103
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Kualitatif
Metode penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2000 merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini juga digunakan untuk menggambarkan dan menjawab
pertanyaan seputar partisipan penelitian beserta konteksnya. Poerwandari 2007 menyatakan bahwa salah satu tujuan penting
penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti, sebagian besar aspek psikologis manusia juga
sangat sul it direduksi dalam bentuk elemen dan angka sehingga akan lebih „etis‟
dan kontekstual bila diteliti dalam setting alamiah. Artinya tidak cukup mencari “what” dan “how much”, tetapi perlu juga memahaminya “why” dan “how”
dalam konteksnya. Proses pengambilan keputusan menjadi seorang parmalim merupakan
tema yang baru dan informasi tentang tema ini masih sangat sedikit ditemui. Peneliti menganggap metode pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus
sesuai untuk dapat mengetahui bagaimana proses kognisi sosial individu yang menjadi seorang parmalim. Melalui penelitian ini, diharapkan peneliti akan dapat
melihat permasalahan
ini dengan
lebih mendalam
karena turut
Universitas Sumatera Utara
104 mempertimbangkan dinamika, perspektif, alasan, dan faktor-faktor eksternal yang
turut mempengaruhi partisipan penelitian. Punch dalam Poerwandari, 2007 menyatakan bahwa kasus dapat berupa
keputusan, kebijakan, proses, atau suatu peristiwa khusus tertentu. Beberapa tipe unit yang dapat diteliti dalam bentuk studi kasus : individu-individu, karakteristik
atau atribut dari individu-individu, aksi dan interaksi, peninggalan atau artefak perilaku, setting, serta peristiwa atau insiden tertentu.
Pendekatan studi kasus membuat peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus
khusus tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi kasus intrinsik Poerwandari 2007 menyatakan bahwa dalam tipe studi kasus intrinsik penelitian
dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus, yaitu kasus seorang individu yang memutuskan untuk menjadi seorang parmalim.
Penelitian dilakukan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsepteori ataupun tanpa ada upaya
menggeneralisasi.
B. Subjek Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian