commit to user 8
3. Kesehatan Bank
Kebijakan perbankan yang dikeluarkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan dan
memelihara kesehatan baik secara individu maupun perbankan sebagai suatu sistem. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat
adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik, yaitu dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat
menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran
serta dapat
dipergunakan oleh
pemerintah dalam
melaksanakan kebijakannya, terutama kebijakan moneter Suseno dan Abdullah, 2003.
Taswan berpendapat bahwa tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap
risiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur
judgement
yang didasarkan atas meterialitas dan signifikansi dari faktor- faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri
perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian
kuantitatif adalah
penilaian terhadap
posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Penilaian
kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil
commit to user 9
penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank. Sedangkan pertimbangan unsur
judgement
merupakan pengambilan kesimpulan yang dilakukan secara obyektif dan independen berdasarkan
hasil analisis yang didukung oleh fakta, data, dan informasi yang memadai serta terdokumentasi dengan baik guna memperoleh hasil penilaian yang
mencerminkan kondisi bank yang sebenarnya. Perkembangan metodologi penelitian kondisi bank senantiasa
bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank harus diatur kembali agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di
waktu yang akan datang. Metodologi penilaian kesehatan bank saat ini mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 6 10 PBI 2004 tanggal
12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan Surat Edaran Nomor 6 23 DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem
Penilaian Kesehatan Bank Umum. Sesuai Peraturan dan Surat Edaran dari Bank Indonesia tersebut, semua bank umum yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan yaitu pada bulan Maret, Juni, Sepetember, dan
Desember. Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini
mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMEL
Capital
,
Assets
,
Management
,
Earning
,
Liquidity
. Suseno dan Abdullah 2003 : 39 mengungkapkan apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah
satu atau lebih faktor tersebut, maka bank akan mengalami kesulitan.
commit to user 10
Sebagai contoh, suatu bank yang mengalami masalah likuiditas meskipun bank tersebut modalnya cukup, selalu memperoleh laba, kualitas aktiva
produktifnya baik, dan dikelola dengan baik, apabila masalah likuiditas tidak segera diatasi maka dapat dipastikan bank akan menjadi tidak sehat.
Pada waktu terjadi krisis perbankan di Indonesia sebenarnya tidak semua bank dalam kondisi tidak sehat, tetapi karena terjadi
rush
dan mengalami kesulitan likuiditas maka sejumlah bank yang semula sehat menjadi tidak
sehat. Nilai kredit untuk menentukan predikat tingkat kesehatan bank
ditetapkan sebagai berikut:
Tabel II. 1 Standar Predikat Tingkat Kesehatan Bank
Nilai Kredit Predikat
81 – 100 66 – 80
51 – 65 0 – 50
Sehat Cukup Sehat
Kurang Sehat Tidak Sehat
Sumber: Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia
4. Menilai Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL