pertemuan antar organisasi keagamaan, sehingga mereka tidak memencilkan diri atau merasa dipencilkan dari pergaulan antar sesama umat beragama. Harus
diakui, selama ini tidak mudah mengajak dan menghadirkan mereka dalam pertemuan seperti itu mereka mengemukakan macam-macam alasan untuk
menolak. Kita ingatkan mereka bahwa kehadiran mereka justru untuk kebaikan mereka, untuk menepis atau mengurangi prasangka dan penilaian negatif atas
mereka.
Keenam, kita mengingatkan mereka agar tidak melakukan kegiatan yang bisa mengundang reaksi atau tuduhan bahwa mereka menimbulkan gangguan atau
keresahan. Kalau mereka berkunjung ke rumah kita atau warga Gereja kita, kita ingatkan agar mereka tidak memberkesan membujuk ataupun memaksa, karena
datang berkali-kali. Kita ingatkan juga agar mereka tidak menyampaikan ajaran SSY sambil menyalahkan ajaran gereja atau agama lain. Mengenai Trinitas,
misalnya SSY boleh saja menyatakan bahwa mereka tidak menganut ajaran itu, tetapi kita ingatkan mereka agar tidak menyatakan ajaran gereja lain adalah keliru,
sebab setiap ajaran memiliki landasan teologis masing-masing. Kalau setelah kita ingatkan, mereka masih terus melakukan hal itu, maka kita boleh mengadukan
mereka kepada yang berwajib, dengan menyampaikan bukti-bukti konkret dari tindakan mereka.
3.7 Kehidupan sosial dalam keluarga dan kebebasan berpikir
Para pengritik Saksi-Saksi Yehuwa mis., Randall Watters, Timothy Campbell, David Grosshoeme, Kaynor Weishaupt, Jan
Groenveld menentang kebijakan dan perilaku SSY, yang, menurut pandangan mereka, mengganggu
Universitas Sumatera Utara
integritas hubungan keluarga dan kemampuan anggota-anggota SSY untuk melaksanakan kebebasan berpikir. Orang lain percaya bawa beberapa anggota dari
gerakan anti-kultus telah memengaruhi kebebasan agama Saksi-Saksi Yehuwa melalui kegiatan-kegiatan deprogram paksa dan diskriminasi.
Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa kebebasan untuk mengambil keputusan harus dilakukan dalam batas-batas hukum-hukum dan prinsip-prinsip
Allah, dan bahwa hanya Yehuwa sajalah yang bebas untuk menetapkan standar tentang apa yang baik dan buruk. Namun, seperti disebutkan di atas, diyakini pula
bahwa prinsip-prinsip di atas hanya dapat dipahami dalam kaitan dengan Saksi- Saksi Yehuwa. Pada praktiknya, anggota-anggota dapat terancam sanksi bila
mereka tidak mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pimpinan, yang menyatakan dirinya sebagai saluran yang dipakai Allah untuk mengajar anggota-
anggota SSY tetang apa yang baik dan buruk.
Pakar agama Sergei Ivanenko menyatakan, Adalah suatu kekeliruan yang serius bila kita menggambarkan Organisasi Keagamaan Saksi-Saksi Yehuwa
sebagai sebuah agama yang pimpinannya memaksa anggota-anggota di barisan terbawahnya untuk terlibat dalam suatu bentuk aktivitas atau lainnya, atau
memberlakukan bagi mereka pembatasan-pembatasan atau arahan-arahan yang ketat. Saksi-Saksi Yehuwa berusaha untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip
Kitab Suci berdasarkan pilihan individu yang suka rela. Hal ini juga berlaku sepenuhnya dalam pemberitaan. James Beckford, seorang pakar dalam
keyakinan-keyakinan Saksi-Saksi Yehuwa dan profesor pada Universitas Warwick, Inggris, mengatakan, Penting bagi masing-masing dari mereka untuk
Universitas Sumatera Utara
menjalankan agensi moral yang bebas dalam memilih untuk mempelajari Alkitab dan hidup sesuai dnegan penafsiran mereka tentang pesannya.
3.8 Perlakuan terhadap Anggota-anggota yang memisahkan diri