Fungsi Pasar Premanisme di Pasar

44

BAB III BENTUK JARINGAN DAN ATURAN-ATURAN YANG MENGIKAT DI

PASAR TRADISIONAL

3.1. Fungsi Pasar

Pentingnya pasar dapat kita rasakan sendiri seandainya di suatu tempat tidak dijumpai suatu pasar, akan repot misalnya bagi para produsen maka mereka harus mencari sendiri orang atau pihak yang membutuhkan hasil produksinya dari rumah ke rumah atau dari daerah ke daerah dengan demikian pasar memiliki peranan atau fungsi yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dimana fungsi tersebut antara lain : A. Fungsi distribusi Dimana pasar sebagai alat distribusi berfungsi mendapatkan jarak antara produsen dan konsumen dalam melakukan transaksi. B. Fungsi pembentukan harga adalah pasar terjadi tawar-menawar antar penjual dan pembeli sampai pada akhirnya terjadi kesepakatan atau harga pasar setelah mereka sepakat dalam bentuk transaksi jual beli. C. Fungsi promosi agar produksi yang dihasilkan dapat laku di pasaran langkah yang harus dilakukan adalah dengan menggerakkannya secara luas kepada masyarakat promosi dalam pelaksanaannya promosi sangat tepat dilaksanakan di pasar karena setiap hari banyak dikunjungi konsumen. Bagi pedagang di Simpang Limun sendiri, pasar ini sangat berarti bagi hidup mereka, karena sebagian hidup mereka tergantung pada pasar ini, hal ini berarti Universitas Sumatera Utara 45 penghasilan para pedagang diperoleh dari hasil penjualan di pasar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

3.2. Jaringan yang Terwujud di Pasar Simpang Limun

Pasar Simpang Limun bisa bertahan hingga sekarang karena adanya suatu jaringan yang terjalin antar sesama pelaku pasar. Pedagang-pedagang pasar yang mewujudkan jaringan-jaringan sosial tersebut yakni, pemerintah pasar, petugas keamanan dan kebersihan pasar, pedagang, pembeli, dan semua yang terlibat di dalam pasar. Para pelaku pasar inilah yang menciptakan jaringan sosial dan aturan yang berlaku di dalam pasar. Dengan kata lain, mereka yang menciptakan dan mematuhi aturan yang mereka ciptakan sendiri. Dari berbagai hubungan pelaku pasar tersebut terwujud jaringan diantara mereka yakni, antara pemerintah dan pemilik pasar berikut akan diuraikan bagaimana bentuk jaringan yang pelaku pasar ciptakan dan aturan seperti apa yang mengikat mereka hingga Pasar Simpang Limun bisa berjalan dan tetap aktif hingga sekarang ini.

3.2.1. Pemerintah dengan Pedagang

Pemerintah dengan pedagang merupakan dua oknum yang saling membutuhkan. Pemerintah yang bertugas mensejahterahkan rakyatnya seperti pedagang dengan membantu menyediakan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sebaliknya pedagang masyarakat akan memenuhi kewajiban mereka dengan membayar fasilitas yang mereka pakai seperti lapak, kios, dan tukang kebersihan di pasar tersebut. Universitas Sumatera Utara 46 Lapak tempat berjualan yang disediakan oleh pemerintah harus dibayar oleh pedagang. Mereka yang mau berjualan akan membayar sesuai harga yang telah ditentukan yaitu berkisar antara 1-8 juta dan akan lebih murah jika pedagang menyediakan tempat berjualannya dan hanya menyewa lapak saja. Harga tersebut dibayar sekali dalam setahun dan bisa dicicil untuk beberapa kali. Tidak hanya membayar tempat berjualan saja, setiap harinya para pedagang akan membayar uang keamanan, dan kebersihan. Harga yang ditentukan berbeda-beda bagi setiap pedagang. Mereka yang berjualan di pinggir jalan sekitar pasar membayar lebih murah yaitu Rp. 10.000 dan bagi mereka yang disediakan lapak yang memang jauh lebih layak sebagai tempat jualan harus membayar Rp. 20.000- 30.000. Uang kebersihan tersebut dikutip oleh petugas pasar. Fasilitas yang disediakan pemerintah mendukung kebersihan pasar tersebut yakni, keranjang sampah, petugas kebersihan, mobil truk pengangkut sampah. Untuk keamanan pasar sendiri pemerintah tidak menyediakan, akan tetapi jika terjadi sesuatu misalnya, perebutan lapak pedagang bisa melapor pada pemerintah yang bersangkutan seperti dinas pasar. Pedagang berpendapat bahwa pemerintah tidak selamanya ada di lingkunan pasar dan tidak menjamin jika terjadi kehilangan barang dagangan mereka akibat ulah orang yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu para pedagang membayar preman untuk menjaga dagangan mereka pada malam hari dan pagi hari. Para pedagang membayar RP. 1000hari kepada preman. Jika pembayaran lancar keamanan para pedagang akan terjamin. Universitas Sumatera Utara 47 Pemerintah juga terlibat atas aturan-aturan yang berlaku di pasar. Seperti halnya pasar buka pada pagi hari. Pasar yang buka pagi hari sampai sekarang masyarakat menyebutnya “pasar pagi” pasar pagi tersebut dimulai dari jam 4.00 WIB hingga sore hari. Hal tersebut ditentukan supaya aktivitas pasar bisa berlangsung dengan tertib tanpa menganggu perlalulintasan karena pasar ini berada di pinggiran jalan besar Simpang Limun. Namun pada saat ini, ada pergeseran akan jadwal yang ditentukan yaitu lebih cepat dari sebelumnya yaitu jam 2.00-3.00 WIB. Saat itu, masyarakat mulai melangsungkan aktivitas mereka. Ditutupnya pasar tergantung dari penjual tersebut. Ada yang cepat tutup ada juga yang lebih lama. Misalnya Ibu Tarigan yang merupakan seorang pedagang sayuran, yang pada jam 11.00 WIB , sampai menutup tempat jualannya. Menurut Ibu tersebut; “Saya hanya menjual sayuran segar saja dan sayuran ini dicari-cari pembeli biasanya pada pagi-pagi untuk segera dimasak dan biasanya hanya untuk persediaan satu hari saja dan paling lama dua hari sehingga pembeli paling rame itu pada pagi hari dan sekalipun ada pada siang hari itu hanya satu dua orang saja, jadi saya tidak perlu menghabiskan waktu satu harian berjualan di pasar ini karena masih ada pekerjaan lainnya yang mesti saya selesaikan di rumah.” Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pedagang berjualan melihat situasi juga mereka belajar dari pengamatan mereka sendiri. Pembeli akan datang atau berbelanja lebih awal pagi hari dan lebih ramai pada pagi hari saja. Sehingga sebagian pedagang akan tutup lebih awal yaitu sore hari. Pembeli memang masih berdatangan pada siang hari namun tidak seberapa pengamatan tersebut membuat para pedagang mengambil tindakan untuk datang lebih awal dan tutup pada sore hari. Universitas Sumatera Utara 48 Selain menentukan waktu mulai berlangsungnya aktivitas pasar, pemilik pasar dan pemerintah juga menyediakan petugas keamanan seperti satpam, tukang bersih-bersih, tempat parkir, tempat berjualan dan lain sebagainya yang tersedia di pasar. Hal ini supaya aktivitas pasar tetap berlangsung dengan baik, dan tetap bersih. Namun pada kenyataannya, kondisi dari pasar Simpang Limun sangat jauh dari kata bersih. Menurut Ibu Suci yang tinggal di sebelah pasar tersebut, kebersihan pasar tersebut jauh lebih baik dari kondisi beberapa tahun silam. Jika dulu pasar sangat becek dan kotor, sekarang pemerintah sudah mulai membangun jalan beraspal di dalam pasar namun tidak semua pasar diperbaiki, sehingga masih ditemukan lingkungan pasar dalam keadaan becek dan memprihatinkan. Kondisi pasar pada saat hujan sangatlah memprihatinkan, dimana lumpur yang ada di pasar berkisar 3-5 cm sehingga setiap berjalan berkeliling, apalagi pada saat musim hujan, kaki akan sangat kotor dan sering terperangkap di dalam pasar dan tidak akan mau berjalan lebih jauh lagi. Kondisi pasar yang seperti ini akibat kurangnya pengawasan dari pemerintah setempat serta umumnya kesadaran masyarakat. Para pedagang sering menumpukan jalanan yang becek dengan sampah jualan mereka seperti tangkai- tangkai sayur, sabuk kelapa dan lain sebagainya yang membuat kondisi pasar menjadi semakin memprihatinkan. Pemerintah hanya berpikir yang penting menyediakan wadah atau tempat jualan dan mempekerjakan petugas keamanan serta petugas kebersihan. Hal tersebut seharusnya masih kurang tanpa dilakukannya pengawasan dan memberikan perhatian oleh pemerintah pasar tersebut kondisi pasar. Universitas Sumatera Utara 49 Jaringan sosial yang terjalin tersebut disepakati oleh pemerintah dengan para pedagang. Para pedagang membayar sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah. Dalam kesepakatan tersebut terdapat kerja sama antara pemerintah dengan para pedagang dalam menjalin hubungan yang baik dan memelihara serta mempertahankan ketertiban pasar.

3.2.2. Pemilik Pasar swasta dengan Pedagang

Hubungan pemilik pasar dengan pedagang tidak jauh berbeda dengan pemerintah. Jika pemerintah menyediakan lapak, petugas kebersihan, petugas keamanan pemilik pasar swasta juga menyediakan hal yang demikian. Lapak yang disediakan oleh pemilik pasar memiliki harga yang berbeda sesuai dengan lapak yang ditawarkan. Lapak yang disediakan kios oleeh pemilik pasar jauh lebih mahal dibandingkan lapak yang hanya dilantai saja. Perbedaannya pada tempat yang diberikan pemilik pasar. Harga lapak yang disertai kios Rp. 8.000.000-9.000.000 sedangkan harga sebuah lapak Rp. 5.000.000. Pada Pasar Simpang Limun ini tidak semua lapak disewa oleh pedagang hanya beberapa saja. Namun pedagang sangat banyak kita temukan di pasar tersebut yaitu selain pedagang yang menyewa lapak ada juga pedagang liar. Pedagang liar ini hanya boleh berjualan jika membayar uang keamanan dan uang lapak kepada petugas keamanan yaitu satpam. Harga lapak Rp. 35.000bulan namun mereka harus membayar uang keamanan sebanyak Rp. 10.000hari. Dikatakan pedagang liar karena tidak memiliki izin pemilik pasar. Untuk kebersihan pasar pedagang membayar RP.1.000hari. Petugas ini disediakan pemilik pasar sendiri sehingga para pedagang bisa berjualan dengan Universitas Sumatera Utara 50 nyaman tanpa sampah-sampah berserakan. Biasanya petugas akan datang dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan pada sore hari, kemudian sampah-sampah tersebut akan diangkut mobil truk besok paginya. Pemilik pasar juga menyediakan petugas untuk menjaga kelangsungan pasar supaya berjalan dengan baik. Petugas keamanan tersebut yaitu satpam yang dibayar oleh pemilik pasar sendiri. Sejauh ini menurut pengakuan para pedagang selama mereka berjualan memang aman tidak ada barang yang berhilangan sekalipun mereka tinggal di kios mereka.

3.2.3. Pedagang dengan Pembeli

Pedagang dan pembeli memiliki peran penting dalam suatu pasar. Mereka tidak dapat dipisahkan atau saling berkaitan. Setiap pedagang membutuhkan pembeli untuk membeli barang-barang dagangannya. Selain mendapatkan untung akan penjualan barang juga menambah jaringan antarkedua belah pihak. Begitu juga dengan pembeli, sangat membutuhkan, penjual untuk memenuhi atau mendapatkan barang yang dibutuhkannya baik di pasar tradisional maupun di pasar moderen. Kedua belah pihak saling berkaitan atau membutuhkan. Sejalan dengan keterkaitan tersebut, pasar tradisional Simpang Limun membuktikan bahwa kedua belah pihak memiliki jaringan yang mempererat hubungan keduanya. Hubungan terjalin dengan berbagai cara atau kontak yang dilakukan pembeli dengan penjual, sehingga tidak heran jika seorang pembeli hanya membeli barang pada seorang pedagang saja dan tidak mau repot-repot berkeliling pasar hanya untuk mendapatkan satu barang yang dibutuhkannya. Begitu juga dengan pembeli, dengan memberikan pelayanan yang baik dengan Universitas Sumatera Utara 51 bersikap ramah dan memberikan harga tidak terlalu mahal, cara tersebut untuk mencapai hubungan yang baik di antara kedua belah pihak. Istilah yang dibuat pedagang Simpang Limun, disebut “menarik pelanggan”. Menurut Ibu Susi, seorang penjual kerupuk di Pasar Simpang Limun: “Sekarang saya memiliki pelanggan tetap keripik-keripik saya jual ke toko kue Majestik. Seetiap harinya saya menjual minimal 25 kg kripik yakni, kripik singkong, pisang, ubi rambat dan lain sebagainya. Kripik-kripik ini saya buat sendiri dengan suami saya, setiap pagi kira-kira pukul 06.00 WIB saya mengantarkan kripik tersebut kerumah ibu Murni untuk diangkut ketoko kue Majestik. Saya bisa mengenal dan mendapatkan langganan sendiri karena berjualan di pasar simpang Limun ini, kebetulan ibu tersebut lewat dan membeli beberapa bungkus jualan saya tidak tahu kenapa besoknya ibu tersebut mengunjungi tempat jualan saya dan menawarkan untuk memasukkan kripik-kripik saya ke toko kue tersebut. namun sekalipun demikian saya tetap berjualan di pasar ini setiap harinya. Biasanya saya selalu menyediakan kripik yang tidak dibungkus di toples setiap orang yang membeli saya tawarkan untuk mencicipi kripik terlebih dahulu. Hal tersebut tidak membuat saya merugi karena menurut saya tidak ada salahnya pembeli mencicipi terlebih dahulu untuk memastikan rasanya dan biasanya pembeli tersebut tidak pernah melewatkan kripik saya setelah mencicipinya.” Uraian di atas memberikan penjelasan bahwa dalam menarik pelanggan pun harus memiliki cara-cara, tidak hanya berjualan begitu saja. Selain bersikap ramah seperti Ibu Susi, dia pun selalu menawarkan keripik dagangannya kepada pembeli. Cara tersebut berhasil dilakukan Ibu Susi dalam menarik pelanggan. Sekalipun tidak semua barang dagangannya laku setiap harinya namun pasti ada beberapa bungkus keripik yang terjual setiap harinya. Cara tersebut memberikan jaminan buat Ibu Susi dengan memiliki pelanggan tetap atau bekerja sama dengan toko kue Majestik. Setiap harinya Ibu Susi mengantongi kurang lebih Rp 200.000 keuntungan yang diperoleh dari hasil jualannya. Untuk selanjutnya dengan Universitas Sumatera Utara 52 pelanggan tetapnya tersebut, kedua belah pihak membangun kepercayaan untuk tidak saling mengecewakan. Menarik pelanggan tetap, memang sedikit susah menurut para pedagang. Sehingga banyak pedagang di Simpang Limun, sekalipun sudah lama berjualan 6 tahun dan setiap hari berjualan belum memiliki pelanggan tetap. Orang yang membeli barang kepada mereka berganti-ganti setiap hari. Menurut sebagian pedagang hal tersebut bukan masalah karena setiap orang mencari yang terbaik buat dirinya sendiri. Seperti dikatakan Ibu Simbolon; “Bagi saya tidak ada masalah sekalipun langganan tetap saya tidak ada, kerena setiap orang pasti mencari barang yang lebih murah dan bagus. Setiap pedagang di pasar ini berbeda-beda tokenya masing-masing, sehingga harga setiap barang berbeda-beda belum lagi harga yang dibuat sendiri sebagai keuntungan pedagang berbeda ada yang mengambil Rp.500-Rp 5000 barang. Hal tersebut membuat harga berbeda sekalipun barang yang dijual sama. Saya sebagai pedagang pun seperti itu saya tidak memiliki toke yang tetap setiap pagi pukul 04.00 WIB saya mengambil barang di pasar ini memilih barang juga mana paling bagus sayurannya dan paling murah saya mengambil barang dari dia dan hampir setiap hari saya berganti toke untuk memperoleh barang yang akan saya jual.” Berbeda dengan Ibu Tarigan, ibu ini menjelaskan bahwa langganan tetap sangat penting dalam hal berjualan. Karena dengan langganan tetap tersebut barang dagangan bisa terjual. Pastinya, suatu saat langganan tetap tersebut akan mengajak kawannya untuk mebeli barang kepada saya, dengan demikian langganan saya akan semakin banyak. Menurut Ibu Tarigan untuk mendapatkan pelanggan tetap memang tidak mudah yang terpenting kita selalu ingat “pembeli adalah raja” sehingga kita harus memperlakukan pembeli atau pelanggan kita dengan baik. Keuntungan yang diambil dari setiap barang pun jangan terlalu banyak seperti pedagang lainnya. Karena dengan barang kita bergeser atau laku Universitas Sumatera Utara 53 setiap hari saja sudah sangat untung. Sama halnya dengan kita mengambil keuntungan banyak namun barang kita tidak habis terjual namun membuat rugi. Misalnya, sayur, buah dan lain sebagainya yang tidak bisa bertahan lama tidak habis terjual hari ini, untuk keesokan harinya tidak bisa dijual kembali karena sudah layu. Membangun atau membentuk suatu jaringan memang tidak gampang namun dengan jaringan membawa banyak keuntungan untuk para pedagan dan juga pembeli. Pedagang harus tetap memperlakukan pembelinya seperti raja dengan arti lain melayaninya dengan sangat baik, dan tidak perlu mengambil keuntungan terlalu besar dari setiap barang. Namun dengan kita mendapatkan misalnya pelanggan dan membangun kepercayaan sudah menjalin suatu jaringan yang dapat membawa pelanggan baru lagi sehingga dalam berjualan tidak merugi, seperti yang dilakukan ibu tarigan tersebut. Tidak hanya pedagang saja yang diuntungkan dalam hal ini pembeli juga mendapatkan keuntungan. Seperti Ibu Harahap seorang pembeli mengatakan, tidak perlu capek lagi dengan berkeliling dalam mendapatkan suatu barang yang saya butuhkan cukup dengan mendatangi langganan kita saja. Melalui hal tersebut saya bisa mendapatkan keuntungan yakni, harga yang ditawarkan oleh pedagang tidak terlalu mahal, terkadang mereka memberikan harga sesuai dengan harga toke. Dengan kita selalu setia dengan langganan kita, kita akan diberikan pelayanan yang terbaik sekalipun semua pedagang selalu berprilaku ramah namun dengan langganan tetap, kita merasa nyaman. Universitas Sumatera Utara 54 Melalui uraian di atas pedagang terdiri atas dua bagian yakni; 3.2.3.a. Pedagang Yang Memiliki Lapak Pedagang yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki izin dari pemerintah atau pemilik pasar swasta untuk berjualan di pasar tersebut dan menyewa lapak yang tersedia. 3.2.3.b. Pedagang Liar Pedagang liar merupakan mereka yang berjualan di sepanjang jalan pasar dan tidak memiliki izin pemerintah dan pemilik pasar berjualan di daerah tersebut. akan tetapi mereka tetap membayar uang keamanan kepada petugas keamanan seperti preman, dan satpam atas persetujuan kedua belapihak.

3.2.4. Pedagang dengan Petugas

Pedagang tidak hanya menjalin jaringan dengan pembeli dengan pemerintah saja, namun dengan petugas keamanan yang ada di pasarpun harus selalu berhubungan baik. Karena dengan petugas keamanan barang-barang pedagang akan tetap aman dan juga berjualan juga akan tetap nyaman tanpa perlu kwatir akan sesuatu hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini pedagang akan memberikan bayaran kepada petugas-petugas pasar. Petugas yang dimaksud disini yaitu preman pasar, satpam, dan tukang parkir. Para pedagang akan membayar preman-preman seharga Rp. 1.000 hari. Preman tersebut akan menjaga barang dagangan yang ada di kios-kios atau di bawah meja tempat berjualan para pedagang, bahkan sampai malam akan tetap dijaga. Preman tersebut dibayar pada pagi hari sebelum mulai berjualan. Salah Universitas Sumatera Utara 55 satu preman akan mengutip uang keamanan dari para pedagang, biasanya preman tersebut akan pergi atau nongkrong di warung dekat pasar tersebut. Berbeda dengan petugas keamanan satpam. Satpam yang bertugas pada pasar milik pribadi Bapak Nadeak dibayar setiap bulan oleh pemilik pasar tersebut. Satpam lebih banyak mendapatkan keuntungan karena banyaknya pedagang liar yang berjualan di pasar tersebut. Pedagang liar adalah mereka yang tidak berjualan di kios atau tempat yang disediakan pemilik pasar. Menurut pedagang, kenapa mereka tidak memilih berjualan di tempat yang disediakan karena sewanya terlalu mahal yaitu Rp. 7.000.000-8.000.000tahun lain lagi dengan uang harian Rp.35.000hari. Hal tersebut membuat para pedagang berpikir dua kali untuk menyewa lapak tempat berjualan mereka. Sehingga para pedagang bekerja sama dengan satpam dengan membayar uang sewa sebanyak Rp.1000.000 hari mereka sudah bisa berjualan satu harian. Pedagang juga harus memikirkan kendaraan yang mereka bawa, oleh karena itu mereka membayar uang parkir Rp.2000 untuk menjamin keamanan kendaraan mereka. Semua hal yag diuraikan tersebut merupakan jaringan yang terwujud dalam Pasar Simpang Limun antara pedagang dengan petugas pasar dengan memenuhi aturan-aturan atau kesepakatan yang mereka buat untuk mendapatkan kenyamanan dalam berjualan.

3.2.5. Hubungan Tukang Becak, Kuli Angkut dengan Pedagang

Tukang becak dengan pedagang memiliki suatu hubungan. Hubungan yang terjalin yaitu hubungan langganan, keluarga, dan teman. Tukang becak Universitas Sumatera Utara 56 biasanya menyangkut barang dagangan pedagang pagi-pagi buta sebelum aktivitas berjualan berjalan dan setelah berlangsung. Jasa tukang becak tidak hanya digunakan pada saat aktivitas di pasar saja. Jika pedagang membutuhkan tenaga becak untuk urusan lainnya, pedagang akan memanggil tukang becak langganannya. Pedagang juga membantu tukang becak secara tidak langsung dengan memberikan beberapa sewa. Misalnya, pembeli yang berbelanja banyak maka pedagang akan menawarkan becak langganannya membantu mengangkat barang dan mengantar pulang. Dengan demikian tukang becak telah dibantu pedagang mendapatkan sewa. Menurut Bapak Sinaga: “Saya mendapatkan sewa terkadang dari langganan tetap, langganan tetap saya, pedagang –pedagang di pasar sini juga. Jika ada pembeli yang membutuhkan jasa saya ataupun dari langganan tersebut. Maka dia langsung memanggil saya, baik lewat telpon atau memanggil saya di tempat pangkalan becak di pasar simpang limun”. Demikian juga dengan kuli angkut, pedagang menggunakan jasa mereka yang menjadi langganan pedagang sendiri. Setiap paginya pedagang yang membutuhkan jasa mengangkut barang mereka tidak perlu lagi mencari kuli angkutan, Karena kuli angkutan mengetahui pada saat-saat kapan mengangkut barang mereka dan jika ada keperluan mendadak pedagang tinggal menelpon langganannya kuli angkut. Menurut kuli Angkut, Ardi: “Saya kuli angkut sudah lama di pasar ini. Pekerjaan ini saya lakukan, karena saya butuh uang untuk kebutuhan keluarga. Setiap hari saya datang lebih awal untuk mengangkut barang-barang para pedagang ke tempat jualan mereka. Saya mendapatkan beberapa langganan tetap karena mereka mempercayaiku, bagiku juga denganku, tidak hanya mengangkut barang di pagi hari saja terkadang juga pembeli yang memborong banyak barang dagangan. Pedagang langganan saya langsung memanggil saya mengangkut barang tersebut. Tidak perlu capyk mencari saya, karena setiap hari, saya berada di pasar ini sampai pasar tutup”. Universitas Sumatera Utara 57

3.3. Aturan yang Mengikat Jaringan di Simpang Limun

Jaringan yang telah terwujud oleh sesama pelaku pasar juga memiliki aturan yang harus dijalankan untuk mempertahankan jaringan tersebut. Setiap jaringan yang terwujud baik antara pemerintah dengan pedagang, pedagang dengan pembeli bahkan antara pedagang dengan petugas keamanan memiliki aturan yang mengikat satu sama lainnya. Aturan-aturan tersebut yakni; alat prabayar uang, hubungan kepercayaan satu sama lain, tanggung jawab atas hak dan kewajiban. Aturan yang mengikat tersebut diuraikan di bawah ini;

3.3.1. Alat prabayar uang

Gambar 1 Lembaran Kutipan Pembayaran Uang Kebersihan Para Pedagang Oleh Dinas Kebersihan Sumber: Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara 58 Uang merupakan alat prabayar yang digunakan setiap orang, seperti yang dilakukan para pedagang di Pasar Simpang Limun untuk memperoleh uang mereka juga harus mengeluarkan uang. Misalnya, pedagang dengan pemerintah. Pemerintah menyediakan lapak untuk tempat berjualan namun setiap pedagang harus membayar uang lapak setiap tahunnya, dan uang kebersihan keamanan dan lain sebagainya supaya tetap bisa berjualan di tempat tersebut. Melihat kewajiban yang harus dipenuhi pedagang menjelaskan, bahwa alat prabayar merupakan alat pengikat yang digunakan kedua belah pihak dan harus dipenuhi oleh masing-masing pihak yang bersangkutan. Begitu juga antara pedagang dengan pembeli, pembeli harus membayar barang yang mereka butuhkan untuk memilikinya, dengan demikian hubungan akan berjalan dengan baik. Pedagang dengan petugas keamanan juga melakukan hal yang sama mereka harus mematuhi aturan supaya apa yang mereka kerjakan berjalan dengan baik, semua hal tersebut harus dibayar dengan uang atau harga yang telah mereka tetapkan dan sepakati. Sering kita dengar istilah “uang yang mengatur negara” istilah ini sangat nyata bagi kehidupan sehari-hari kita. Dengan kita memiliki uang baru berani kita melangkah, kita mau berlibur, belanja, makan harus memiliki uang sebagai alat prabayar yang sah. Kadang kala uang bisa mengubah sikap seseorang menjadi baik, atau jahat kepada sesama. Begitu juga di Pasar Simpang Limun dengan kita memiliki uang keamanan kita Universitas Sumatera Utara 59 berjualan bisa terjamin, misalnya dengan kita membayar preman pasar mereka akan menjaga barang jualan baik yang ditinggal di lokasi atau pada saat berjualan. Begitu juga sebaliknya jika tidak membayar sesuai harga yang disepakati makan akan ada keributan, atau kurang nyaman dalam bekerja. Jika tidak melunasi kewajiban untuk preman-preman pasar mereka akan mengamuk dan memaksa untuk dibayar.

3.3.2. Hubungan Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang yang menjalin suatu jaringan, misalnya antara pedagang dengan langganan atau dengan pihak lain yang terlibat dengan pasar yang saling menjalin hubungan. Kepercayaan yang mereka jalin akan memberikan keuntungan serta kemudahan bagi setiap orang yakni, seorang pedagang akan memperoleh langganan tetap . Karena pelayanan yang baik yang diberikannya pada setiap pembeli, dan harga yang terjangkau yang ditawarkan kepada pembeli. Hal tersebut membuat pelanggan merasa nyaman dan tidak mau capek berkeliling pasar untuk mendapatkan suatu barang. Pembeli ini suatu waktu akan mengajak teman lainnya untuk berbelanja ditempat yang sama sehingga keuntungan yang diperoleh pedagang semakin banyak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan kepercayaan antara yang satu dengan lainnya menjadi pengikat suatu hubungan untuk tidak berpaling dari langganannya. Kepercayaan ini bisa terjalin dengan baik tidak hanya satu dua kali transaksi saja namun dengan seringnya Universitas Sumatera Utara 60 komunikasi serta transaksi antara yang satu dengan yang lain. Jika kepercayaan telah terjalin dengan baik akan sulit untuk berpaling berbelanja di tempat pedagang lainnya. Hubungan kepercayaan ini tidak hanya berlangsung di pasar saja, bisa sampai pada hubungan di luar pasar. Misalnya Ibu A mengadakan pesta dia akan mengundang langganan tetapnya turut serta menghadiri pesta tersebut karena hubungan langganan dan kepercayaan yang mengikat menjadikan keduanya menjadi seperti saudara atau keluarga.

3.3.3. Tanggung Jawab

Tanggung jawab bisa tercipta karena adanya hubungan yang terkait satu dengan lainnya. Dalam hubungan tersebut tercipta kesepakatan-kesepakan yang harus dipatuhi. Untuk menjalin suatu hubungan yang baik setiap orang pembuat kesepakatan memiliki tanggung jawab tersendiri yang harus dipenuhi. Dari hal tersebut juga bisa menciptakan kepercayaan kedua belapihak. Setiap orang yang memiliki hubungan, akan bertanggung jawab terhadap sesuatu hal yang telah mereka sepakati. Tanggung jawab ini merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam mengikat suatu jaringan. Orang akan percaya jika sesuatu itu ditanggung jawab-pi dengan baik oleh orang yang membuat kesepakatan. Seperti pedagang dengan petugas keamanan mereka dibayar setiap hari oleh para pedagang namun dengan melimpahkan tanggung jawab yang mereka sepakati dengan Universitas Sumatera Utara 61 menjaga barang-barang para pedagang dan melindungi para pedagang liar. Jika suatu waktu tidak sesuai dengan kesepakatan, pedagang akan menuntut para petugas keamanan yang tidak bertanggung jawab atas tugas yang telah dilimpahkan.

3.4. Premanisme di Pasar

Preman sering diartikan sebagai perusuh namun di pasar Simpang Limun preman menjadi salah satu petugas keamanan. Preman-preman bertugas menjaga dagangan para pedagang-pedagang di Simpang Limun mulai dari pagi sampai besok paginya lagi demikian setiap hari. Keamanan bisa tercapai karena ada kesepakatan antar kedua belapihak dimana preman akan menjamin keamanan barang dagangan jika bayaran mereka lancar. Pedagang membayar para preman Rp. 1.000hari demi keamanan mereka. Sampai saat ini para pedagang tidak pernah melewatkan pembayaran untuk para preman. Preman hanya ditemukan di pasar milik pemerintah, sedangkan di pasar milik swasta petugas keamanan disediakan sendiri oleh pemiliknya yaitu beberapa satpam yang bertugas setiap harinya. Menurut junius salah satu preman di pasar: “Saya menyumbangkan jasa saya kepada pedagang- pedagang di sini, dengan menjaga keamanan barang dagangan mereka dari orang-orang yang berusaha mencuri barang dagangan mereka, atau siapa saja yang berusaha merusuh di pasar simpang limun ini sebagai wilayah mereka. Akan tetapi semua akan aman dan terkendali jika bayaran tetap berjalan lancar sesuai dengan kesepakatan yang kami buat” Universitas Sumatera Utara 62

BAB IV DAMPAK SISTEM JARINGAN SOSIAL YANG TERJADI DI PASAR

SIMPANG LIMUN

4.1. Dampak Terhadap Pembeli dan Pedagang

Pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok. Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama untuk produk- produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya. Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar, maka bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah. Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah dipatok dengan harga pas. Dampak positif yang diterima oleh pedagang sendiri yakni, pedagang bisa menjual barang dagangannya sebanyak-banyaknya dengan menjaga barang dagangannya dan membuat harga sendiri atas barang jualan mereka. Selain itu setiap pedagang selalu memilih barang yang terbaik untuk ditawarkan kepada Universitas Sumatera Utara