DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

commit to user 26 populasinya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dimana sampel yang diambil dengan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah: a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit secara kuartal maupun tahunan selama periode penelitian. b. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang memiliki data–data yang relevan untuk penelitian ini.

C. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

1. Variabel Dependen Variabel dependen atau biasa disebut dengan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba rugi perusahaan perbankan. Laba digunakan sebagai proxy bank dengan kategori tidak bermasalah, sedangkan rugi sebagai proxy bank dengan kategori bermasalah. Nilai laba rugi diperoleh dari rata-rata laba rugi tahunan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan perbankan selama periode penelitian. 2. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain dan sebaliknya mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah: commit to user 27 1 Capital aspek solvabilitas diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio CAR. CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Rasio ini diperoleh dengan rumus: imbang AktivaTert ri ModalSendi CAR = 2 Penilaian kualitas aset diukur dengan Non Performing Loans NPL. Rasio ini menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. NPL diperoleh dengan rumus: oduktif rataAktiva Rata masalah oduktifBer Kualitas NPL Pr Pr - = 3 Earning aspek rentabilitas, dapat diukur dengan Return On Assets ROA, Return On Equity ROE , Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO, dan Net Interest Margin NIM. commit to user 28 - ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai ROA menunjukkan semakin baik kinerja manajemen perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan rumus: a TotalAktiv ak SetelahPaj LabaBersih ROA = - ROE digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini diperoleh dengan rumus: ri ModalSendi ak SetelahPaj LabaBersih ROE = - BO PO digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BO PO, maka semakin baik kondisi bank tersebut. Rasio ini diperoleh dengan rumus: l Operasiona pa TotalPenda l Operasiona TotalBeban PO BO tan = - Sedangkan NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk commit to user 29 menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini diperoleh dengan rumus: oduktif rataAktiva Rata h BungaBersi Pendapa NIM Pr tan - = 4 Liquidity aspek likuiditas, likuiditas suatu bank dapat diukur dengan Loan to Deposit Ratio LDR. Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ri ModalSendi n silDihimpu aYangBerha SeluruhDan Kredit empa SeluruhPen LDR + = tan

D. SUMBER DATA

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008- 2011

3 71 99

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

1 97 132

Analisis Pengaruh Rasio Camel Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 85

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008

1 24 84

Pengaruh Rasio CAMEL dan Risiko Perbankan Terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Perbankan (Studi pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 sampai dengan 2012)

0 9 94

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008- 2011

0 0 14

Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008- 2011

0 0 8

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 1 17

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 0 11