Uji Multikolonieritas Uji Autokorelasi

60

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini digunakan uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang bertujuan untuk menentukan ketepatan model. Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : 3.8.2.1Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistribusi secara normal. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal Ghozali, 2011. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan one samplekolmogorov – smirnov test dan analisis grafik histogram dan P-P plot. Dalam uji one samplekolmogorov-sminov test vaiabel-variabel yang mempunyai asymp. Sig 2-tailed dibawah tingkat signifikan sebesar 0,05 maka diartikan bahwa variabel-variabel tersebut memiliki distribusi tidak normal dan sebaliknya Ghozali, 2011.

3.8.2.2 Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independen. Universitas Sumatera Utara 61 Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel- variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol Ghozali, 2011. Ghozali mengatakan bahwa untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut : • Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi dependen • Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. • Multikolinearitas juga dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 • Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen yang lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang tinggi sama dengan Universitas Sumatera Utara 62 VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10 dengan tingkat Kolonieritas 0.50.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menurut Ghozali 2011, uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi ini muncul karena adanya observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual sehingga muncul untuk data runtut waktu tetapi menggunakan data silang waktu crosssectiondan kemungkinan kecil terjadi autokorelasi, namun akan tetap dilakukan uji autokorelasi untuk lebih meyakinkan Ghozali, 2011. Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan uji Durbin- Watson DW test. Uji Durbin-watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelationdan mensyaratkan adanya interceptkonstanta dalam regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak ada autokorelasi r = 0 H1 : ada autokorelasi r ≠0 Universitas Sumatera Utara 63 Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, diantaranya melalui Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antara residual terdapat korelasi tab f tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak sistematis Ghozali, 2011. Tabel 3.8.2.3 Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif. Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasipositif No decision dl ≤d ≤du Tidak ada korelasinegatif. Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No Desicion 4 – du ≤d ≤4 –dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif. Tidak ditolak du d 4 - du Sumber: Imam Ghozali 2011

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

13 171 114

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

2 14 19

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

0 4 107

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

1 3 107

Pengaruh Kinerja Keuangan, Profitabilitas,dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi

0 0 14

Pengaruh Kinerja Keuangan, Profitabilitas,dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi

0 0 2

Pengaruh Kinerja Keuangan, Profitabilitas,dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi

0 0 6

Pengaruh Kinerja Keuangan, Profitabilitas,dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi

0 0 27

Pengaruh Kinerja Keuangan, Profitabilitas,dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi

0 0 5

Pengaruh Kinerja Keuangan, Profitabilitas,dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi

0 0 5