Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Parameter Pengamatan a. Persentase Daya Berkecambah Waktu Muncul Kecambah Tinggi Kecambah Jumlah Tunas

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2016 di Laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan Tumbuhan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah autoklaf, oven, Laminar Air Flow Cabinet LAFC, timbangan digital, magnetic stirrer, pH meter, bunsen dan botol kultur. Bahan yang digunakan adalah biji biwa yang diambil dari Kabanjahe, media MS Murashige dan Skoog, 1962, kinetin, GA 3 , alkohol 70, akuades,dan spiritus.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode percobaan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 2 faktor yaitu konsentrasi GA 3 dan kinetin. a. Faktor tingkat konsentrasi GA 3 yang terdiri dari 3 taraf yaitu: G = 0 mgL, G 1 = 250 mgL, dan G 2 = 500 mgL. b. Faktor tingkat konsentrasi kinetin yang terdiri dari 4 taraf yaitu: K = 0 mgL, K 1 = 4 mgL, K 2 = 8 mgL, dan K 3 = 12 mgL. Sehingga didapatkan 12 kombinasi perlakuan dan masing-masing ulangan sebanyak 3 kali. Rincian kombinasi perlakuan sebagai berikut: G K G K 1 G K 2 G K 3 G 1 K G 1 K 1 G 1 K 2 G 1 K 3 G 2 K G 2 K 1 G 2 K 2 G 2 K 3 Universitas Sumatera Utara 9 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Sterilisasi Alat dan Bahan Semua alat yang harus disterilkan terlebih dahulu direndam dalam deterjen, dibilas di bawah air mengalir dan dikeringkan. Alat-alat seperti cawan petri, scalpel, pipet serologi, pinset, serta bahan seperti kertas saring dan aluminium foil dibungkus terlebih dahulu dengan kertas lalu disterilisasi menggunakan oven pada suhu 180 o C selama 2 jam. Alat seperti botol kultur serta akuades yang akan digunakan disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C pada tekanan 15 psi selama 15 menit. Sedangkan laminar air flow cabinet LAFC disterilisasi menggunakan sinar UV Ultra Violet dan alkohol 70.

3.4.2 Pembuatan Larutan Stok

Pembuatan larutan stok yaitu dengan menimbang bahan-bahan kimia, hara makro, hara mikro, maupun ZPT sesuai komposisi media MS Lampiran 1.. Bahan-bahan tersebut dilarutkan dengan akuades, diaduk sampai homogen dengan magnetic stirrer dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang diberi label pada setiap botol sesuai penggunaan. Larutan stok disimpan dalam lemari pendingin.

3.4.3 Pembuatan Media Tanam

Pembuatan media dilakukan dengan menakar masing-masing larutan stok dan ZPT kinetin sesuai perlakuan. Bahan-bahan tersebut dilarutkan dengan akuades sampai volume mencapai 1 L dan ditambahkan gula sebanyak 30 g. Larutan dimasukkan ke dalam beaker glass dan diaduk menggunakan magnetic stirrer. Langkah selanjutnya yaitu mengukur pH larutan. pH media diatur pada kisaran 5,6-6,8. Apabila pH terlalu rendah ditambahkan NaOH 1 M dan bila pH terlalu tinggi ditambahkan HCl 1 M. Setelah pH sesuai, larutan dipanaskan. Saat larutan hampir mendidih, ditambahkan agar sebanyak 7 g. Setelah semua terlarut, larutan tersebut dituang ke dalam botol-botol kultur, kurang lebih 20 ml setiap botolnya. Botol diberi label, ditutup dengan aluminium foil dan plastik, diikat dengan karet dan kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 o C pada tekanan 15 psi selama 15 menit. Setelah selesai botol ditempatkan di ruang inkubasi sampai memadat. Media dibiarkan selama 7 hari sebelum penanaman untuk memastikan tidak terjadi kontaminasi. Universitas Sumatera Utara 10

3.4.4 Sterilisasi, Perendaman dan Penanaman Biji

Biji yang digunakan adalah biji dari buah yang telah berwarna jingga. Sterilisasi biji dilakukan berdasarkan Koyuncu 2005 yang telah dimodifikasi. Biji dibersihkan dari daging buah yang melekat, dicuci menggunakan deterjen selama 5 menit dan dibilas dengan air mengalir. Biji dimasukkan ke dalam larutan NaOCl 2 selama 5 menit. Biji dibilas dengan akuades steril. Kemudian biji direndam dengan NaOCl 1 selama 5 menit. Setelah selesai, dibilas dengan akuades steril sebanyak tiga kali. Biji yang telah steril direndam pada GA 3 sesuai konsentrasi yang telah ditentukan selama 24 jam. Biji kemudian ditanam pada media kultur. Proses ini dilakukan di dalam LAFC.

3.4.5 Pemeliharaan

Eksplan yang telah ditanam di dalam botol kultur diletakkan di dalam ruang pemeliharaan dengan suhu 25 ± 2 o C. Untuk mengurangi tingkat kontaminasi, dilakukan penyemprotan botol kultur dengan menggunakan alkohol 70 pada setiap harinya. Eksplan yang terkontaminasi segera dikeluarkan dari ruang kultur agar tidak mengkontaminasi kultur yang lainnya.

3.5 Parameter Pengamatan a. Persentase Daya Berkecambah

Persentase daya berkecambah dihitung dengan rumus: Daya berkecambah = Jumlah biji berkecambah normal x 100 Jumlah biji yang ditanam Sutopo, 2004.

b. Waktu Muncul Kecambah

Penghitungan waktu muncul kecambah dihitung sejak hari penanaman hingga akhir pengamatan 60 hari setelah tanam HST.

c. Tinggi Kecambah

Tinggi kecambah ditentukan pada akhir pengamatan 60 HST dengan pengukuran dari pangkal tajuk sampai ujung daun terpanjang Gambar 3.5. Universitas Sumatera Utara 11 Gambar 3.5 Tajuk a dan akar b

d. Jumlah Tunas

Jumlah tunas ditentukan dengan menghitung jumlah tunas yang terbentuk pada eksplan, dilakukan pada akhir pengamatan 60 HST.

e. Jumlah Daun