Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

commit to user 34 tren positif dalam jangka panjang menggambarkan bahwa investasi yang dijalankan berdampak positif pada pertumbuhan perusahaan sedangkan negatif menunjukkan penurunan pertumbuhan. IOS mencerminkan bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan di masa depan akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. IOS perusahaan yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai dividen kas Hartono dalam Budiarsi, 2000.

E. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun ratio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal adalah dengan melakukan transformasi data. Dalam pengujian normalitas akan dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 atau 0,05. Uji normalitas digunakan untuk commit to user 35 mengetahui apakah populasi berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov Ghozali, 2005. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas Dwi Priyatno, 2008. Adanya multikolinearitas menyebabkan standard error cenderung semakin besar dengan meningkatnya tingkat korelasi antar variabel dan standard error menjadi sangat sensitif terhadap perubahaan data. Pada umumnya multikoleniaritas dapat diketahui dari nilai Variance Inflation Factor VIF atau tolerance value nilai toleransi. Batas nilai toleransi adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila hasil analisis menunjukkan nilai VIF dibawah nilai 10 dan nilai toleransi diatas nilai 0,10 maka tidak terjadi multikoleniaritas sehingga model reliable sebagai dasar analisis. Sedangkan variabel yang dapat menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai toleransi yang lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar dari 10 Merdiana, 2009 c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan commit to user 36 kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika ada korelasi maka terjadi problem autokorelasi. Masalah ini muncul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu Ghozali, 2005. Untuk mengetahui adanya autokorelasi yaitu dengan Durbin Waston DW, dengan kriteria menurut Santoso 2002: 1 Apabila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4 – dU atau dU 4-dU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti bahwa tidak ada autokorelasi; 2 Apabila nilai DW lebih kecil daripada dL, koerfisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif; 3 Apabila nilai DW lebih besar daripada 4-dL atau DW 4-dL, koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, maka ada autokorelasi negatif. Jika model mengalami autokorelasi, perbaikan model dapat dilakukan dengan transformasi data baik dengan logaritma maupun logaritma natural. d. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas Ghozali, 2005. Gujarati 2003 menyatakan bahwa terdapat beberapa metode yang commit to user 37 digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas seperti metode grafik, park, glejser, rank spearman dan Barlett. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas dalam persamaan regresi digunakan metode glejser. Dengan metode ini yang harus dilakukan adalah melakukan regresi sederhana antara nilai absolute residuals e t dan tiap-tiap variabel independen. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansinya yaitu 0,05 dan apabila nilai t hitung t tabel maka tidak ada masalah heteroskedastisitas pada model. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik regresi linier berganda Multiple Regression Analysis dengan menggunakan program aplikasi SPSS Statistical Product and Service Solutions 15 for Windows. Untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksikan nilai dari variabel dependen apabila nilai independen mengalami kenaikan atau penurunan dilakukan uji parsial t test dan uji statistik F-test dengan tingkat signifikansi á 5 atau á = 0,05 Dwi Priyatno, 2008. Sedangkan untuk menentukan variabel independen yang paling mempengaruhi variabel dependen dalam suatu model regresi linier berganda digunakan nilai koefisien beta. Nilai koefisien beta yang paling besar menunjukkan variabel independen yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen. commit to user 38 Dalam penelitian ini, persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + c3x3 + e Di mana : Y = Dividen Kas DPR a = Intercept Konstanta x1 = Profitabilitas ROE x2 = Likuiditas QR x3 = Investment Opportunity Set IOSMVEBVE Ghozali 2005 membuktikan hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji T. Pengujian dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS. Adapun kegunaan dari masing-masing pengujian adalah sebagai berikut: a Uji Simultan F Hitung F hitung bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh semua variabel independen yang terdapat didalam model secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini, uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, dan IOSMVEBVE secara bersama-sama terhadap dividen kas. b Uji Parsial T Hitung T hitung bertujuan untuk menguji secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tin gkat keyakinan 95 α = 5. Uji ini dilakukan sekaligus untuk melihat koefisien regresi secara individual commit to user 39 variabel penelitian. Koefisien regresi yang paling tinggi merupakan koefisien dominan yang mempengaruhi variabel penelitian. c Determinasi R 2 Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R 2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variable independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R 2 sama dengan 1, maka presentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan 100 variasi variable dependen Dwi Priyatno, 2008. commit to user 40

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN