Posisi Keterangan Dapat di Awal dan di Akhir Frasa Verba Keterangan Tidak Terbatas

36 21. Holan ibana ↓ ↓ Hanya dia ‘Dia hanya’ 22. Naeng oma ↓ ↓ Akan ibu ‘Ibu akan’ Pada contoh di atas terlihat bahwa apabila inti leksikalnya yang dilesapkan, maka frasa verba yang terbentuk tidak gramatikal karena keterangan tidak dapat berdiri sendiri.

2. Posisi Keterangan Dapat di Awal dan di Akhir Frasa Verba

Posisi keterangan dapat di awal dan di akhir frasa verba atau inti leksikal.Berikut terlihat pada contoh di bawah ini. 23. [lalap murhing] bohina ↓ ↓ ↓ Selalu cemberut wajahnya ‘Selalu cemberut wajahnya’ 24. [ditadingkon raphon oppungna] si Asina ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Ditinggalkan bersama neneknya si Asina ‘Ditinggalkan bersama neneknya si Asina’ Pada contoh 23 dan 24 frasa verba inti leksikal dari frasa verba lalap murhingbohina ‘ selalu cemberut wajahnya’, dan ditadingkon raphon oppungna si Universitas Sumatera Utara 37 Asina ‘ditinggalkan bersama neneknya si Asina’, masing-masing adalah murhing ‘cemberut’, dan ditadingkon ‘ditinggalkan’. Aspek lalap ‘selalu’ dan raphon oppungna‘bersama neneknya’ berperan sebagai keterangan.Aspek tersebut hadir di awal inti frasa verba Bahasa Batak Toba. Jika letak keterangan pada 23 dan 24 dipindahkan di depan inti leksikal, struktur yang dihasilkan tetap gramatikal seperti pada kalimat di bawah 23.a dan 24.a ini. Contoh: 23. a [murhing lalap] bohina ↓ ↓ ↓ Cemberut selalu wajahnya ‘Cemberut selalu wajahnya’ 24. a [raphon oppungna ditadingkon] si Asina ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Bersama neneknya ditinggalkan si Asina ‘Bersama neneknya ditinggalkan si Asina’ Dari contoh di atas, terlihat jelas bahwa posisi keterangan bisa di awal dan di akhir frasa verba, serta struktur yang dihasilkan masih tetap gramatikal.

3. Keterangan Tidak Terbatas

Keterangan pada struktur frasa verba Bahasa Batak Toba tidak terbatas, yaitu dapat berupa, Fadj, FP, FN dan Asp.Perilaku keterangan dalam membentuk frasa verba Bahasa Batak Toba dapat dilihat pada contoh berikut ini. 25. [mardalan nanget-nanget] oppung ↓ ↓ ↓ Berjalan pelan-pelan nenek Universitas Sumatera Utara 38 ‘Nenek berjalan pelan-pelan’ 26. [ro tu jabuna] bidan ↓ ↓ ↓ ↓ Datang ke rumahnya bidan ‘Bidan datang ke rumahnya’ 27. [marungut-ungut sambing] namboru ↓ ↓ ↓ Menggerutu saja bibi ‘Menggerutu saja bibi’ 28. [ditadingkon raphon oppungna] si Asina ↓ ↓ ↓ ↓ ↓ Ditinggalkan bersama neneknya si Asina ‘Si Asina ditinggalkan bersama neneknya’ Dalam frasa verba di atas, frasa adjektiva nanget-nanget ‘pelan-pelan’, dan frase preposisi tu jabuna ‘ke rumahnya’, hadir setelah inti leksikal mardalan ‘berjalan’, dan ro ‘datang’. Kemudian, keterangan sambing ‘saja’ dan frasa nomina raphon oppungna ‘bersama neneknya’ juga hadir di sebelah kanan inti leksikal marungut-ungut ‘menggerutu’, dan ditadingkon ‘ditinggalkan’. Kehadiran frasa adjektiva nanget-nanget ‘pelan-pelan’, frasa preposisi tu jabuna ‘ke rumahnya’,keterangan sambing ‘saja’ dan frasa nomina raphon oppungna ‘bersama neneknya’ dalam frasa verba Bahasa Batak Toba berfungsi sebagai keterangan. Walaupun kata sambing ‘saja’ tersebut hadir sebelum inti Universitas Sumatera Utara 39 leksikal.Artinya, struktur frasa verba Bahasa Batak Toba tetap gramatikal tanpa kehadiran FN, FP, FAdj, dan Aspek tersebut di akhir inti leksikal. Contoh struktur frasa verba 25 s.d. 28 di atas terlihat sebagai berikut jika digambarkan dalam skema pohon X-bar. 25 FV 27 FV V” V” V’ FA V’ Aspek V V Mardalan nanget-nanget marungut-ungut sambing ‘Berjalan pelan-pelan’ ‘Menggerutu saja’ Universitas Sumatera Utara 40 26 FV 28 FV V” V” V’ FN V’ FP V V Ditadingkon raphon oppungna Ro tujabuna ‘Ditinggalkan bersama neneknya’ ‘Datang ke rumahnya’ Dari contoh-contoh di atas daat dilihat bahwa frasa verba bahasa Batak Toba dapat dibentuk oleh inti leksikal ditambah frasa preposisi, frasa nomina, frasa adjektiva, dan aspek yang berperan sebagai keterangan yang mana keterangan tersebut dapat hadir di awal dan di akhir leksikal.

4.1.3 Perilaku Specifier spec