commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sistem keuangan di seluruh dunia telah terintegrasi sebagai bagian dari upaya menuju liberalisasi dan globalisasi sejak 1980-an. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan lingkungan yang sesuai untuk kegiatan keuangan yang baru berdasarkan informasi dan inovasi
di pasar keuangan. Internasionalisasi arus keuangan meningkatkan kemungkinan penularan dalam sistem keuangan global. Ketidakstabilan
keuangan memberikan kontribusi ketidakstabilan sistem keuangan global yang dibuktikan dengan pecahnya krisis Asia pada akhir 1990-an. Krisis parah
tahun 1997-1999 menyebar dari Thailand ke seluruh Asia Tenggara, Asia Timur, Eropa Timur, Amerika Selatan, serta negara-negara maju lainnya
Ozkan–Gunay dan Mehmed Ozkan : 2007. Krisis-krisis keuangan telah membawa perhatian terhadap kebutuhan
reformasi arsitektur keuangan. Bahkan dengan kerangka peraturan yang tepat, regulator dan pengawas bank tidak dapat mencegah kegagalan bank karena
mengambil risiko adalah bagian alami dari transaksi perbankan. Risiko keuangan harus terus dimonitor dan dikontrol menggunakan semua sistem
peringatan dini dalam tahap pencegahan krisis. Oleh karena itu, peramalan dan
commit to user 2
pengawasan bank yang mengalami kesulitan keuangan sangat penting dalam meminimalkan biaya krisis perbankan dan mencegah krisis menular.
Sejak terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah
terhadap dolar Amerika menyebabkan banyak bank yang lumpuh. Dalam Almilia dan Herdiningtyas 2005 : 2, pada Seminar Restrukturisasi Perbankan
di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya kinerja bank, antara lain :
a. Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan
b. Dampak
likuidasi bank-bank
1 November
1997 yang
mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana
secara besar-besaran c.
Semakin turunnya permodalan bank-bank d.
Banyak bank-bank tidak mampu kewajibannya karena menurunnya nilai tukar rupiah
e. Manajemen tidak profesional
Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan
keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat
kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk
commit to user 3
mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan
akan membantu mengintepretasikan berbagai kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan
dimasa mendatang. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima
aspek penilaian yaitu CAMEL
Capital
,
Assets
,
Management
,
Earning
,
Liquidity
.
Capital
untuk rasio kecukupan modal;
Assets
untuk rasio kualitas aktiva;
Management
untuk menilai kualitas manajemen;
Earning
untuk rasio- rasio rentabilitas bank;
Liquidity
untuk rasio-rasio likuiditas bank. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi
keuangan perusahaan perbankan. Menurut Bank Indonesia, tujuan penilaian tingkat kesehatan perbankan antara lain untuk:
a. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah
pengelolaan bank dilakukan sejalan dengan azas-azas perbankan yang sehat dan sesuai ketentuan yang berlaku
b. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menetapkan arah
pembinaan dan pengembangan perbankan baik secara individual maupun secara keseluruhan
Perlu ditegaskan bahwa dalam penelitian ini tidak membahas mengenai faktor manajemen dan faktor-faktor lain yang bersifat teknis, sosial,
dan ekonomi yang mendasari kinerja perbankan karena sulitnya mencari data
commit to user 4
yang relevan mengenai hal yang diteliti. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik meneliti penggunaan rasio CAMEL untuk
menilai tingkat kesehatan perbankan dengan judul:
RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN PERBANKAN
Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007
B. PERUMUSAN MASALAH