nilai p=0,000 p0,05. Nilai ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kekerasan enamel pada perendaman hari pertama dan hari ketiga pada kelompok susu sapi Tabel 3. Tabel 3. Uji T berpasangan untuk melihat perbedaan nilai kekerasan enamel pada perendaman hari pertama dan hari ketiga pada kelompok susu sapi Waktu perendaman N X ± SD VHN ΔX VHN Sig. p Hari pertama 16 324,39±20.35 30,41 0,000 Hari ketiga 16 354,80±21.09 terdapat perbedaan signifikan pada level p0,05 Universitas Sumatera Utara 4.3 Perbedaan Nilai Kekerasan Enamel pada Perendaman Hari Pertama dan Hari Ketiga pada Kelompok Saliva Buatan Perbedaan kekerasan enamel gigi setelah direndam dalam saliva buatan pada hari pertama dan hari ketiga dapat dianalisis dengan uji T berpasangan. Sebelum dilakukan uji statistik maka dilakukan uji Shapiro-Wilk terlebih dahulu untuk mengetahui hasil uji normalitas. Hasil uji normalitas pada perendaman hari pertama menunjukkan nilai p=0,514 p0,05, pada perendaman hari ketiga menunjukkan nilai p=0,724 p0,05. Kedua nilai p tersebut menunjukkan bahwa data yang diperoleh merupakan data yang terdistribusi normal. Setelah diakuka n uji normalitas, maka dilakukan uji T berpasangan. Hasil uji T berpasangan menunjukkan nilai p=0,000 p0,05. Nilai ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kekerasan enamel pada perendaman hari pertama dan hari ketiga pada kelompok saliva buatan Tabel 4. Tabel 4. Uji T berpasangan untuk melihat perbedaan nilai kekerasan enamel pada perendaman hari pertama dan hari ketiga pada kelompok saliva buatan Waktu perendaman N X ± SD VHN ΔX VHN Sig. p Hari pertama 16 308,06±15,94 14,12 0,000 Hari ketiga 16 322,18±16.94 terdapat perbedaan signifikan pada level p0,05 4.4 Perbedaan Nilai Kekerasan Enamel setelah Perendaman dalam Susu Sapi dan Saliva buatan pada Masing-masing Waktu Perendaman Perbedaan nilai kekerasan enamel gigi setelah direndam dalam susu sapi dan saliva buatan pada masing-masing waktu perendaman dapat dianalisis dengan uji one way Anova uji Anova satu arah. Sebelum dilakukan uji statistik maka dilakukan uji homogenitas data terlebih dahulu. Hasil uji homogenitas data menunjukkan nilai p=0,778 p0,05. Nilai ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh adalah homogen. Setelah dilakukan uji homogenitas data, maka dilakukan uji one way Anova. Hasil uji one way Anova menunjukkan signifikansi p=0,000 p0,05. Nilai Universitas Sumatera Utara ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan kekerasan enamel gigi setelah direndam dalam susu sapi pada hari pertama dan hari ketiga dengan saliva buatan pada hari pertama dan hari ketiga. Setelah dilakukan uji one way Anova, selanjutnya diteruskan dengan melakukan uji LSD Least Significant Different untuk mengetahui pasangan kelompok waktu perlakuan mana pada kelompok perendaman gigi dalam susu sapi dan saliva buatan yang memiliki perbedaan signifikan. Hasil uji LSD pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kekerasan enamel antara perendaman dalam susu sapi hari pertama dengan perendaman dalam saliva buatan hari pertama dengan nilai p=0,018 p0.05. Pada kekerasan enamel antara perendaman dalam susu sapi hari pertama dengan perendaman dalam saliva buatan hari ketiga tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,740 p0.05. Pada kekerasan enamel antara perendaman dalam susu sapi hari ketiga dengan perendaman dalam saliva buatan hari pertama terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,000 p0.05. Pada kekerasan enamel antara perendaman dalam susu sapi hari ketiga dengan perendaman dalam saliva buatan hari ketiga terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai p=0,000 p0.05 Tabel 5. Tabel 5. Hasil uji LSD nilai kekerasan enamel setelah direndam dalam susu sapi dan saliva buatan pada masing-masing waktu perendaman Susu Sapi Saliva Buatan Hari pertama Hari ketiga ΔX VHN Sig. p ΔX VHN Sig. p Hari pertama 16,33 0.018 2,21 0.740 Hari ketiga 46,74 0.000 32,62 0.000 terdapat perbedaan signifikan pada level p0.05

BAB 5 PEMBAHASAN