Kerangka Berpikir 1. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang Diajar dengan

commit to user dengan Kemampuan Apresiasi Puisi. Simpulan penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kemampuan memahami bahasa figuratif dengan kemampuan apresiasi puisi, ada hubungan positif antara motivasi belajar puisi dengan kemampuan apresiasi puisi, dan ada hubungan positif antara kemampuan memahami bahasa figuratif dan motivasi belajar puisi secara bersama-sama dengan kemampuan apresiasi puisi. Persamaan dengan penelitian penulis adalah sama-sama menggunakan bahasa figuratif sebagai variabel bebasnya. Perbedaannya Daryati menggunakan motivasi belajar puisi sebagai variabel bebas pertamanya dan pembelajaran apresiasi puisi sebagai variabel terikat, sedangkan penulis variabel bebas pertamanya menggunakan media lagu dan pembelajaran menulis puisi sebagai variabel terikatnya. Selain itu penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasi.

C. Kerangka Berpikir 1. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang Diajar dengan

Media Lagu dan Siswa yang Diajar dengan Media Gambar. Pembelajaran menulis puisi saat ini cenderung rendah dari segi kualitas. Berbagai faktor kendala selalu melingkupi kegiatan pembelajaran ini. Salah satunya adalah kurangnya variasi media. Pada umumnya guru tidak menggunakan media pada proses pembelajaran menulis puisi. Pada pembelajaran menulis puisi siswa hanya diperkenalkan dengan berbagai unsur pembangun puisi. Biasanya apabila guru menggunakan media, guru menggunakan media gambar diam yang ditempel di papan tulis, selanjutnya siswa disuruh menulis puisi dari gambar yang ditempel. Siswa langsung menulis tanpa ada bantuan untuk mencari kata-kata untuk menyusun sebuah puisi. Salah satu media yang dapat diterapkan di dalam membelajarkan menulis puisi adalah media lagu. Media ini dapat digunakan untuk menulis puisi karena mempermudah siswa untuk menulis karena di sebuah lagu yang diperdengarkan oleh guru sudah terdapat kata-kata penyusun larik lagu tersebut, sehingga siswa lebih mudah untuk menulis puisi. commit to user Berdasarkan kajian teori, dapat ditarik simpulan bahwa siswa yang diajar dengan media lagu memiliki kemampuan menulis puisi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan media gambar. 2. Perbedaan Kemampuan Menulis Puisi antara Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Tinggi dan Siswa yang Memiliki Pemahaman Bahasa Figuratif Rendah. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran menulis puisi adalah pemahaman bahasa figuratif siswa. Kemampuan ini selalu melekat pada diri siswa. Pemahaman bahasa figuratif adalah pemahaman terhadap bahasa kias yang ada di dalam puisi. Pemahaman bahasa figuratif ini akan berpengaruh terhadap upaya siswa di dalam menuangkan kata-kata untuk menulis sebuah puisi. Pemahaman bahasa figuratif menjadi modal seseorang untuk dapat menulis sebuah puisi. Hal ini didasarkan bahwa kedua hal tersebut saling terkait dan memiliki hubungan berbanding lurus. Jika siswa memiliki pemahaman bahasa figuratif yang tinggi, dapat diasumsikan bahwa ia akan memiliki kemampuan menulis puisi yang baik pula. Sebaliknya, siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif rendah tentu kemampuan menulis puisinya juga rendah. 3. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Penguasaan Bahasa Figuratif terhadap Kemampuan Mengapresiasi Puisi. Kemampuan menulis puisi siswa dipengaruhi oleh media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif. Pada kelompok eksperimen, proses pembelajaran puisi diberi perlakuan dengan media pembelajaran lagu. Di dalam kelas ini terdapat dua kelompok siswa, yaitu siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi dan rendah. Siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi akan memiliki kemampuan menulis puisi yang tinggi pula. Demikian sebaliknya, siswa dengan pemahaman bahasa figuratif rendah tentu akan memiliki kemampuan menulis puisi yang rendah. commit to user Selanjutnya pada kelas kontrol, yaitu kelas yang menggunakan media pembelajaran lagu, juga terdapat dua kelompok. Siswa yang memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi, kemampuan menulis akan tinggi. Selanjutnya, pada siswa yang mempunyai pemahaman bahasa figuratif rendah akan memiliki kemampuan menulis puisi yang rendah pula. Simpulan kerangka berpikir ini adalah terdapat interaksi antara media pembelajaran dan pemahaman bahasa figuratif terhadap kemampuan menulis puisi. Kelas dengan perlakuan media lagu dan siswa memiliki pemahaman bahasa figuratif tinggi, memiliki kemampuan menulis puisi paling tinggi.

D. Hipotesis Penelitian