Landasan Teori .1 Teori X-bar
10
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori X-bar
Setiap penelitian pasti membutuhkan landasan teori sebagai kerangka dasar. Landasan teori yang digunakan adalah sesuatu yang berkaitan dan
diharapkan mampu menjadi acuan semua pembahasan masalah dalam penelitian yang dilakukan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori X-bar.
Dalam teori X-bar, semua frasa memiliki sebuah inti leksikal. Inti adalah sebuah simpul akhir yang mendominasi kata atau proyeksi leksikal dari sebuah
kategori kata Napoli, 1996 dalam Mulyadi, 2008:23. Maksudnya, inti dari frasa nomina FN ialah nomina, inti dari frasa Adjektiva FA ialah adjektiva, inti dari
frasa verba FV ialah Verba, dan begitu pula seterusnya. Dalam hierarki X-bar, inti terletak satu level lebih rendah daripada konstituen yang menjadi inti tersebut.
Jadi, dalam hirearki X-bar, Verba sebagai inti dari Frasa Verba terletak satu level
lebih rendah dari frasanya.
Misalnya, Mr. Jhont [return] ‘Tuan Jhont kembali’ FV
V”
V’
V
Return ‘kembali’
Universitas Sumatera Utara
11 Kata return ‘kembali’ merupakan inti verba atau kategori leksikal dari kategori
frasa verba di atas. Dalam Haegeman, 1992:08 dijelaskan bahwa hubungan antara kategori
leksikal dan ketegori frasa dapat digambarkan dalam dua tataran proyeksi, yaitu proyeksi X kategori Bar dan proyeksi maksimal X kategori Bar tertinggi.
Diantara kedua kategori tersebut terdapat proyeksi menengah intermediate projection. Proyeksi menengah proyeksi antara tersebut lebih besar daripada
kategori leksikal, tetapi lebih kecil daripada kategori frasa. Artinya, antara kategori leksikal [V] dan kategori frasa [FV] terdapat [V’] sebagai penengah atau
perantara keduanya. Kategori inilah yang menjadi dasar munculnya teori X-bar. Frasa verba terbentuk oleh tiga fungsi gramatikal, yakni komplemen,
keterangan, dan specifier. Komplemen komp. adalah sebuah argumen internal yang posisinya dibawahi langsung oleh X-bar pertama kategori leksikal
Haegeman, 1992:09. Contoh: Mr. Jhont [read the megazine]
→ FV ↓ ↓ ↓ ↓
‘Tuan Jhont membaca koran’ V”
V’
V N
Read the megazine ‘membaca’ ‘koran’
Universitas Sumatera Utara
12 Frasa verba diatas terdiri dari inti frasa read ‘membaca’ ditambahkan
nomina the megazine ‘koran’ yang berperilaku sebagai komplemen. Keterangan ket. adalah konstituen opsional dan dapat berulang atau
bersifat pariferal pilihan yang dibawahi langsung oleh X-bar, tetapi posisinya setingkat diatas komplemen Haegeman, 1992:09.
Contoh: a. Mr. Jhont [read the megazine in the office]. ‘Tuan Jhont membaca koran di kantor’
b. Mr. Jhont [read the megazine in this morning]. ‘Tuan Jhont membaca koran pagi ini’
Frasa verba diatas terdiri atas inti frasa read”membaca” ditambahkan nomina the megazine ‘koran’ sebagai keterangan, serta frasa preposisi in the office
’dikantor’ dan frasa nomina this morning ‘pagi ini’. Frasa preposisi dan frasa nomina tersebut berperilaku sebagai keterangan.
FV
V”
V’ FP
V N
Read the megazine in the office
Read the megazine in this morning ‘membaca koran di kantor’
‘membaca koran pagi ini’
Universitas Sumatera Utara
13 Specifier spec adalah sebuah argumen yang sifatnya eskternal dan
posisinya setingkat di atas keterangan, yakni langsung dibawahi oleh X-bar ganda atau frasa X FX. Specifier berkategori penjumlah dan penunjuk iniitu
haegeman, 1992:10. Contoh: [All read the megazine in the office]
‘Semua membaca koran di kantor’
FV
Spec V”
V’ FP
V FN
All read the megazine in the office ‘Semua membaca koran di kantor’
Frasa verba diatas terdiri atas inti frasa read ‘membaca’ ditambah frasa nomina the megazine ‘koran’ sebagai komplemen, frasa preposisi in the office ‘ di
kantor’ sebagai keterangan, dan penjumlah all ‘semua’ yang bertindak sebagai specifier.
Universitas Sumatera Utara
14 Hubungan hierarkis dari struktur frasa tersebut dapat digambarkan
dibawah ini: V” FV
.... V’ .....
..... V ..... Apabila skema itu dilengkapi dengan komplemen, keterangan, dan
specifier, maka strukturnya akan menjadi skema berikut: V”=Spec : V’
V’=V’ : Ket. V’= V : Komp.
Jadi, sebuah komplemen berkombinasi dengan V untuk membentuk V’, keterangan berkombinasi dengan V’ untuk membentuk V’ yang lebih tinggi
sehingga sebuah proyeksi dapat memuat beberapa simpul V’, dan specifier berkombinasi dengan V’ tertinggi untuk membentuk V” atau proyeksi maksimal
dari verba Haegeman, 1992: 11. Selanjutnya dalam teori X-bar, frasa adalah suatu konstruksi yang
dibentuk dengan atau tanpa atribut sebagai pendamping dan memiliki inti leksikal Radford dalam Asmira, 2010. Artinya, sebuah leksikal dari suatu kategori kata
seperti verba, nomina, adjektiva, dan preposisi yang belum diubah atau dilekatkan dengan kata lain, yaitu elemen-elemen yang menjadi pewatasnya, maka
kedudukannya akan sama dengan kategori frasanya apabila didistribusikan.
Contohnya: a. Mr. Jhont [meeting] ‘Tuan Jhont rapat’
Universitas Sumatera Utara
15 b.Mr. Jhont [will meet]
‘Tuan Jhont akan Rapat’ Verba [meeting] ‘rapat’ pada contoh di atas sama distribusinya dengan
frasa verba FV [will meeting] ‘akan rapat’. Status kedua kategori ini sama. Kesimpulannya, sebuah frasa verba dapat dibatasi sebagai sebuah frasa yang
memuat inti verba dengan atau tanpa elemen-elemen lain sebagai pewatasnya.