39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Kota Tebing Tinggi
Kira-kira seratus tiga puluh enam tahun yang lalu kota Tebing Tinggi sudah didiami suku bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari arsip lama,
dimana dalam catatan tersebut dinyatakan Tebing Tinggi telah menjadi tempat pemukiman, tepatnya pada tahun 1864. Dari cerita-cerita rakyat yang dikisahkan
oleh orang tua dari sebuah bandar kajum, meninggalkan kampung halamannya yang diikuti para mangawal dan inang para pengasuhnya melalui kerajaan padang
menuju Asahan. Dalam perjalanan ini tibalah beliau disebuah desa yang pertama di kunjunginya yang bernama Tanjung Marulak yang sekarang menjadi
perkebungan PTPN III Kebun Rambutan. Setelah beberapa tahun Datuk Kajum tinggal di kampung Tanjung
Marulak, karena kelihaian Kolonialis Belanda dengan politik pecah belahnya maka timbul sengketa dengan orang-orang dari Kerajaan Raya, yang berdekatan
dengan kerajaan padang yang letaknya disebelah Selatan, yang akhirnya meluas menjadi perang saudara. Untuk mempertahankan serangan ini Datuk Bandar
Kajum berhasil mencari tempat disebuah dataran di tepi sungai padang, disini dia membangun kampung yang dipagari dengan benteng-benteng pertahanan.
Kampung itu sekarang disebut kampung Tebing Tinggi lama. Dari sinilah berkembangnya kampung itu menjadi tempat pemukiman
sabagai asal usul kota Tebing Tinggi. Pada tahun 1887, oleh pemerintah Hindia
Universitas Sumatera Utara
40 Belanda, Tebing Tinggi di tetapkan sebagai kota pemerintahan di mana pada
tahun tersebut juga dibangun perkebunan besar yang dilokasikan di sekitar kota Tebing Tinggi Hinterland. Menjelang persiapan Tebing Tinggi menjadi kota
otonom, maka untuk melaksanakan roda pemerintah pada tahun 1904 di dirikan sebuah Badan Pemerintah yang bernama Plaatseliijkke Fonds oleh Cultuur paad
Soematera Timoer. Dalam perundang-undangan yang berlaku pada di Dentralisasikan ewet yang di tetapakan pada tanggal 23 Juli 1903.
Pada tahun 1910, sebelum dilaksanakannya Zelf Bestuur Padang Kerajaan Padang, maka telah dibuat di titik
“Pole Gruth” yaitu pusat perkembangan kota sebagai jarak ukur antara Kota Tebing Tinggi dengan kota
sekitarnya. Patok Pole Gruth tersebut terletak di tengah-tengah Taman Bunga di lokasi Rumah Sakit Umum Herna. Untuk menunjang jalannya roda pemerintahan
makan diadakan kutipan-kutipan berupa Cukai Pekan, iuran penerangan dan lain- lain yang berjalan dengan baik.
Pada masa Tebing Tinggi menjadi Kota Otonoom maka untuk melaksanakan pemerintah selanjutnya dibentuk Badan Gementeraad Tebing
Tinggi, yang beranggotakan 9 orang dengan komposisinya 5 orang BangsaEropa, 3 orang Bumiputera, dan 1 orang Bangsa Timur Asing, hal ini didasarkan kepada
Akte Perjanjian Pemerintah Belanda dengan Sultan Deli, bahwa dalam lingkungan Zelfbestuur di dudukan orang asing Eropa dan disamakan di tambah dengan
orang-orang Timur Asing. Dengan adanya perbedaan golongan penduduk, dalam penguasaan tanah juga terdapat perbedaan hak yang mengaturnya, untuk
mengadakan pengutipan-pengutipan yang disebut setoran Retribusi dan pajak
Universitas Sumatera Utara
41 daerah, di angkatlah pada waktu itu Penghulu Pekan. Tugas Penghulu Pekan ini
juga termasuk menyampaikan perintah-perintah atau kewajiban-kewajiban kepada Rakyat Kota Tebing-Tinggi yang masuk daerah Zelfbestuur. Dalam
perkembangan selanjutnya Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Otonom dapat kita baca dari tulisan J.J.MENDELAAR, dalam “NOTA BERTREFENDE
DEGEMENTE TEBING TINGGI” yang dibuatnya sekitar bulan juli 1930. Dalam salah satu bab dari tulisan tersebut dinyatakan setelah beberapa tahun
dalam keadaan vakum mengenai perluasan pelaksanaan Desentralisasi, maka pada tanggal 1juli 1917 berdasarkan Desentralisiewet berdirilah Gementee Tebing
Tinggi dengan Stelings Ordanitie Van Statblaad 1917 yang berlaku 1 juli 1917.
Jadi tanggal 1 juli inilah merupakan hari jadi Kota Tebing Tinggi. 4.1.2 Kondisi Geografis dan Iklim
Kota Tebing Tinggi adalah salah satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yang berjarak sekitar 78 kilometer dari Kota Medan. Kota Tebing
Tinggi terletak pada 3 19’00” – 3
21’00” Lintang Utara dan 98 11’ - 98
21’ Buju Timur. Kota Tebing Tinggi berada dibagian tengah Kecamatan Tebing
Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai yang dibatasi oleh PTPN III Rambutan di Sebelah Utara, PT Socfindo Kebun Tanah Besih disebelah Timur, PTPN III
Kebun Pabutan disebelah Selatan, dan PTPN III Kebung Gunung Pamela Bandar Bejambu disebelah Barat.
Hingga desember 2011, Kota Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kcamatan dan 35 kelurahan dengan luas wilayah 38,438 km
2
. Kecamatan Padang Hilir merupakan kecamatan yang terluas dengan luas 11.441 km
2
. Atau 29,76 persen
Universitas Sumatera Utara
42 dari luas Kota Tebing Tinggi. Sebagian besar 50,86 persen lahan Kota Tebing
Tinggi digunakan sebagai lahan pertanian. Secara administratif Padangsidimpuan berbatasan oleh :
Sebelah Utara : PTPN III Kebun Rambutan , Kabupaten Serdang
Bedagai. Sebelah Selatan : PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang,
Kabupaten Serdang Bedagai. Sebelah Barat
: PTPN III Kebun Gunung Pamela, Kebupaten Serdang Bedagai.
Sebelah Timur : PT Socfindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai.
Dengan luas Wilayah Kota Tebing Tinggi 38,438 Km
2
. Kota Tebing Tinggi terdiri dari lima 5 wilayah kecamatan, tiga puluh lima 35
kelurahandesa. Yaitu :
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 4.1 : Jumlah Kelurahan dan Desa di Kota Tebing Tinggi
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
No. Kecamatan
Kelurahan Desa Keterangan
1. Bejenis
1. Kel. Berohol
2. Kel. Bulian
3. Kel. Pinang Mancung
4. Kel. Teluk Karang
5. Kel. Bandar Sakti
6. Kel. Durian
7. Kel. Pelita
7 kelurahan desa
2. Padang Hilir
1. Kel. Tambangan
2. Kel. Tebing Tinggi
3. Kel. Bagelen
4. Kel. Damar Sari
5. Kel. Deblod Sundoro
6. Kel. Satria
7. Kel. Tambangan hulu
7 kelurahan desa
3. Padang Hulu
1. Kel. Lubuk Baru
2. Kel. Pabatu
3. Kel. Lubuk Raya
4. Kel. Padang Merbau
5. Kel. Persiakan
6. Kel. Tualang
7. Kel. Bandarsono
7 kelurahan desa
4. Rambutan
1. Kel. Karya Jaya
2. Kel. Lalang
3. Kel. Rantau Laban
4. Kel. Mekar Sentosa
5. Kel. Sri Padang
6. Kel. Tanjung Marulak
7. Kel. Tanjung Marulak
Hilir 7 kelurahan desa
5. Tebing
Tinggi Kota
1. Kel. Bandar Utama
2. Kel. Badak Bejuang
3. Kel. Mandailing
4. Kel. Pasar Baru
5. Kel. Pasar Gambir
6. Kel.Tebing
Tinggi Lama
7. Kel. Rambung
7 kelurahan desa
Universitas Sumatera Utara
44 Kota Tebing Tinggi beriklim tropis dengan ketinggian 26-34 m di atas
permukaan laut, maka temperatur udara dikota ini cukup panas yang berkisar antara 25
o
C-27
o
C. Sebagian besar wilayah kota Kota Tebing Tinggi digunakan sebagian pemukiman yaitu sebesar 41,83, kemudian untuk lahan pertanian
sebesar 40,91, perhubungan 4,74 dan selebihnya digunakan untuk sarana sosial budaya, industri, dan lain-lainya. Didaerah ini dilintasi oleh aliran sungai
besar dan kecil sebanyak 4 empat buah, yaitu sungai padang, sungai bahilang, sungai kalembah, dan sungai sibarau. Sungai yang paling besar melintasi daerah
ini adalah sungai padang dengan panjang aliran ± 1.500 m dan lebar ± 15 m.
4.1.3 Kondisi Demografi