SUMBER DATA METODE PENGUMPULAN DATA METODE ANALISIS DATA

commit to user 29 menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini diperoleh dengan rumus: oduktif rataAktiva Rata h BungaBersi Pendapa NIM Pr tan - = 4 Liquidity aspek likuiditas, likuiditas suatu bank dapat diukur dengan Loan to Deposit Ratio LDR. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ri ModalSendi n silDihimpu aYangBerha SeluruhDan Kredit empa SeluruhPen LDR + = tan

D. SUMBER DATA

Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik angka. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data commit to user 30 dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder berupa laporan keuangan tahunan dari bank-bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004–2007.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode studi dokumentasi, dengan mendapatkan data berupa laporan keuangan tahunan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan perbankan pada tahun 2004, 2005, 2006, dan 2007. Data tersebut diperoleh melalui situs yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia, yakni www.idx.co.id, studi pustaka atau literatur melalui buku teks, jurnal, artikel, serta sumber data tertulis lainnya yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan, juga dijadikan sumber pengumpulan data.

F. METODE ANALISIS DATA

Berbagai model yang telah dibentuk dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, serta uji beda untuk menguji hipotesis yang telah disusun oleh penulis. Adapun alat bantu yang digunakan pada metode analisis data ini commit to user 31 adalah dengan menggunakan program SPSS Statistical Package for Social Sciences for Windows versi 12.0. 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji kenormalan data dalam suatu model regresi, variabel pengganggu atau residual dari regresi tersebut terdistribusi normal atau tidak. Jika asumsi ini dipenuhi, maka nilai residual dari analisis akan berdistribusi normal. Dalam Uji Normalitas ini ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2006. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik ketika semua variabel dalam keadaan berdistribusi normal Ghozali, 2006 : 28. Beberapa metode pengujian normalitas data yang berkembang cukup beragam, antara lain dapat dengan menghitung nilai Skewness dan Kurtosis, menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov , uji normalitas dengan menggunakan grafik ataupun uji normalitas dengan menggunakan uji Jaque-Bera J-B test . Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan penulis, sesuai dengan alat bantu SPSS for Windows versi 12.0 , maka digunakan uji kolmogorov-smirnov untuk mengetahui residual regresi terdistribusi normal atau tidak. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan regresi antar variabel kemudian mendapati residual dari regresi tersebut dan baru diuji dengan Uji Kolmogorov Smirnov, sedangkan kriteria pengujiannya adalah bila commit to user 32 nilai signifikansi residual lebih besar dari alfa 0,05 maka data berdistribusi normal, namun ketika nilai signifikansi residual lebih kecil dari alfa 0,05 maka dapat dinyatakan data tidak berdistribusi normal. Hal yang perlu ditekankan disini yaitu, seringkali uji normalitas disalah artikan dengan penafsiran bahwa semua variabel harus memiliki distribusi normal. Sebenarnya hal tersebut tidak keliru, namun lebih tepatnya uji asumsi klasik normalitas yang dimaksud adalah nilai residual dari regresi haruslah berdistribusi normal Ghozali, 2006 : 134. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antarvariabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolineritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan: commit to user 33 1 Nilai deskriminasi yang sangat tinggi dan diakui dengan nilai F test yang sangat tinggi, serta tidak atau hanya sedikit nilai t test yang signifikan. 2 Meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variable dependent dengan menggunakan variance inflating factor VIF dan tolerance value . Batas VIF adalah 10 dan tolerance value adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance value lebih kecil dari 0,1 maka menunjukkan adanya multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance value di atas 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas Gujarati, 2006. b. Uji Autokolerasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. commit to user 34 Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson. Kriteria Durbin-Watson, yaitu: 1 Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2 Angka D-W antara -2 sampai dengan +2 berarti tidak ada autokorelasi 3 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative c. Uji Heterokesdatisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu observasi ke observasi yang lain. Heteroskesdastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada satu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. commit to user 35 3. Uji Hipotesis a. Uji F Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependennya. Apabila signifikansi F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis diterima, dan sebaliknya bila nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka hipotesis ditolak. b. Uji Regresi Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Y = α + b 1 CAR + b 2 NPL + b 3 ROA + b 4 ROE + b 5 BO PO + b 6 NIM + b 7 LDR + e Keterangan: Y = Laba Rugi Perusahaan Laba untuk bank tidak bermasalah, dan rugi untuk bank bermasalah α = Konstanta b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 , b 6, b 7 = Koefisien regresi CAR = Capital Adequacy Ratios commit to user 36 NPL = Non Performing Loans ROA = Return On Asset ROE = Return On Equity BO PO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional NIM = Net Interest Margin LDR = Loan to Deposit Ratio e = Error c. Koefisien Determinasi R 2 Uji koefisien determinasi R 2 bertujuan untuk mengetahui presentase variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R 2 besarnya antara 0 dan 1. R 2 dikatakan baik jika makin mendekati 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan jika R 2 bernilai 1 berarti variabel independen berpengaruh sempurna pada variabel independen. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Jika R 2 bernilai 0 maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. commit to user 37 d. Pengujian Koefisien Parsial Uji t Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pengujiannya adalah sebagai berikut : 1 H diterima atau H a ditolak apabila nilai signifikansi t hitung ≥ 0,05. Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2 H ditolak atau H a diterima apabila nilai signifikansi t hitung 0,05. Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. e. Uji Beda Dalam penelitian ini dilakukan uji beda untuk mengetahui apakah rasio keuangan CAMEL memiliki perbedaan yang signifikan antara bank kategori tidak bermasalah yang di proxy -kan dengan laba dan bank kategori bermasalah yang di proxy -kan dengan rugi. Alat uji yang digunakan adalah Independen Sample Test untuk data yang berdistribusi normal dan Mann Whitney U Test untuk data yang berdistribusi tidak normal. commit to user 38 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008- 2011

3 71 99

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

1 97 132

Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 85

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008

1 24 84

Pengaruh Rasio CAMEL dan Risiko Perbankan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Perbankan (Studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 sampai dengan 2012)

0 9 94

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008- 2011

0 0 14

Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008- 2011

0 0 8

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 1 17

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 0 11