Berat Kering Tajuk Berat Basah Akar

19

4.7 Berat Kering Tajuk

Bahan kering atau biomassa tanaman merupakan parameter yang paling baik digunakan sebagai indikator pertumbuhan tanaman. Bahan kering tanaman dipandang sebagai manifestasi dari semua proses metabolisme yang terjadi dalam pertumbuhan tanaman. Karena itu parameter ini dapat digunakan sebagai ukuran keseluruhan pertumbuhan tanaman Sitompul Guritno, 1995. Pengukuran nilai berat kering dilakukan dengan cara mengeringkan kecambah di dalam oven dengan suhu 80 C sampai mencapai berat konstan. Hasil uji statistik tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata GA 3 , kinetin dan kombinasi keduanya terhadap peningkatan nilai berat kering tajuk Lampiran 9.. Data rata-rata berat kering tajuk dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Rata-rata berat kering tajuk mg GA 3 Kinetin Rata-rata 0 ppm 4 ppm 8 ppm 12 ppm 0 ppm 137,76 118,33 153,91 121,80 132,95 250 ppm 105,35 108,45 133,78 126,06 118,40 500 ppm 144,56 113,13 105,81 89,30 113,20 Rata-rata 129,22 113,30 131,16 112,35 Tabel 4.7 menunjukkan nilai berat kering tajuk terbesar dihasilkan perlakuan GA 3 0 ppm + kinetin 8 ppm. Sama seperti peningkatan nilai berat basah akibat sitokinin, peningkatan nilai berat kering juga dipengaruhi faktor yang sama. Menurut Salisbury dan Ross 1995, sitokinin menstimulasi pembelahan sel. Peningkatan jumlah sel di dalam jaringan daun memungkinkan terjadinya peningkatan fotosintesis dan menghasilkan fotosintat terutama karbohidrat yang dapat mempengaruhi berat tanaman.

4.8 Berat Basah Akar

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral dan bahan- bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan akar yang kuat diperlukan untuk kekuatan dan pertumbuhan tajuk Gardner et al. 1991. Hasil uji statistik menunjukkan pemberian GA 3 , kinetin dan kombinasi keduanya memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan nilai berat Universitas Sumatera Utara 20 basah akar kecambah biwa Lampiran 10.. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut. Tabel 4 .8 Rata-rata berat basah akar mg GA 3 Kinetin Rata-rata 0 ppm 4 ppm 8 ppm 12 ppm 0 ppm 13,80 ab 13,33 ab 10,00 ab 0,00 7,08 a 250 ppm 53,33 bc 130,00 c 10,66 ab 23,66 ab 54,41 b 500 ppm 30,00 ab 63,33 bc 116,66 c 9,33 ab 54,83 b Rata-rata 29,44 ab 68,88 b 45,77 ab 10,99 a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji DNMRT 5 p 0,05. Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa GA 3 berperan dalam peningkatan nilai berat basah akar kecambah. GA 3 pada konsentrasi 250 ppm dan 500 ppm memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kontrol. Hal ini karena pada konsentrasi tersebut, aktivitas GA 3 dalam pembelahan sel akar semakin meningkat dan secara langsung mempengaruhi nilai berat basah akar akibat pembentukan jaringan muda. Perlakuan dengan kinetin turut berperan terhadap peningkatan nilai berat basah akar kecambah. Tabel 4.8 menunjukkan kinetin 4 ppm menginduksi perkembangan akar berbeda nyata terhadap kinetin 12 ppm, tetapi tidak berbeda nyata terhadap kinetin 8 ppm dan kontrol. Perlakuan kinetin 4 ppm menghasilkan nilai berat basah tertinggi, yakni 68,88 mg dan perlakuan kinetin 12 ppm menghasilkan nilai terendah, yakni 10,99 mg. Hal ini sesuai dengan pernyataan Humphries 1960 bahwa konsentrasi sitokinin yang tinggi 0,5-10 ppm secara umum menghambat pertumbuhan akar. Interaksi GA 3 dan kinetin berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan nilai berat basah akar kecambah. Tabel 4.8 menunjukkan perlakuan kombinasi GA 3 250 ppm + kinetin 4 ppm menghasilkan nilai berat basah akar paling tinggi, yakni 130,00 mg. Perlakuan ini tidak berbeda nyata terhadap perlakuan GA 3 250 ppm + kinetin 0 ppm, GA 3 500 ppm + kinetin 4 ppm dan GA 3 500 ppm + kinetin 8 ppm, namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang tepat akan terjadi efek sinergis antara giberelin dan kinetin dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar kecambah. Universitas Sumatera Utara 21 Menurut Gunawan 1988, interaksi dan perimbangan kadar ZPT yang ditambahkan dan yang diproduksi sel tanaman secara endogen akan menentukan arah dan kecepatan perkembangan tanaman. Menurut Greenboim-Wainberg et al. 2005, bila sitokinin terdapat dalam konsentrasi tinggi, sintesis giberelin secara langsung akan terhambat dan terjadi deaktivasi giberelin. Interaksi antagonis GA 3 dan benzyladenin BA telah ditemukan pada tanaman arabidopsis terhadap pertumbuhan akar.

4.9 Berat Kering Akar