ASIDIFIKASI Pemurnian Gliserol Dengan Metode Asidifikasi Asam Klorida dan Ekstraksi Dengan Pelarut Kloroform

10 dalam skala besar Activated carbon  Mereduksi warna  Tidak efisien untuk menghilangkan impuritis lain Perlakuan kimia  Digunakan sebagai perlakuan awal netralisasi  Memproduksi produk samping dengan kualitas tinggi asam lemak  Menghilangkan sabun  Pengulangan asidifikasi menghasilkan yield gliserol yang rendah  Memiliki prospek yang baik untuk produksi gliserol berkualitas tinggi Gliserol memiliki parameter standard yang harus dipenuhi. Berikut adalah parameter standard gliserol yang dikeluarkan oleh British Standard. Tabel 2.4. Parameter Standard Gliserol [3] Parameter BS 2621 : 1979 Kadar gliserol wt 80 Kadar abu wt 10 Kadar air wt 10 Senyawa organik non gliserol wt 2,5 1,3-propanadiol wt 0,5

2.3 ASIDIFIKASI

Gliserol ditambahkan asam untuk menetralkan katalis basa yang digunakan dan memecah sabun yang terbentuk menjadi asam lemak bebas dan garam [26]. Garam-garam ini memiliki kelarutan yang sangat sedikit dalam gliserol , maka garam-garam yang terbentuk ini nantinya akan mengendap di bagian dasar. Reaksi netralisasi dengan penambahan asam ini merupakan reaksi eksoterm dimana reaksi mengeluarkan panas sehingga penambahan asam harus dilakukan secara perlahan dan juga dengan pengadukan agar panas yang dihasilkan tidak terjadi secara mendadak [29]. Saat asam ditambahkan ke dalam gliserol, maka akan terbentuk tiga lapisan, dimana pada lapisan atas merupakan lapisan yang mengandung asam lemak bebas, lapisan berikutnya adalah lapisan yang kaya akan gliserol, dan lapisan bawah merupakan garam-garam inorganik yang mengendap [16]. Ini disebabkan, penambahan asam menyebabkan terjadinya reaksi netralisasi basa dan juga pemecahan sabun. Universitas Sumatera Utara 11 Berikut merupakan reaksi yang terjadi pada saat penambahan asam. Pada gambar 2.3 reaksi netralisasi basa kalium dan gambar 2.4 merupakan reaksi pemecahan sabun 2KOH + H 2 SO 4  K 2 SO 4 + 2H 2 O KOH + HNO 3  KNO 3 + H 2 O KOH + H 3 PO 4  KH 2 PO 4 + H 2 O 2KOH + H 3 PO 4  K 2 HPO 4 + H 2 O 3KOH + H 3 PO 4  K 3 PO 4 + 3H 2 O Gambar 2.3. Reaksi Netralisasi Basa Kalium [30] 2R-COOK + H 2 SO 4  K 2 SO 4 + 2R-COOH R-COOK + HNO 3  KNO 3 + R-COOH R-COOK + H 3 PO 4  KH 2 PO 4 + R-COOH 2R-COOK + H 3 PO 4  K 2 HPO 4 + 2R-COOH 3R-COOK + H 3 PO 4  K 3 PO 4 + 3R-COOH Gambar 2.4. Reaksi Pemecahan Sabun [30] Sesuai dengan reaksi diatas, dapat dilihat bahwa reaksi netralisasi menghasilkan garam-garam mineral, air, dan asam lemak bebas. Ini yang menyebakan terbentuk tiga lapisan, dimana air lebih mudah larut dalam gliserol, asam lemak bebas terpisah dari gliserol dan berada pada lapisan paling atas dan garam-garam mineral mengendap di dasar lapisan [29]. Kongjao, et al., 2010 melaporkan bahwa pH dalam tahapan asidifikasi sangat berpengaruh terhadap kemurnian gliserol yang dihasilkan dimana di bawah pengaruh asam kuat, semakin banyak asam lemak bebas yang terpisah [16] Tianfeng, et al., 2013 telah melaporkan pengaruh pH, lama reaksi serta temperatur asidifikasi terhadap yield gliserol yang dihasilkan pada pemurnian gliserol. Dimana rentang suhu 40 o C - 70 o C merupakan suhu terjadi peningkatan yield secara signifikan dan lebih dari 70 o C terjadi penurunan yield. Lama reaksi aidifikasi dengan rentang 40-60 menit merupakan rentang waktu dimana terjadi Universitas Sumatera Utara 12 peningkatan terhadap yield dan lama reaksi melebihi 60 menit tidak terjadi perubahan yang signifikan [19].

2.4 PENGARUH PELARUT