Strategi Adaptasi Saksi Yehuwa di Kota Medan

keputusan harus dilakukan dalam batas-batas hukum-hukum dan prinsip- prinsip Allah. [8] dan bahwa “hanya Yehuwa sajalah yang bebas menetapkan tolok ukur tentang apa yang baik dan buruk.  Pelarangan penggunaan fasilitas umum untuk pertemuan di dunia Berapa negara seperti Uzbekistan, Belarus, Tajikistan dan kota Moskwa telah menentang gedung-gedung fasilitas seperti misalnya Balai Kerajaan dan penyelenggaraan pertemuan-pertemuan besar di wilayah mereka. Meskipun larangan seperti itu kadang-kadang secara spesifik ditujukan kepada kelompok keagamaan ini, pada waktu-waktu lain digunakan pula alasan-alasan lain yang lebih umum seperti misalnya kemacetan lalu lintas dan kebisingan. Dalam kasus-kasus hukum tertentu, seperti misalnya Congrégation des témoins de Jéhovah de St-Jérôme- Lafontaine v. Lafontaine Village, pertikaian-pertikaian yang muncul yang diajukan berdasarkan penggunaan lahan, tampaknya pada hakikatnya berakar pada bias keagamaan, demikian klaim Saksi-Saksi Yehuwa.

4.2 Strategi Adaptasi Saksi Yehuwa di Kota Medan

Di Kota Medan, perkembangan komunitas Saksi Yehuwa ini tak jauh beda dengan perkembangan komunitas saksi Yehuwa di kota-kota lain di Indonesia. Hal ini diungkapkan narasumber Ibu Surbakti bahwa semua cara yang dilakukan oleh komunitas ini sama di setiap daerah. Saksi Yehuwa SY, Jehovah Witnesses adalah aliran agama yang sering secara terbuka mengaku sebagai ‘Siswa-Siswa Alkitab’ namun juga sering mengaku sebagai Kristen namun ajarannya bersifat antitesa terhadap kekristenan dan cenderung berpraktek melalui kunjungan dari Universitas Sumatera Utara rumah-ke-rumah, dan sekalipun Saksi Yehuwa menyiarkan keyakinan mereka juga pada penganut agama lain, misi mereka memang diutamakan mendatangi umat Kristen yang sudah bergereja. Karena perilaku mereka yang cukup rajin mendatangi orang-orang di rumah mereka dan telah menimbulkan keresahan di kalangan umat beragama umumnya karena praktek kunjungan-kunjungan ke rumah-rumah masyrakat yang sudah beragama dan juga melakukan antitesa terhadap beberapa aspek pemerintahan, pada tahun 1976 melalui SK Jaksa Agung R.I., kegiatan Saksi Yehuwa dilarang. Melalui SK Jaksa Agung RI pula, pada tanggal 1 Juni 2001, SK tahun 1976 itu dicabut. Prakteknya, Saksi Yehuwa sekalipun secara resmi dilarang kala itu, kegiatan mereka berjalan terus apalagi kegiatannya kurang kelihatan sebagai organisasi yang memiliki gedung pertemuan dan Saksi Yehuwa lebih aktip dalam siar agamanya melalui pendekatan pribadi dengan kunjungan kerumah-rumah, apalagi di era reformasi dan keterbukaan sekarang, dapat dimaklumi kalau larangan demikian menjadi kurang efektif. Faktanya, mereka terus aktif mengadakan pertemuan-pertemuan di gedung-gedung pertemuan umum bahkan menurut Buku Kegiatan 1997 hal.29-30 yang mereka terbitkan, disebutkan bahwa pada tanggal 19 Juli 1996 telah dibuka cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan bukan saja sebagai tempat pertemuan dan kantor pusat kegiatan tetapi juga percetakan. Memang dalam era reformasi dengan demokrasinya, dan bebasnya informasi melalui internet, sudah bukan masanya kalau umat Kristen menolak kehadiran mereka secara resmi karena itu melanggar HAM tentunya, tetapi umat Universitas Sumatera Utara Kristen dengan institusinya tentu tepat bila menolak mereka sebagai bagian agama Kristen karena mereka menolak Yesus sebagai Tuhan dan Kristus yang bangkit dan menolak Alkitab Kristen sebagai firman Allah, jadi berbeda dengan kekristenan secara umum. Ajaran Saksi Yehuwa bukanlah merupakan exegese dari Alkitab tetapi lebih merupakan ajaran para tokohnya. Buku utama mereka bukan Alkitab tetapi buku karya Russel berjudul Studies in the Scripture Penyelidikan Alkitab yang dinilai lebih berotoritas dari Alkitab sendiri. Saksi Yehuwa merupakan organisasi teokratis yang menekankan keterlibatan semua anggotanya dalam siar agama, sedang nama Saksi Yehuwa adalah nama yang baru di kemudian hari ditahun 1931 dipakai, 52 tahun setelah Saksi Yehuwa berdiri, yang diambil dari ayat-ayat Yesaya 43:10-12 Saksi Yehuwa sangat aktif dalam siaran radio di samping kunjungan- kunjungan ke rumah-rumah, dan terutama propaganda literatur sangat tekankan. Banyak buku-buku propaganda telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dicetak dengan harga murah tetapi dengan kualitas yang baik dan berwarna. Buletin Saksi Yehuwa berjudul Menara Pengawal dan Sedarlah sangat menarik karena dikemas begitu indah dan berisi masalah-masalah yang hangat dihadapi manusia modern. Disamping itu traktat-traktat berwarna banyak dicetak dan disebar luaskan. Biasanya tema promosi literatur Saksi Yehuwa berkisar soal penderitaan di bumi dan bahwa baik pemerintah maupun agama-agama tidak berhasil mengatasinya, dan hanya para Saksi Yehuwalah yang bisa menawarkan jalan keluar menuju firdaus yang kekal. Literatur Saksi Yehuwa bersifat Universitas Sumatera Utara menyalahkan pemerintah-pemerintah maupun agama-agama secara umum terutama agama Katolik, dan dengan penjelasan para penyiar agama yang meyakinkan tentu saja banyak orang menjadi tertarik, apalagi bila yang bersangkutan sedang mengalami masalah dengan gereja yang diikutinya. Dalam konteks Indonesia yang memasuki alam reformasi dan keterbukaan dan dengan adanya kemajuan media internet, maka interaksi dengan Saksi-Saksi Yehuwa tidak lagi terhindarkan. Pelarangan secara resmi tidak menjamin hilangnya para penganut Saksi Yehuwa dan usaha mereka dalam menyiarkan agama itu apalagi setelah sekarang diizinkan kembali beroperasi secara resmi. Karena itu, yang diperlukan bagi umat Kristen adalah kesiapan mereka dalam bersenjatakan senjata-senjata rohani dan mengetahui bagaimana cara-cara para Saksi Yehuwa dalam mendekati seseorang. Biasanya dalam menyiarkan agama mereka di kalangan Kristen, mereka meminta izin masuk ke rumah dan berkenalan dengan pemilik rumah. Kemudian mereka mengajak berdiskusi mengenai masalah dunia dan ajaran Kristen. Awalnya memang mereka mengajak agar dibukakan Alkitab terjemahan Kristen LAI, kemudian menafsirkan beberapa ayat-ayat tertentu di luar konteks dan yang ditafsirkan menurut terjemahan dan ajaran mereka yaitu Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. Bila seseorang tertarik, mereka diajak untuk mengikuti Persekutuan Wilayah dan bila makin teruji kesetiannya, mereka diajak bergabung dalam Balai Kerajaan. Disini dengan pertemuan-pertemuan marathon beberapa kali seminggu, mereka dipersiapkan sebagai Saksi-Saksi Yehuwa yang dewasa dan siap untuk mendidik orang lain pula. Mereka juga dilatih untuk mengajarkan Universitas Sumatera Utara ajaran Saksi Yehuwa kepada orang lain. Dapat dimaklumi mengapa para Saksi Yehuwa bersikap militan yaitu karena diberi peran yang besar sesuai dengan harga diri masing-masing. Bila dalam Balai Kerajaan mereka sudah teruji kesetiaannya barulah mereka dibaptis dengan cara diselam dan pada taraf ini mereka sudah tidak lagi bisa diubah pandangan imannya. Perjamuan Suci tidak diberlakukan sebagai sakramen persekutuan iman tetapi dirayakan setahun sekali sekedar sebagai peringatan kematian Yesus. Kebangkitan Yesus dalam daging tidak dipercaya mereka. Para Saksi Yehuwa yang datang kerumah-rumah adalah mereka yang terdidik secara disiplin dan dibekali kemampuan berdebat yang luar biasa, karena itu biasanya umat Kristen apalagi yang awam akan sangat sukar melayani, dan bila mereka tidak mampu melayani perdebatan itu kemungkinan terbuka akan tertarik ajaran tersebut. Karena Saksi Yehuwa dilatih begitu intensip maka dalam berdiskusi mereka sudah biasa menghadapi pertanyaan dan menguasai materi pembicaraan, karena itu umat Kristen harus berhati-hati untuk masuk dalam percakapan dengan mereka, apalagi bila anggota Saksi Yehuwa yang datang kalah dalam berdiskusi, biasanya anggota yang lain yang lebih matang dan senior akan datang sampai lawan bicaranya kalah. Cara yang terbaik yang dapat dilakukan oleh umat Kristen adalah membekali diri dengan senjata-senjata rohani yang diperlukan Efs.6:10-20 seperti Iman, Firman yang adalah pedang Roh, kebenaran, keadilan, doa berjaga-jaga, dan kesediaan memberitakan Injil. Sekalipun demikian bila belum benar-benar menguasai firman Tuhan ada baiknya menghindari perdebatan Universitas Sumatera Utara dengan Saksi Yehuwa. Justru karena menghadapi serangan yang gencar seharusnya umat Kristen terus dengar-dengaran akan firman Tuhan dan belajar untuk mengerti firman Tuhan dengan mendalam sehingga ia dapat menangkis panah-panah api yang diarahkan kepadanya. Saksi Yehuwa hanyalah salah satu aliran kultus cult yang bekerja di sekitar kekristenan, tetapi kita harus sadar bahwa dalam era reformasi dan keterbukaaan yang didukung oleh kebebasan internet, maka umat Kristen akan berhadapan dengan begitu banyak aliran kultus yang baru yang ada yang ringan tetapi ada juga yang berat bahkan membius. Karena itu tidak ada cara lain dari umat Kristen yang harus ditempuh kecuali hidup sebagai anak Tuhan yang taat akan firman Tuhan, rajin berbakti dan bersekutu, dan rajin berdoa sambil berjaga, dengan sikap demikian diharapkan ajaran-ajaran kultus tidak sampai mempengaruhi iman kita yang mula-mula. Aliran-aliran kultus diawal abad ke-XXI ini sangat bervariasi, ada yang ringan yang ingin memurnikan ajaran Kristen dan makin mendekati kekristenan Alkitabiah Advent, ada yang fanatik Mormon Saksi Yehuwa, dan bahkan ada yang rela mati bersama-sama mengikuti pimpinan mereka Jim Jones Kenisah Matahari, berani berperang David Koresj, bahkan berani membunuh orang-orang secara massal demi keyakinan mereka akan Armagedon Aum Shrinkiyo. Beberapa ciri aliran kultus cult yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut 37  Aliran kultus berkisar pada ajaran tokoh-tokoh yang dikultuskan yang dianggap sebagai nabi atau messias, dan biasanya ucapan dan : 37 www.laskarislam.comt2267-jehovah-witnessessaksi-yehuwa ‎ Akses 12 April 2014 Universitas Sumatera Utara perilakunya diikuti oleh para pengikutnya dengan fanatik tanpa reserve menggantikan peran Yesus Kristus. Saksi Yehuwa mengkultuskan Charles Tase Russel dan tulisannya ‘Studies in Scriptures.  Aliran kultus biasanya bersikap eksklusif, bahwa merekalah umat pilihan yang benar dan semua agama terutama Kristen adalah sesat. Karena itu mereka mengecam gereja-gereja yang resmi yang disebut Susunan Kristen. Dalam hal Saksi Yehuwa merekalah yang dianggap termasuk kerajaan Theokratis.  Adanya semangat akan Akhir Zaman yang luar biasa, dan seperti Saksi Yehuwa sekalipun jelas ramalan-ramalan para tokohnya selalu terbukti keliru, fanatisme itu tetap eksis;  Biasanya aliran kultus memiliki Kitab suci ucapan dan tulisan para tokohnya yang dianggap lebih berotoritas daripada Alkitab Kristen. Saksi Yehuwa memiliki ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru’ dan ‘buku karya Charles Tase Russel Setelah Russel meninggal diselesaikan Rutheford berjudul ‘Studies in Scriptures.’;  Jalan Keselamatan dalam Kristus di tolak dan biasanya ditambah- tambahi dengan taurat baru apakah itu dalam bentuk memelihara hari Sabat, vegetarian, hukum Taurat, amal baik, atau dalam kasus Saksi Yehuwa menjadi penyiar agama Saksi Yehuwa;  Tetapi, ada satu hal menarik yang tidak bersifat prinsip tetapi efektif adalah peran kaum awam yang aktif dalam ikut serta menyiarkan keyakinan mereka. Saksi Yehuwa melakukan kunjungan ke rumah- rumah penduduk; Universitas Sumatera Utara  Dan, tidak dapat disangkal bahwa aliran-aliran kultus sangat menekankan pelayanan melalui literatur, yaitu traktat-traktat, buku, majalah maupun brosur-brosur dan disamping itu mereka gencar melakukan siar agama melalui internet. Saksi Yehuwa paling menonjol dalam hal ini. Dikeluarkannya SK pencabutan larangan akan beroperasinya aliran Saksi Yehuwa tentu tidak perlu dikuatirkan oleh umat Kristen karena itu sejalan dengan demokrasi yang dijalankan pemerintahan Gus Dur, namun pencabutan SK itu jelas akan berdampak makin bebasnya mereka mengunjungi rumah-rumah semua orang dari agama apapun karena memang misi mereka demikian, namun dibalik itu masyarakat Indonesia menjadi tahu secara terbuka bahwa kalau selama ini mereka yang sering keluar-masuk rumah penduduk dijadikan stigma sebagai misi penginjilan Kristen sekarang dengan terang masyarakat akan tahu bahwa itu adalah para Saksi-Saksi Yehuwa, yang juga mendatangi rumah umat Kristen sekalipun mereka mengaku sebagai Kristen juga. Dalam buku doktrin mereka disebutkan: Sekarang ini mereka gemar akan melakukan kewajiban yang diletakkan di atas pundak tiap-tiap orang Kristen sejati, yaitu menyiarkan kabar kesukaan mengenai kerajaan Allah. Dengan segala suka hati mereka pergi, dari rumah ke rumah, di jalan-jalan besar, dan di tempat-tempat pertemuan umum memberitakan jalan Allah menuju ke arah hidup kepada umat Katolik, Protestan, Yahudi dan orang-orang penganut kepercayaan agama lain, atau yang tak beragama sama sekali Karena Allah Itu Benar Adanya, hlm.257-258. Universitas Sumatera Utara

4.3 Strategi Dalam Meyakinkan Penganut Saksi Yehuwa Yang Baru