Pemilik Pasar swasta dengan Pedagang Pedagang dengan Pembeli

49 Jaringan sosial yang terjalin tersebut disepakati oleh pemerintah dengan para pedagang. Para pedagang membayar sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah. Dalam kesepakatan tersebut terdapat kerja sama antara pemerintah dengan para pedagang dalam menjalin hubungan yang baik dan memelihara serta mempertahankan ketertiban pasar.

3.2.2. Pemilik Pasar swasta dengan Pedagang

Hubungan pemilik pasar dengan pedagang tidak jauh berbeda dengan pemerintah. Jika pemerintah menyediakan lapak, petugas kebersihan, petugas keamanan pemilik pasar swasta juga menyediakan hal yang demikian. Lapak yang disediakan oleh pemilik pasar memiliki harga yang berbeda sesuai dengan lapak yang ditawarkan. Lapak yang disediakan kios oleeh pemilik pasar jauh lebih mahal dibandingkan lapak yang hanya dilantai saja. Perbedaannya pada tempat yang diberikan pemilik pasar. Harga lapak yang disertai kios Rp. 8.000.000-9.000.000 sedangkan harga sebuah lapak Rp. 5.000.000. Pada Pasar Simpang Limun ini tidak semua lapak disewa oleh pedagang hanya beberapa saja. Namun pedagang sangat banyak kita temukan di pasar tersebut yaitu selain pedagang yang menyewa lapak ada juga pedagang liar. Pedagang liar ini hanya boleh berjualan jika membayar uang keamanan dan uang lapak kepada petugas keamanan yaitu satpam. Harga lapak Rp. 35.000bulan namun mereka harus membayar uang keamanan sebanyak Rp. 10.000hari. Dikatakan pedagang liar karena tidak memiliki izin pemilik pasar. Untuk kebersihan pasar pedagang membayar RP.1.000hari. Petugas ini disediakan pemilik pasar sendiri sehingga para pedagang bisa berjualan dengan Universitas Sumatera Utara 50 nyaman tanpa sampah-sampah berserakan. Biasanya petugas akan datang dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan pada sore hari, kemudian sampah-sampah tersebut akan diangkut mobil truk besok paginya. Pemilik pasar juga menyediakan petugas untuk menjaga kelangsungan pasar supaya berjalan dengan baik. Petugas keamanan tersebut yaitu satpam yang dibayar oleh pemilik pasar sendiri. Sejauh ini menurut pengakuan para pedagang selama mereka berjualan memang aman tidak ada barang yang berhilangan sekalipun mereka tinggal di kios mereka.

3.2.3. Pedagang dengan Pembeli

Pedagang dan pembeli memiliki peran penting dalam suatu pasar. Mereka tidak dapat dipisahkan atau saling berkaitan. Setiap pedagang membutuhkan pembeli untuk membeli barang-barang dagangannya. Selain mendapatkan untung akan penjualan barang juga menambah jaringan antarkedua belah pihak. Begitu juga dengan pembeli, sangat membutuhkan, penjual untuk memenuhi atau mendapatkan barang yang dibutuhkannya baik di pasar tradisional maupun di pasar moderen. Kedua belah pihak saling berkaitan atau membutuhkan. Sejalan dengan keterkaitan tersebut, pasar tradisional Simpang Limun membuktikan bahwa kedua belah pihak memiliki jaringan yang mempererat hubungan keduanya. Hubungan terjalin dengan berbagai cara atau kontak yang dilakukan pembeli dengan penjual, sehingga tidak heran jika seorang pembeli hanya membeli barang pada seorang pedagang saja dan tidak mau repot-repot berkeliling pasar hanya untuk mendapatkan satu barang yang dibutuhkannya. Begitu juga dengan pembeli, dengan memberikan pelayanan yang baik dengan Universitas Sumatera Utara 51 bersikap ramah dan memberikan harga tidak terlalu mahal, cara tersebut untuk mencapai hubungan yang baik di antara kedua belah pihak. Istilah yang dibuat pedagang Simpang Limun, disebut “menarik pelanggan”. Menurut Ibu Susi, seorang penjual kerupuk di Pasar Simpang Limun: “Sekarang saya memiliki pelanggan tetap keripik-keripik saya jual ke toko kue Majestik. Seetiap harinya saya menjual minimal 25 kg kripik yakni, kripik singkong, pisang, ubi rambat dan lain sebagainya. Kripik-kripik ini saya buat sendiri dengan suami saya, setiap pagi kira-kira pukul 06.00 WIB saya mengantarkan kripik tersebut kerumah ibu Murni untuk diangkut ketoko kue Majestik. Saya bisa mengenal dan mendapatkan langganan sendiri karena berjualan di pasar simpang Limun ini, kebetulan ibu tersebut lewat dan membeli beberapa bungkus jualan saya tidak tahu kenapa besoknya ibu tersebut mengunjungi tempat jualan saya dan menawarkan untuk memasukkan kripik-kripik saya ke toko kue tersebut. namun sekalipun demikian saya tetap berjualan di pasar ini setiap harinya. Biasanya saya selalu menyediakan kripik yang tidak dibungkus di toples setiap orang yang membeli saya tawarkan untuk mencicipi kripik terlebih dahulu. Hal tersebut tidak membuat saya merugi karena menurut saya tidak ada salahnya pembeli mencicipi terlebih dahulu untuk memastikan rasanya dan biasanya pembeli tersebut tidak pernah melewatkan kripik saya setelah mencicipinya.” Uraian di atas memberikan penjelasan bahwa dalam menarik pelanggan pun harus memiliki cara-cara, tidak hanya berjualan begitu saja. Selain bersikap ramah seperti Ibu Susi, dia pun selalu menawarkan keripik dagangannya kepada pembeli. Cara tersebut berhasil dilakukan Ibu Susi dalam menarik pelanggan. Sekalipun tidak semua barang dagangannya laku setiap harinya namun pasti ada beberapa bungkus keripik yang terjual setiap harinya. Cara tersebut memberikan jaminan buat Ibu Susi dengan memiliki pelanggan tetap atau bekerja sama dengan toko kue Majestik. Setiap harinya Ibu Susi mengantongi kurang lebih Rp 200.000 keuntungan yang diperoleh dari hasil jualannya. Untuk selanjutnya dengan Universitas Sumatera Utara 52 pelanggan tetapnya tersebut, kedua belah pihak membangun kepercayaan untuk tidak saling mengecewakan. Menarik pelanggan tetap, memang sedikit susah menurut para pedagang. Sehingga banyak pedagang di Simpang Limun, sekalipun sudah lama berjualan 6 tahun dan setiap hari berjualan belum memiliki pelanggan tetap. Orang yang membeli barang kepada mereka berganti-ganti setiap hari. Menurut sebagian pedagang hal tersebut bukan masalah karena setiap orang mencari yang terbaik buat dirinya sendiri. Seperti dikatakan Ibu Simbolon; “Bagi saya tidak ada masalah sekalipun langganan tetap saya tidak ada, kerena setiap orang pasti mencari barang yang lebih murah dan bagus. Setiap pedagang di pasar ini berbeda-beda tokenya masing-masing, sehingga harga setiap barang berbeda-beda belum lagi harga yang dibuat sendiri sebagai keuntungan pedagang berbeda ada yang mengambil Rp.500-Rp 5000 barang. Hal tersebut membuat harga berbeda sekalipun barang yang dijual sama. Saya sebagai pedagang pun seperti itu saya tidak memiliki toke yang tetap setiap pagi pukul 04.00 WIB saya mengambil barang di pasar ini memilih barang juga mana paling bagus sayurannya dan paling murah saya mengambil barang dari dia dan hampir setiap hari saya berganti toke untuk memperoleh barang yang akan saya jual.” Berbeda dengan Ibu Tarigan, ibu ini menjelaskan bahwa langganan tetap sangat penting dalam hal berjualan. Karena dengan langganan tetap tersebut barang dagangan bisa terjual. Pastinya, suatu saat langganan tetap tersebut akan mengajak kawannya untuk mebeli barang kepada saya, dengan demikian langganan saya akan semakin banyak. Menurut Ibu Tarigan untuk mendapatkan pelanggan tetap memang tidak mudah yang terpenting kita selalu ingat “pembeli adalah raja” sehingga kita harus memperlakukan pembeli atau pelanggan kita dengan baik. Keuntungan yang diambil dari setiap barang pun jangan terlalu banyak seperti pedagang lainnya. Karena dengan barang kita bergeser atau laku Universitas Sumatera Utara 53 setiap hari saja sudah sangat untung. Sama halnya dengan kita mengambil keuntungan banyak namun barang kita tidak habis terjual namun membuat rugi. Misalnya, sayur, buah dan lain sebagainya yang tidak bisa bertahan lama tidak habis terjual hari ini, untuk keesokan harinya tidak bisa dijual kembali karena sudah layu. Membangun atau membentuk suatu jaringan memang tidak gampang namun dengan jaringan membawa banyak keuntungan untuk para pedagan dan juga pembeli. Pedagang harus tetap memperlakukan pembelinya seperti raja dengan arti lain melayaninya dengan sangat baik, dan tidak perlu mengambil keuntungan terlalu besar dari setiap barang. Namun dengan kita mendapatkan misalnya pelanggan dan membangun kepercayaan sudah menjalin suatu jaringan yang dapat membawa pelanggan baru lagi sehingga dalam berjualan tidak merugi, seperti yang dilakukan ibu tarigan tersebut. Tidak hanya pedagang saja yang diuntungkan dalam hal ini pembeli juga mendapatkan keuntungan. Seperti Ibu Harahap seorang pembeli mengatakan, tidak perlu capek lagi dengan berkeliling dalam mendapatkan suatu barang yang saya butuhkan cukup dengan mendatangi langganan kita saja. Melalui hal tersebut saya bisa mendapatkan keuntungan yakni, harga yang ditawarkan oleh pedagang tidak terlalu mahal, terkadang mereka memberikan harga sesuai dengan harga toke. Dengan kita selalu setia dengan langganan kita, kita akan diberikan pelayanan yang terbaik sekalipun semua pedagang selalu berprilaku ramah namun dengan langganan tetap, kita merasa nyaman. Universitas Sumatera Utara 54 Melalui uraian di atas pedagang terdiri atas dua bagian yakni; 3.2.3.a. Pedagang Yang Memiliki Lapak Pedagang yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki izin dari pemerintah atau pemilik pasar swasta untuk berjualan di pasar tersebut dan menyewa lapak yang tersedia. 3.2.3.b. Pedagang Liar Pedagang liar merupakan mereka yang berjualan di sepanjang jalan pasar dan tidak memiliki izin pemerintah dan pemilik pasar berjualan di daerah tersebut. akan tetapi mereka tetap membayar uang keamanan kepada petugas keamanan seperti preman, dan satpam atas persetujuan kedua belapihak.

3.2.4. Pedagang dengan Petugas