Prinsip-prinsip Belajar Pengertian Model Pengajaran Kooperatif

xxix antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. Faktor masyarakat yang meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang sangat penting dalam menentukan hasil belajar. Hal tersebut dapat dimengerti karena siswa merupakan subyek utama yang menjadi sasaran dalam proses belajar. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman belajar dan latihan. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam memajukan minat dan rasa suka siswa terhadap mata pelajaran yang akan disampaikan, khususnya mata pelajaran akuntansi, sehingga siswa akan selalu ingin belajar dan terus belajar tanpa ada rasa terpaksa. Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, meliputi faktor keluarga, keadaan awal, guru dan cara mengajarnya, alat yang digunakan dalam mengajar, dan lingkungan sekolah. Ngalim Purwanto, 1997:102 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari dua faktor yaitu: faktor yang berasal dari dalam diri individu yang disebut dengan faktor intern dan faktor yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor ekstern.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Kegiatan belajar dapat berjalan dengan baik apabila peserta didik mampu memahami dan mengamalkan prinsip-prinsip belajar. Adapun prinsip– prinsip belajar tersebut adalah Nasution, 2000 : 46-47 : 1 Agar seseorang benar-benar belajar ia harus mempunyai tujuan. 2 Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain. xxx 3 Orang itu harus bersedia mengalami bermacam – macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya. 4 Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya. 5 Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil – hasil sambilansampingan. Misalnya : ia tidak hanya bertambah terampil membuat soal – soal ilmu pengetahuan alam akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang studi itu. 6 Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan learning by doing. The process of learning is doing, reacting, undergoing, expriencing. 7 Seorang belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis, dan sebagainya. 8 Dalam hal belajar seorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain. 9 Untuk belajar diperlukan “ insight ‘. Apa yang dipelajari harus benar- benar dipahami. Belajar bukan menghafal fakta lepas secara verbalistis. 10 Disamping mengejar tujuan belajar sebenarnya, seorang sering mengejar tujuan-tujuan lain. 11 Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan. 12 Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. 13 Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

3. Model Pengajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pengajaran Kooperatif

Model pengajaran kooperatif merupakan revolusi dalam pengajaran di kelas. Pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran gotong royong menggunakan falsafah homo hominine socius” dalam pelaksanaan pendidikannya. Falsafah ini menekankan pada pemahaman bahwa manusia adalah mahluk sosial. Sebagai mahluk social manusia harus bekerja sama, karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Begitu juga dengan kegiatan belajar, setiap siswa tidak dapat melakukan kegiatan belajar tanpa adanya kerja sama dengan siswa yang lain. Muhammad Nur 2005:1 mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggung jawab. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang komplek. Selain itu Muhammad Nur 2005:2 juga menyatakan bahwa “Dalam pembelajaran xxxi kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satu sama lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan siswa dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan perempuan, siswa dengan latar belakang suku berbeda yang berada di kelas, dan siswa penyandang cacat bila ada.” Pengajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman mereka. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran kooperatif adalah metode pengajaran yang membagi siswa menjadi kelompok kecil yang heterogen agar setiap anggota dapat bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan keaktifan siswa. Roestiyah 2001:5 berpendapat bahwa “di dalam diskusi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja”. Keaktifan siswa dapat meningkatkan prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Made Wena 2009:189 “dengan aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran diharapkan hasil pembelajaran dan retensi siswa dapat meningkat dan kegiatan pembelajaran lebih bermakna”. Nurhadi dan Senduk dalam Made Wena 2009:189 menyatakan “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan bahan ajar, tetapi juga sesama siswa”. Anita Lie 2008: 31 menyatakan “berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya peer teaching ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. xxxii Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk kerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstuktur, serta menjadi sumber belajar bagi teman lainya tanpa saling dirugikan.

b. Unsur-unsur Dasar Model Pengajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

0 25 177

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009 2010

0 3 100

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 4 105

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IS 2 SMA NEGERI I KARANGANYAR TAHUN 2014/2015.

0 0 17