Premolar Satu Maksila Demineralisasi dan Remineralisasi

e. Lempeng Enamel Lempeng enamel merupakan kerusakan pada enamel yang diisi dengan bahan- bahan organik. Lempengan ini terletak pada batas dentinoenamel yang dapat memanjang dari seperlima hingga sepersepuluh dari jarak batas dentinoenamel ke permukaan terluar gigi. Lempengan ini terbentuk di antara kelompok prisma enamel di batas dentinoenamel. Ruang-ruang tersebut berkembang di antara kelompok prisma yang terisi dengan material organik yang disebut dengan enamelin. Lempengan tersebut sering berada pada puncak antar permukaan dentin dan enamel yang berbentuk lekukan. 15 f. Benang Enamel Benang-benang enamel merupakan perpanjangan dari tubulus dentin yang melewati batas dentinoenamel hingga ke enamel. Tubulus dapat ditemukan tunggal atau dalam suatu kelompok dan ukurannya lebih pendek daripada lempengan enamel, dimana panjang tubulus hanya beberapa milimeter. 15

2.2 Premolar Satu Maksila

Gigi premolar satu maksila mulai erupsi sejak usia 10 dan 11 tahun yang menggantikan gigi molar satu maksila desidui. Mahkota premolar satu maksila memiliki dua cusp, cusp bukal biasanya lebih tinggi 1 mm daripada cusp palatalnya. Pada umumnya, premolar satu maksila memiliki dua akar yang bercabang pada sepertiga apikal, dengan satu akar bukal dan satu akar palatal. 18 Gambar 5. Penampakan Garis Retzius dan Lamela melalui mikroskop cahaya pada potongan melintang 15 Universitas Sumatera Utara Tampilan bukal memperlihatkan bahwa mahkota premolar satu maksila adalah yang paling lebar mesiodistalnya dari semua premolar. Cusp bukalnya tinggi, tajam dan sedikit ke distal dari panjang aksis gigi karena kedua lereng cusp tidak sama panjang dimana lereng mesial lebih panjang daripada lereng distal, hal ini membantu membedakan premolar satu maksila kiri dan kanan.Tampilan palatal memperlihatkan permukaan membulat namun lebih kecil dari permukaan bukal. Kedua lereng cusp tidak sama panjang dimana lereng distal lebih panjang daripada lereng mesial.Tampilan proksimal memperlihatkan permukaan mesial mahkota memiliki mesial developmental depression yang berada dari area kontak melewati batas sementoenamel hingga sepanjang akar. Permukaan distal hampir sama dengan mesial namun tidak memiliki depression.Tampilan oklusal memperlihatkan bentuk seperti heksagonal atau persegi enam dengan permukaan bukopalatal lebih luas daripada permukaan mesiodistal. Ridge cusp bukal menonjol pada margin bukal, dan margin palatal seperti bentuk setengah lingkaran. Margin mesial dan distal lurus seperti bertemu ke arah palatal. Bagian palatal gigi lebih sempit daripada bagian bukal. 18

2.3 Demineralisasi dan Remineralisasi

Pada lapisan enamel gigi selalu terjadi perubahan siklus yang dinamis antara demineralisasi dan remineralisasi. Perbandingan antara demineralisasi dan remineralisasi memengaruhi kekerasan dan kekuatan struktur gigi. 21 Demineralisasi adalah proses hilangnya ion-ion mineral anorganik dari enamel gigi atau secara sederhana dapat disebut sebagai melarutnya enamel. Enamel gigi adalah suatu kisi-kisi kristal yang terbuat dari berbagai mineral, terutama mineral kalsium fosfat yang disebut hidroksiapatit. Sejumlah ion-ion mineral penting dapat hilang dari kisi-kisi hidroksiapatit tanpa menghancurkan integritas strukturnya. 7 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 6 panah ke kanan, kristal hidroksiapatit memiliki pH kritis 5,5 dan kristal fluorapatit memiliki pH kritis 4,5. Apabila konsentrasi asam pada lingkungan rongga mulut mempunyai pH di bawah 5,5 maka kristal hidroksiapatit akan mengalami demineralisasi dan jika terus berlanjut dapat mengakibatkan kerusakan gigi yaitu karies dan erosi. Hal ini tergantung pada asam yang menyebabkan demineralisasi tersebut. 1 Karies gigi berasal dari asam hasil fermentasi karbohidrat oleh bakteri sementara erosi diakibatkan oleh proses kimia yang tidak berhubungan dengan bakteri. 1,23 Jika erosi terjadi maka kristal enamel akan larut sehingga terjadi kehilangan volume yang permanen dan lapisan yang melunak pada jaringan enamel yang tersisa. 23 Berdasarkan gambar 6 panah ke kiri, demineralisasi akan berhenti jika pH rongga mulut kembali normal yaitu pada pH 6,0 dan terdapat konsentrasi ion kalsium dan ion fosfat yang tinggi dalam saliva sehingga dapat terjadi proses remineralisasi. 21 Enamel yang lunak akibat asam dapat mengeras kembali setelah diberikan saliva atau larutan dan makanan remineralisasi dan fluorida yang dapat mempercepat proses Gambar 6. Siklus Demineralisasi dan Remineralisasi 22 Universitas Sumatera Utara remineralisasi. Kalsium dan fosfat yang diketahui sebagai alkalin yang memiliki lingkungan netral adalah prasyarat untuk terjadinya remineralisasi. 23 Proses demineralisasi dapat dituliskan dengan reaksi berikut: 24 Ca 10 PO 4 6 OH 2 + 8H + 10Ca 2+ + 6HPO 4 2- + 2H 2 O Berdasarkan reaksi di atas, saat pH rongga mulut menjadi asam, ion fosfat akan bergabung dengan ion hidrogen menjadi HPO 4 2- , apabila kontak dengan asam lebih lama maka akan berubah menjadi H 2 PO 4 - , 25,26 dalam kondisi tersebut akan terjadi pelarutan hidroksiapatit. Jika pH kembali normal maka kalsium dan fosfat dapat mengkristal kembali ke dalam hidroksiapatit sebagaimana terjadi pada proses remineralisasi berikut ini: 27 10Ca 2+ + 6PO 4 2- + 2HO - Ca 10 PO 4 6 OH 2 Remineralisasi adalah proses perbaikan alami yang mengembalikan ion-ion mineral ke struktur gigi. Ion-ion mineral yang hilang harus digantikan dengan ion-ion dengan bentuk, ukuran dan muatan listrik yang sama. Remineralisasi melibatkan karbon dioksida dari nafas dan air dari saliva untuk menciptakan asam karbonat ringan tidak stabil yang merupakan inti dari proses remineralisasi alami. 7,21 Asam karbonat dapat melarutkan mineral dalam saliva, saat hal ini terjadi, ion-ion mineral yang terlarut keluar menjadi ion mineral padat kembali, namun tidak seperti molekul mineral asli. Jika ion mineral dekat dengan kristal hidroksiapait yang terdemineralisasi menerima ion tersebut maka ion tersebut akan menyatu dengan enamel. 21 Apabila proses remineralisasi alami tidak lagi adekuat untuk mempertahankan kekuatan enamel, terutama dengan adanya makanan olahan dan diet yang banyak mengandung gula, proses remineralisasi perlu ditingkatkan. 7 Perkembangan ilmu dan teknologi semakin banyak ditemukan metode dan agen-agen remineralisasi yang dapat digunakan. Adapun persyaratan bahan remineralisasi yang ideal adalah sebagai berikut: 21,28 • Menyebarkan atau melepaskan kalsium dan fosfat ke permukaan enamel • Tidak melepaskan kalsium secara berlebihan • Tidak menyebabkan pembentukan kalkulus • Dapat bekerja dalam pH asam Universitas Sumatera Utara • Mendorong fungsi remineralisasi saliva • Dapat bekerja pada penderita xerostomia Terdapat beberapa agen remineralisasi yang telah digunakan oleh dokter gigi, diantaranya: a. Fluorida Ion fluorida meningkatkan pembentukan kristal fluorapatit yang lebih resisten terhadap pelarutan asam daripada kristal hidroksiapatit, dengan cara demikian menghasilkan permukaan yang lebih baik. 21,29 Kristal apatit yang lebih luas pada enamel yang telah mengalami remineralisasi lebih resisten terhadap kerusakan akibat serangan asam organik. 21 b. Casein Phospho Peptide – Amorphous Calcium Phosphate CPP-ACP CPP-ACP adalah produk turunan susu yang menguatkan dan meremineralisasi gigi dan membantu mencegah karies. CPP mampu mengikat dan menstabilkan ion kalsium dan ion fosfat dalam larutan, serta mengikatnya dalam enamel gigi. Ion kalsium dan ion fosfat bebas berbentuk struktur kristal pada pH netral. Namun, CPP menjaga ion kalsium dan ion fosfat dalam keadaan amorf tidak berbentuk. Dalam keadaan amorf, ion kalsium dan ion fosfat dapat memasuki enamel gigi dengan cara berdifusi. Ion kalsium dan ion fosfat dari ACP tersebut kemudian akan berdifusi ke dalam enamel dan lingkungan sekitarnya sehingga proses remineralisasi akan terjadi. 21 CPP-ACP tersedia dalam bentuk larutan, permen karet, tablet dan pasta. Pasta CPP-ACP mampu melawan demineralisasi dengan bantuan aliran saliva, mendorong penyerapan fluor dan memberi dampak antihipersensitif serta dapat mengembalikan mineral yang memperkuat enamel gigi, mengurangi sensitivitas akibat prosedur pasca memutihkan gigi, menurunkan kondisi asam rongga mulut akibat minuman ringan, dan sebagai buffer plak dan asam bakteri. 21,30 c. Tricalcium Phosphate TCP TCP adalah formula bioaktif dari trikalsium fosfat dan kandungan organik sederhana yang bekerja secara sinergis dengan fluor untuk menghasilkan remineralisasi enamel. Selama menyikat gigi, TCP berkontak dengan saliva, menyebabkan barier larut dan melepaskan kalsium, fosfat dan fluor. TCP memberi Universitas Sumatera Utara perlindungan terhadap lesi awal dan lesi yang berlanjut, mencegah hilangnya mineral, menurunkan sensitivitas dan menyokong tersedianya fluorida. 21 2.4 Kekerasan Gigi 2.4.1 Kekerasan Enamel gigi