KARAKTERISTIK CRUDE GLISEROL Pemurnian Gliserol Dengan Metode Asidifikasi Asam Klorida dan Ekstraksi Dengan Pelarut Kloroform

23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KARAKTERISTIK CRUDE GLISEROL

Pada pemurnian gliserol ini, digunakan crude gliserol yang merupakan limbah pabrik biodiesel yang berasal dari Dumai, yang terlebih dahulu dianalisa kandungan yang terdapat di dalamnya. Analisa kandungan yang terdapat di dalam crude gliserol, yaitu dengan menggunakan Kromatograf Gas. Sedangkan densitas, kadar air, kadar abu dan MONG didapat dengan melakukan pengujian. Sifat fisika dari crude gliserol yand digunakan dan sifat fisika Gliserol Standard yang ditetapkan berdasarkan BS 2621 : 1979 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1. Sifat Fisika Crude Gliserol Sifat Fisika Crude Gliserol Gliserol Standard BS 2621 : 1979 [3] Kandungan: 1. Gliserol 2. Metil ester 74,7161 16,83 80 - Densitas 1,2 grcm 3 1,2671 gr cm 3 Kadar abu 12 10 Kadar air 1,98 10 MONG 11,3099 2,5 Crude gliserol hasil samping pembuatan biodiesel mengandung metanol, air, garam, asam lemak bebas, sabun, metil ester dan juga material non organik pada gliserol seperti gliserida, biasanya disebut dengan MONG [17]. Dari hasil analisa didapatkan bahwa kadar gliserol belum memenuhi standard yang telah ditetapkan. Metil ester yang masih terkandung di dalamnya juga perlu dihilangkan. Kadar abu dalam sampel tinggi, disebabkan terikutnya basa yang digunakan sebagai katalis dalam pembuatan biodiesel ke dalam lapisan gliserol. Maka perlu dilakukan penambahan asam untuk penetralan katalis. Selain bahan anorganik dan gliserol, terdapat pula material organik yang disebut dengan MONG Material Organic Non Glycerol. Kandungan MONG meliputi asam lemak, metanol, metil ester pada proses produksi biodiesel [32]. Densitas crude gliserol juga didapatkan lebih rendah daripada densitas gliserol murni. Ini Universitas Sumatera Utara 24 disebabkan karena masih adanya impuritis yang terkandung di dalam crude gliserol, terutama metil ester. Densitas metil ester diketahui lebih rendah daripada densitas gliserol yaitu 0,875-0,879 gr cm 3 [33] sedangkan gliserol murni memiliki densitas 1,267 gr cm 3 , maka menyebabkan densitas crude gliserol pun lebih kecil daripada densitas gliserol murni. Pada saat pemisahan lapisan biodiesel dan gliserol, impuritis tersebut sangat mempengaruhi kemurnian dari fasa gliserol tersebut [3]. Maka berbagai senyawa impuritis itu perlu dihilangkan untuk mendapatkan gliserol dengan densitas serta kadar yang memenuhi standard gliserol murni.

4.2 PEMURNIAN GLISEROL