13
Tabel 4.1 Persentase daya berkecambah biji biwa selama 60 HST GA
3
Kinetin Rata-rata
0 ppm 4 ppm
8 ppm 12 ppm
0 ppm 66,66
33,33 33,33
- 33,33
250 ppm 100
100 66,66
66,66 83,33
500 ppm 66,66
100 100
66,66 83,33
Rata-rata 77,77
77,77 66,66
55,55 Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji
DNMRT 5 p 0,05. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa perlakuan GA
3
, kinetin dan kombinasi keduanya
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap persentase daya berkecambah biji biwa. Namun persentase daya berkecambah paling tinggi
dihasilkan perlakuan GA
3
250 ppm + kinetin 0 ppm, GA
3
250 ppm + kinetin 4 ppm, GA
3
500 ppm + 4 ppm dan GA
3
500 ppm + kinetin 8 ppm dengan nilai 100. Hal ini membuktikan bahwa terdapat interaksi sinergis antara giberelin dan
sitokinin dalam menstimulasi perkecambahan biji. Interaksi giberelin dan sitokinin pada perkecambahan biji berkaitan
dengan peran masing-masing hormon tersebut. Sitokinin dapat menghilangkan hambatan yang disebabkan oleh asam absisat. Kabar dan Baltepe 1990
melaporkan bahwa sitokinin tunggal yang diberikan terhadap biji gandum menunjukkan kegagalan dalam menginduksi perkecambahan, namun dengan
penambahan giberelin menunjukkan pengaruh positif dalam merangsang perkecambahan.
4.2 Waktu Muncul Kecambah
Biji dikatakan berkecambah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula sesuai dengan ketentuan ISTA International Seed
Testing Association Kuswanto, 1996. Waktu muncul kecambah dihitung secara manual mulai dari hari setelah tanam HST hingga waktu munculnya kecambah
dari biji. Hasil uji statistik menunjukkan pemberian GA
3
, kinetin dan interaksi keduanya berpengaruh nyata dalam mempercepat waktu muncul kecambah
Lampiran 4.. Interaksi ZPT dan waktu muncul kecambah dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Universitas Sumatera Utara
14
Tabel 4.2 Rata-rata waktu muncul Kecambah GA
3
Kinetin Rata-rata
0 ppm 4 ppm
8 ppm 12 ppm
0 ppm 32,00
b
20,00
a
13,33
a
14,66
a
19,99
b
250 ppm 18,00
a
15,66
a
14,66
a
19,33
a
16,91
ab
500 ppm 12,66a
13,33
a
12,00
a
15,00
a
13,24
a
Rata-rata 20,88
b
16,33
ab
13,33
a
16,33
ab
Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji DNMRT 5 p 0,05.
Tabel 4.2 menunjukkan kinetin memberikan pengaruh nyata dalam mempercepat waktu muncul kecambah. Konsentrasi kinetin 8 ppm memberikan
pengaruh berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol sedangkan penurunan dan peningkatan konsentrasi lebih dari 8 ppm berpengaruh tidak berbeda nyata
terhadap kontrol. Hal ini menunjukkan 8 ppm merupakan konsentrasi optimum kinetin untuk memacu perkecambahan biji biwa. Penurunan dan penambahan
konsentrasi kinetin akan menurunkan kecepatan berkecambah. Waktu muncul kecambah tercepat adalah pada perlakuan 8 ppm dengan rata-rata 13,33 HST
sedangkan yang paling lama pada perlakuan tanpa kinetin dengan rata-rata 20,88 HST. Menurut Copeland dan Donald 2001, ZPT akan menginduksi
pertumbuhan bila terdapat dalam konsentrasi sesuai dan dapat bersifat menghambat bila terdapat dalam konsentrasi tinggi.
Perlakuan GA
3
yang menghasilkan waktu muncul kecambah tercepat adalah GA
3
500 ppm dengan rata-rata 13,24 HST. Perlakuan ini berbeda nyata dengan GA
3
0 ppm 19,99 HST dan tidak berbeda nyata dengan GA
3
250 ppm 16,91 HST. Hal ini menunjukkan bahwa GA
3
berpengaruh positif terhadap perkecambahan biji biwa. Hal yang sama ditunjukkan oleh Wani et al. 2014,
konsentrasi optimum untuk menginduksi perkecambahan biji apel adalah 500 ppm.
Perlakuan interaksi GA
3
dan kinetin memberikan pengaruh nyata dalam mempercepat waktu muncul kecambah. Seluruh perlakuan dengan pemberian
ZPT menunjukkan percepatan waktu muncul kecambah dibanding perlakuan tanpa ZPT dengan waktu tercepat dihasilkan oleh perlakuan kombinasi GA
3
500 ppm + kinetin 8 ppm, yakni 12 HST. Waktu muncul paling lama dihasilkan
perlakuan tanpa ZPT, yakni 32 HST. Ini menunjukkan adanya efek sinergis antara
Universitas Sumatera Utara
15
giberelin dan sitokinin dalam proses perkecambahan. Interaksi giberelin dan sitokinin pada konsentrasi yang tepat mampu menginduksi perkecambahan lebih
cepat dibanding perlakuan ZPT tunggal. Hal ini sesuai dengan penelitian Cavusoglu dan Kabar 2007 pada biji gandum dan lobak yang menunjukkan
bahwa kombinasi antara giberelin dan sitokinin mampu meningkatkan persentase dan kecepatan perkecambahan.
4.3 Tinggi Kecambah