107 diamati tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus
dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan Poerwandari, 2001
D. Alat Bantu Pengambilan Data
Alat bantu pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan alat perekam. Hal ini sejalan dengan pendapat
Moleong 2002 yang menyatakan bahwa pencatatan daya slama penelitian penting sekali, karena data dasar yang akan dianalisis berdasarkan kutipan hasil
wawancara. Oleh karena itu, pencatatan data harus dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup
rumut. Oleh karena itu diperlukan instrumen atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data Moleong, 2002.
1. Pedoman Wawancara
Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara sebagai salah satu alat pengambil data. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan
tidak menyimpang dan dapat dijadikan pediman umum wawancara yang memuat isu-isu yang berkaitan dengan tema penelitian tanpa menentukan urutan
pertanyaan, karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung. Pedoman ini digunakan untuk mengingatkan, sekaligus sebagai
daftar pengecek bahwa semua aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan. Poerwandari 2001 menyatakan bahwa pedoman wawancara ini juga
sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban, sehingga memudahkan pada tahap analisis data. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan
Universitas Sumatera Utara
108 penelitian, tetapi juga berdasarkanpada brbagai teori yang berkaitan dengan
masalah yang ingin dijawab.
2. Alat Perekam tape recorder
Penelitian ini juga menggunakan alat perekam sebagai alat pengambil data agar memudahkan peneliti untuk mengingat kembali apa yang telah dikatakan
oleh subjek. Peneliti menggunakan alat perekam dengan sizin subjek. Hal ini sejalan dengan pendapat Poerwandari 2001 yang menyatakan bagwa sedapat
mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim kata demi kata, sehingga tidak bijaksana jika peneliti hanya mengandalkan ingatan.
Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulang kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi subjek kembali
apabila ada hal yang belum lengkap atau belum jelas. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan seizin subjek. Penggunaan tape recorder memungkinkan
peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang dikatakan oleh subjek, tape recorder dapat merekam nuansa suara dan bunyi, serta aspek-aspek wawancara
seperti tertawa, desahan dan sarkasme secara tajam Padgett, 1998.
E. Kredibilitas Penelitian