41
c. Tempat Sampah
Pemerintah maupun pemilik pasar swasta menyediakan tempat sampah untuk dipergunakan para pedagang atau siapa saja yang berkunjung di pasar.
Petugas-petugas kebersihan akan mengangkut sampah-sampah untuk diangkut mobil sampah yang disediakan pemerintah. Namun tempat sampah di pasar tidak
pernah bertahan lama. Oleh Karena itu sampah-sampah sering dibuang oleh pedagang tau pembeli di sembarang tempat. Di samping tempat sampah yang
jumlahnya sedikit dan jaraknya berjauhan membuat para pedagang malas membuang sampah pada tempatnya. Hal tersebut memicu kondisi pasar menjadi
kotor, bau dan becek.
2.6. Kondisi Pasar
Pasar Simpang Limun merupakan salah satu pasar terluas di Kota Medan. Pasar ini banyak dimanfaatkan masyarakat baik masyarakat Medan bahkan luar
kota Medan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Pemanfaatan yang masyarakat lakukan yakni, dengan berjualan hasil ladang mereka sendiri, atau
yang mereka peroleh dari toke. Tidak hanya itu saja keamanan dan kebersihan pasar pun bisa mereka manfaatkan untuk memperoleh uang sebagai alat
pemenuhan kebutuhan mereka. Masyarakat yang terlibat dalam Pasar Simpang Limun mengambil bagian
masing-masing dan saling berkaitan satu sama lain. Hal ini untuk menjalin hubungan kerja sama yang baik. Pada kenyataanya aktivitas pasar memang
berjalan namun tidak semaksimal mungkin masyarakat kebanyakan mengejar
Universitas Sumatera Utara
42
keuntungan yang besar dengan kerja yang tidak maksimal. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keadaan pasar yang kurang nyaman, dilihat dari kebersihan
pasar dan keamanan aktivitas pasar sendiri. Kebersihan dan keamanan pasar telah dipercayakan kepada mereka yang
dipilih dan diberikan upah baik dari pemerintah dan pedagang sendiri. Namun dari pengamatan peneliti kondisi pasar sangat jauh dari kata bersih karena kondisi
pasar yang sangat becek, bau dan sampah yang berserakan di lingkungan pasar seakan tidak pernah dibersihkan. Menurut Ibu Simbolon yang merupakan salah
satu pedagang Simpang Limun: “Kami sebagai pedagang memberikan upah kepada petugas pasar seharga
Rp. 2.000 hari. Saya sebagai pedagang kurang puas dengan kinerja petugas kebersihan sendiri adek bisa lihat sendiri kondisi pasar yang banyak
sampah seperti ini, hal ini bisa juga berdampak pada pendapatan saya karena pembeli akan malas datang ke tempat jualan saya melihat kondisi
yang sangat becek apalagi pada saat hujan.” Penjelasan Ibu Simbolon di atas memberikan jawaban bahwa petugas
pasar juga memberikan dampak negatif dimana pendapatan bisa juga berkurang karena pembeli akan malas mendatangi tempat jualan pedagang tersebut. Karena
keadaan yang sangat becek apalagi pada saat hujan. Sekalipun petugas pasar telah ditugasi terkadang mereka hanya membersihkan bagian depannya saja atau yang
di aspal saja. Kios di tengah-tengah pasar jarang mereka bersihkan membuat sampah semakin bertumpuk hari demi hari. Hal ini membuat kondisi pasar
semakin memprihatinkan. Menurut ka.mus besar Bahasa Indonesia, kebersihan adalah keadaan
bersih atau bebas dari kotoran Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, sedangkan menurut website ensiklopedi Wikipedia, kebersihan adalah keadaan
Universitas Sumatera Utara
43
bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau. Di jaman modern seperti sekarang ini, setelah ditemukannya mikroba, kebersihan juga
berarti bebas dari virus, bakteri dan bahan kimia berbahaya. Tidak hanya kondisi pasar saja yang kurang di Pasar Simpang Limun,
kenyamanan pasar juga masih kurang. Sekalipun pedagang dan pemerintah telah membayar petugas keamanan untuk menjaga keamanan pasar baik itu satpam dan
preman setempat. Preman pasar dibayar pedagang Rp. 1000hari. Memang preman-preman ini menjaga pasar mulai dari pagi sampai malam hari. Satpam
yang turut campur tangan pada keamanan pasar juga tidak selamanya menjamin keamanan pasar, bahkan mereka sendiri yang memicu keributan pasar. Satpam
yang memberikan masuk pedagang-pedagang liar dengan dibayar Rp.35.000hari. Mereka tidak menyadari bahwa hal ini mebuat pasar semakin sembraut dan
semakin banyaknya sampah ditemukan di lingkungan pasar. Sebagaimana yang dikatakan Ibu Sartika, seorang pedagang liar:
“Saya tidak sanggup membayar kios harganya terlalu mahal Rp. 9.000.000tahun sedangkan saya sendiri hanya menjual sayuran
seadanya saja. Namun biarpun begitu saya tetap membayar uang lapak saya seharga Rp 35.000bulannya kesepakatan ini bisa tercapai
karena satpam pasar ini yang memberikan izin kepada saya
sedangkan pemilik pasar tidak tahu tentang hal tersebut.”
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehiAdupan sehari-hari pasar tradisional sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Berdasarkan data dari Komisi
Pengawas Persaingan Usaha KPPU Tahun 2010, jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 13.450 pasar dengan jumlah pedagang sekitar 12,6 juta
orang
1
. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh pasar tradisional begitu besar terhadap pembangunan bangsa karena pasar sebagai tempat mata
pencarian, sebagai sarana pemenuh kebutuhan hidup masyarakat dan pendapatan daerah.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi atau tawar-menawar
antara penjual dan bembeli secara langsung dan menjalin hubungan- hubungan langganan antara pembeli dengan pedagang. Pasar tradisional
memiliki bangunan yang luas yang terdiri dari kios-kios atau gerai, Kebanyakan pasar tradisional menjual barang-barang kebutuhan sehari-
hari seperti bahan makanan, sayuran, ikan, beras, barang-barang elektronik, pakaian, jasa, dan barang-barang yang tidak bertahan lama,
berbeda dengan pasar modern.
1
Http:e-journal.uajy.ac.id61762MM101570.pdf diakses tgl 24 mei 2015
jam
Universitas Sumatera Utara