Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

23

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul adalah menganalisis data tersebut atau disebut dengan tahap analisis data. Pada tahapan analisis data digunakan metode agih dengan teknikdasar berupa teknik bagi unsur langsung, dan teknik lanjutan berupa teknik lesap,teknik gantiSudaryanto, 1993:55.Pada metode agih peneliti menggunakan instuisi untuk membagi satuan lingual.Contohnya , terlihat pada kalimat berikut: 1 [Nunga mangan] ibana. ↓ ↓ ↓ Sudah makan dia ‘dia [sudah makan]’ 2 [Mangaloppa gadong] anggiku. ↓ ↓ ↓ Memasak ubi adikku ‘adikku [memasak ubi]’ Kemudian, teknik bagi unsur langsung tersebut akan dilanjutkan dengan teknik lesap. Teknik ini digunakan untuk melesapkan unsur tertentu agar diketahui kadar keintian unsur yang dilesapkan. Misalnya, pada frasa nunga mangan ‘sudah makan’, unsur inti adalah mangan ‘makan’.Jika unsur ini dilesapkan menjadi mangan ‘makan’ bentuknya menjadi tidak gramatikal. Namun, bila yang dilesapkan adalah nunga ‘sudah’, maka kata mangan ‘makan’ masih gramatikal karena kata mangan ‘makan’ adalah inti dari unsur tersebut. Demikian halnya dengan frasa verba mangaloppa gadong anggiku ‘memasak ubi adikku’. Apabila Universitas Sumatera Utara 24 inti leksikal mangaloppa ‘memasak’ dihilangkan maka kalimat tersebut tidak gramatikal. Selanjutnya, peneliti menggunakan teknik ganti, yaitu teknik mengganti satuan lingual yang menjadi pokok perhatian peneliti dengan satuan lingual pengganti misalnya, mangaloppa gadong ‘memasak ubi’.Mangaloppa pada frasa mangaloppa gadong merupakan verba. Verbamangaloppa‘memasak’ diganti dengan mangallang ‘memakan’ menjadi mangallang gadong‘memakan ubi’ maka bentuk yang dihasilkan masih berterima atau gramatikal.

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah data dianalisis, maka data disajikan dengan metode formal dan informal.Metode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang- lambangSudaryanto, 1993:145.Penyajian Frasa Verba BBT secara formal diperlihatkan dengan menggunakan diagram pohonskemayang merupakan salah satu ciri sintaksis generatif yang dikembangkan Chomsky. Penyajian Frasa Verba BBT secara infrormal adalah menjelaskan dengan kata-kata biasa. Hal ini dilakukan untuk memudahkan memahami diagram pohon, terutama untuk masyarakat awam yang belum mengenal Teori X-bar. Penyajian formal dan informal frasa verba BBT dengan teori X-bar akan terlihat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 25 FV →V FV V’ V Mangan ‘makan’ Frasa verba dapat langsung menurunkan inti leksikal tanpa pewatas. FV →Spec + Ket + Inti FV Spec V” Asp V’ V Sude nunga mangan ‘semua sudah makan’ Specifier yang berkombinasi dengan inti leksikal akan langsung membentuk Frasa Verba atau Bar tertinggi dan keterangan yang berkombinasi dengan V’ V-bar membentuk V’ lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara 26

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Perilaku Fungsi Gramatikal Frasa Verba Bahasa Batak Toba

Pembicaraan mengenai struktur frasa verba dalam Bahasa Batak Toba, berhubungan dengan tiga fungsi gramatikal, yaitu komplemen komp, keterangan ket, dan specifier spec. Komplemen adalah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh V-bar V’ dan kehadiran komplemen pada posisi itu merupakan realisasi dari kategori leksikal, secara skematis keterangan ket juga terletak di bawah V-bar tetapi tatarannya berbeda, komplemen didominasi oleh V- bar pertama sementara keterangan didominasi X-bar kedua. Dalam struktur frasa verba komplemen merupakan argumen wajib inti, sedangkan keterangan adalah argumen optional dan specifier spec merupakan sebuah argumen yang di bawahi langsung oleh V-bar ganda FV.

4.1.1 Perilaku Komplemen Komp

Komplemen adalah sesuatu yang melengkapi atau menyempurnakan; kata atau frasa yang secara gramatikal melengkapi kata atau frasa lain KBBI, 2000. Komplemen adalah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh V- bar V’ dan berfungsi merealisasikan inti leksikal. Dalam Bahasa Batak Toba, komplemen sangat berperan membentuk frasa verba Bahasa Batak Toba. Komplemen dalam Bahasa Batak Toba terletak di kanan atau setelah inti leksikal.Kehadiran komplemen dalam frasa verba Bahasa Batak Toba tersebut bersifat wajib.Artinya, apabila komplemen tidak hadir, maka struktur yang terbentuk menjadi tidak gramatikal.Ini mengindikasikan bahwa komplemen Universitas Sumatera Utara