commit to user 14
berharga yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya
3 Mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset
baru melalui berbagai bentuk hutang
Meskipun secara umum CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk
masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini maka penggunaan CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR.
Bobot masing-masing faktor CAMEL untuk bank umum dan BPR ditetapkan sebagai berikut:
Tabel II. 2 Bobot Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Faktor CAMEL Bobot
Bank Umum BPR
Capital
Kecukupan Modal
Assets
Kualitas Aktiva
Management
Kualitas Manajemen
Earning
Kemampuan Laba
Liquidity
Likuiditas 25
30 25
10 10
30 30
20 10
10
Sumber: Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia
5. Kebangkrutan
Kebangkrutan adalah suatu keadaan dimana seseorang atau badan hukum gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban
kepada debitur karena mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana
commit to user 15
untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi, yaitu profit, tidak dapat dicapai sebab dengan profit yang diperoleh
perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, membiayai operasi perusahaan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi bisa
ditutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Kebangkrutan juga sering disebut
likuidasi perusahaan
atau penutupan
perusahaan atau
insolvabilitas. Bank yang bangkrut dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu bank
yang dilikuidasi dan bank yang direstrukturisasi. a.
Bank yang dilikuidasi, terdiri dari: 1
Bank Beku Operasi BBO Merupakan bank yang dilikuidasi pemerintah pada tahun 1998
karena kinerjanya semakin memburuk setelah menggunakan BLBI Bantuan Likuiditas Bank Indonesia lebih dari 500
modal disetornya, atau lebih dari 75 total aset bank yang bersangkutan.
2 Bank Beku kegiatan Usaha BBKU
Merupakan bank yang dilikuidasi oleh pemerintah pada tanggal 13 Maret 1999 karena tidak dapat memenuhi kewajiban jangka
panjangnya, tidak berprospek dan tidak mengikuti program rekapitulasi.
commit to user 16
b. Bank yang direstrukturisasi, terdiri dari:
1 Bank
Take Over
BTO Merupakan bank yang diambil alih kepemilikannya oleh
pemerintah melalui BPPN dari pemilik semula dan masih tetap beroperasi melayani nasabah.
2 Bank Rekapitulasi
Merupakan bank yang mengikuti program relakitulasi dimana pemerintah melakukan penyertaan modal pada bank yang
bersangkutan melalui penerbitan obligasi sehingga kepemilikan mayoritas bank-bank yang direkap berada di tangan pemerintah
dan bersifat sementara.
6. Penelitian Terdahulu
a. Ozkan–Gunay dan Ozkan 2007
Meneliti tentang kondisi bank dengan berbagai pendekatan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa pendekatan
Artificial Neural Network
ANN dapat diusulkan sebagai metode yang menjanjikan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dalam hal akurasi prediktif,
kemampuan adaptasi dan ketahanan, dan sebagai metode alternatif peringatan dini yang dapat digunakan bersama dengan alternatif
yang paling umum seperti CAMEL, rasio keuangan dan analisis kelompok sejenis, penilaian risiko bank yang komprehensif, dan
model ekonometrik. Pendekatan ANN digunakan sebagai
commit to user 17
algoritma induktif dalam menemukan struktur pengetahuan prediktif dalam data keuangan dan digunakan untuk menjelaskan
kegagalan bank di sektor perbankan Turki sebagai kasus khusus dari EFMs. Untuk menguji metode yang diusulkan, peneliti
menggunakan rasio keuangan dari 59 Bank Turki untuk 1989-2000 dari yang 36 bank sukses dan 23 bank yang gagal.
Hasil empiris menunjukkan bahwa ANN terbukti dapat membedakan pola atau tren dalam data keuangan. Kebanyakan dari
kegagalan bank dapat diprediksi jauh sebelumnya, dengan pemanfaatan pendekatan klasifikasi ANN, tetapi lebih penting lagi
bisa diusulkan untuk mendeteksi isyarat peringatan awal kegagalan potensial, seperti pada kasus sektor perbankan Turki.
b. Almilia dan Herdiningtyas 2005
Meneliti tentang prediksi rasio CAMEL terhadap kondisi bermasalah pada lembaga perbankan periode setelah krisis
ekonomi tahun 2000-2002. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
bukti empiris
tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan
lembaga perbankan. Sampel penelitian terdiri dari 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkrutan dan 6 bank yang mengalami
kondisi kesulitan keuangan. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Hasil
commit to user 18
penelitian menyimpulkan bahwa rasio yang memiliki perbedaan signifikan antara bank-bank dengan kategori bermasalah dan tidak
bermasalah pada periode 2000-2002 adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM dan BOP.
c. Wilopo 2001
Penyampelan dalam penelitian ini dilakukan secara cluster yaitu 235 bank. Pada akhir tahun 1996 dibagi menjadi 16 bank
terlikuidasi dan 219 bank yang tidak dilikuidasi, selanjutnya diambil 40 sebagai sampel estimasi, terdiri atas 7 bank
terlikuidasi dan 87 bank yang tidak dilikuidasi. Kemudian dari 215 bank pada akhir tahun 1997 yang terdiri atas 38 bank terlikuidasi
dan 177 bank pada tahun 1999 yang tidak dilikuidasi, diambil 40 sebagai sampel validasi yang terdiri atas 16 bank terlikuidasi dan
70 bank yang tidak dilikuidasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan model CAMEL 13 rasio,
besaran size bank yang diukur dengan log. assets, dan variabel dummy kredit lancar dan manajemen.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat prediksi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini tinggi lebih dari 50 sebagai
cut off value
-nya. Tetapi jika dilihat dari tipe kesalahan yang terjadi tampak bahwa kekuatan
prediksi untuk bank yang dilikuidasi 0 karena dari sampel bank
commit to user 19
yang dilikuidasi, semuanya diprediksikan tidak dilikuidasi. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang
diajukan bahwa “rasio keuangan model CAMEL, besaran size bank serta kepatuhan terhadap Bank Indonesia” dapat digunakan
untuk memprediksikan kegagalan bank di Indonesia. Simpulan ini diambil didasarkan atas tipe kesalahan yang terjadi, khusus kasus
di Indonesia ternyata rasio CAMEL serta variabel-variabel independen lain yang digunakan dalam penelitian ini belum dapat
memprediksikan kegagalan bank.
d. Thomson 1991
Penelitian ini menguji manfaat rasio keuangan CAMEL dalam memprediksi kegagalan bank di USA pada tahun 1980an
dengan menggunakan alat statistik
logit reggression
untuk menganalisis sampel sebanyak 1.736 bank tidak bangkrut dan 770
bank bangkrut periode 1984-1989. Kesimpulannya bahwa kemungkinan bank akan bangkrut adalah berkaitan dengan
solvency
, termasuk rasio CAMEL yang dimilikinya. Penemuan lain bahwa rasio CAMEL, sebagai proxy kondisi keuangan bank
merupakan faktor signifikan yang berkaitan dengan kemungkinan kebangkrutan bank untuk periode empat tahun sebelum perusahaan
bank bangkrut.
commit to user 20
e. Whalen dan Thomson 1988
Menguji manfaat 22 rasio keuangan CAMEL dalam menyusun rating bank yang berlokasi di Ohio, Western
Pennsylvania, Eastern Kentucky, dan West Virgina. Whalen dan Thomson menggunakan
logit reggression
untuk menganalisis sampel sebanyak 58 bank yang terbagi atas 40 sampel utama dan
18
bouldout sample
. Whalen dan Thomson menemukan bahwa rasio keuangan CAMEL akurat dalam menyusun rating bank.
B. RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS