Letak Geografis Pasar Simpang Limun Sejarah Pasar Simpang Limun

23

BAB II GAMBARAN PASAR SIMPANG LIMUN MEDAN

2.1. Letak Geografis Pasar Simpang Limun

Pasar Simpang Limun merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Medan. Secara geografis,Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°- 98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke Utara. Pasar Simpang Limun yang berlokasi di kelurahan Sitirejo I melalui batas-batas tertentu yang bersebelahan dengan kelurahan lainnya. Batas-batas tersebut yakni: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Medan Kota. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sitirejo II, Kecamatan Medan Amplas. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sudirejo I, Kecamatan Medan Kota. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun. Di dalam Kelurahan Sitirejo I terdapat sebuah sungai yang bernama “Sungai Bantuan” yang membelah Kelurahan Sitirejo I dari Selatan ke Utara hingga menembus Kelurahan Sitirejo II. Adapun luas kelurahan Sitirejo adalah 0,45 km2 dengan perincian sebagai berikut: luas pemukiman : 0, 39 km2 luas pekarangan : 0. 2 km2 luas perkantoran : 0, 2 km2 luas prasarana umum lainnya: 0, 2 km2. Universitas Sumatera Utara 24

2.2. Menuju Lokasi Penelitian

Pasar tradisional merupakan ciri negara berkembang tingkat pendapatan dan perekonomian masyarakat yang kurang begitu tinggi menyebabkan masyarakat lebih suka berbelanja ke pasar tradisional. Pasar tradisional seperti yang dijelaskan bahwa pasar tempat masyarakat yang memiliki ekonomi rendah hingga menengah dapat ditemukan di salah satu pasar tradisional di Kota Medan yaitu Pasar Simpang Limun Medan. Pasar Simpang Limun berlokasi di tempat- tempat padat penduduk, strategis dan mudah dijangkau. Adapun letak lokasi dan batasan wilayah pasar tradisional Pasar Limun Medan Pasar Simpang Limun SM. Raja : - Sebelah Utara berbatasan dengan Jln Sakti Lubis - Sebelah Selatan berbatasan dengan Jln Sm.Raja. Amplas. - Sebelah Barat berbatasan dengan Jln Sm. Raja Jln Kemiri - Sebelah Timur berbatasan dengan Jln Sm Raja. Jalan Seksama Melalui uraian batasan lokasi pasar Simpang Limun, pasar tradisional ini terletak di kecamatan Medan Amplas merupakan salah satu dari kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Pada tahun 2011, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 88.638 jiwa. Luasnya adalah 11,19 km2 dan kepadatan penduduknya adalah 7.921,18 jiwakm2. Salah satu Kecamatan yang dimiliki Sumatera Utara ini memiliki 7 kelurahan. Kelurahan ini merupakan salah kelurahan dimana pasar Limun berada. Yaitu kelurahan Sitirejo I. Universitas Sumatera Utara 25

2.2.1. Sejarah Terbentuknya Kelurahan Sitirejo I

Kelurahan Sitirejo 1 merupakan salah satu kelurahan di kecamatan medan kota. Kelurahan Sitirejo 1 pada awalnya merupakan sebuah wilayah dengan nama kampung Sitirejo 1 yang kemudian dibentuk menjadi sebuah kelurahan karena adanya perluasan kota Medan yang disebabkan adanya pertumbuhan penduduk dan urbanisasi serta adanya perkembangan industri, perdagangan dan sebagainya sehingga dengan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 22 tahun 1973, kampung Sitirejo 1 dirubah statusnya menjadi sebuah kelurahan. Sejak itu hingga kini telah banyak perubahan dari struktur pembangunan jalan dan pembangunan sarana dan prasarana di kelurahan Sitirejo 1 tersebut sehingga menjadi lebih baik seperti sekarang.

2.2.2. Keadaan Penduduk

Adapun komposisi penduduk dan distribusi penduduk di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan, dan agama yang masing-masing disajikan dalam tabel.

1. Umur

Klasifikasi masyarakat di Kelurahan Sitirejo I berdasarkan umur dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 26 Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ase 1536 13, 62 1290 11, 44 1194 24-29 1024 30-35 1050 36-41 1050 42-47 967 48-53 999 54 Keatas 946 11274 Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1 Dari tabel di atas diketahui total dari penduduk di Kelurahan Sitirejo I yaitu 11. 274 orang, yang terdiri dari 5377 jiwa penduduk laki-laki dan 5897 jiwa penduduk perempuan yang tersebar di 17 lingkungan yang ada di Kelurahan Sitirejo I.

2. Pekerjaan

Penduduk di Kelurahan Sitirejo I memiliki jenis pekerjaan yang beragam, adapun klasifikasi jenis pekerjaan penduduk di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 27 Tabel 2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan aan h orang ase swasta ai negeri ng hit batu kayu udi becak ri aha h Sumber : Profil Kelurahan Sitirejo 1 Dari tabel 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang paling mendominasi di Kelurahan Sitirejo I tersebut adalah sebagai pengusaha, yang mencapai persentase hingga 35, 33 dari total keseluruhan. Kemudian diikuti oleh pedagang dan buruh pegawai swasta. Namun demikian perbedaan persentase penduduk dari jenis pekerjaannya tidak terlalu jauh berbeda antara satu dengan yang lainnya. Penduduk di Kelurahan Sitirejo I tersebut tergolong memiliki jenis pekerjaan yang beragam.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan kunci dari keberhasilan dan kemajuan, melalui pendidikan maka manusia akan memiliki suatu pola berfikir dan sikap mental yang baik sehingga memungkinkan adanya pencapaian taraf hidup yang baik. Adapun komposisi pendidikan masyarakat di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara 28 Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Peresentase 1. Belum sekolah 1516 13.45 2. Usia 7-45 thn. Tidak Pernah Sekolah 3055 27.09 3. Pernah Sekolah SD tetapi tidak tamat 223 1.98 4. Tamat SD Sederajat 2440 21.64 5. SLTP Sederajat 1860 16.50 6. SLTA Sederajat 1650 14.64 7. D-1 90 0.80 8. D-2 110 0.98 9. D-3 170 1.51 10. S-1 130 1.15 11. S-2 30 0.27 JUMLAH 11274 100 Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1 Dari tabel dapat dilihat bahwasanya masih banyak penduduk yang berusia 7-45 tahun dan belum pernah mendapatkan pendidikan formal di bangku sekolah. Dan persentase tingkat pendidikan tampak seperti bentuk piramida, dimana masyarakat lebih banyak yang mendapatkan pendidikan SD yaitu 21, 64 dimana kemudian pada tiap tingkat selanjutnya yang lebih tinggi persentasenya semakin rendah, untuk yang lulus hingga tingkat S2 hanya ada 0,26 .

4. Agama

Penduduk di Kelurahan Sitirejo I menganut agama yang berbeda-beda diantara enam agama yang diakui di Indonesia. Untuk melihat komposisi penduduk di Kelurahan Sitirejo I berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4 Universitas Sumatera Utara 29 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama No. Agama Jumlah orang Persentase 1. Islam 6858 60.83 2. Kristen 4071 36.11 3. Katholik 290 2.57 4. Hindu 25 0.22 5. Budha 30 0.27 Jumlah 11274 100 Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Kelurahan Sitirejo I memeluk agama Islam dengan jumlah persentase hingga 60, 83 dari total populasi yang ada. Sedangkan pada urutan yang kedua yaitu agama Kristen berjumlah sebanyak 36, 10 , dan sisanya menganut agama Katholik, Hindu dan Budha.

5. Sarana dan Prasaran

Fasilitas sarana dan prasarana merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi terciptanya pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dengan terpenuhinya sarana dan prasarana dalam sebuah tatanan lingkungan masyarakat maka masyarakat sekitar akan lebih mudah dalam memenuhi segala tujuan dan rencana- rencananya. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat pada masing-masing tabel yang terdiri dari sarana pendidikan dan prasarana kesehatan. Sarana Pendidikan Dari komposisi penduduk berdasarkan pendidikan yang telah disajikan pada tabel 3, tampak bahwasanya tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Universitas Sumatera Utara 30 Sitirejo I termasuk kedalam kategori tinggi dimana terdapat persentase penduduk yang telah mendapatkan pendidikan hingga ke jenjang S2. Tentunya hal ini disebabkan karena masyarakat di Kelurahan Sitirejo I menyadari akan pentingnya pendidikan. Dari tingkat ekonomi masyarakat di Kelurahan Sitirejo I termasuk kedalam golongan ekonomi menengah. Sehingga dengan demikian, usaha-usaha untuk meningkatkan taraf pendidikan di Kelurahan Sitirejo I terus diupayakan dalam penyediaan sarana ataupun prasarana pendidikan. Untuk melihat gambaran lebih jelas mengenai pemenuhan sarana pendidikan di Kelurahan Sitirejo I dapat dilihat pada tabel 5 di halaman sebelah. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa di Kelurahan Sitirejo I tampak adanya keseragaman sarana Pendidikan, dimana masing-masing jenjang pendidikan memiliki sarananya masing-masing mulai dari TPA, SD Sederajat, SLTP Sederajat, SLTA Sederajat, hingga jenjang Perguruan Tinggi. Hal tersebut cukup baik, karena masyarakat dapat lebih mudah untuk mendapatkan pendidikan karena terdapat sarana pendidikan di sekitar tempat tinggalnya. Tabel 5 Keadaan Sarana Pendidikan No. Sarana Pendidikan Jumlah Presentase 1. Tpa 1 14,29 2. Tk 2 28.57 3. SDsederajat 1 14.29 4. SLTPsederajat 1 14.29 5. SLTAsederajat 1 14.29 6. Perguruan tinggi 1 14.29 Jumlah 7 100 Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1 Universitas Sumatera Utara 31 Prasarana Kesehatan Masyarakat yang sehat merupakan sebuah indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut. Untuk itu terpenuhinya fasilitas prasarana kesehatan akan mendukung bagi terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat seberapa besar Kelurahan Sitirejo I dalam memenuhi prasarana kesehatan masyarakat, dapat dilihat dari prasarana-prasarana yang tersedia serta jumlahnya yang akan disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 6 Prasarana Kesehatan No. Prasarana kesehatan Jumlah Presentase 1. Rumah sakit umum - - 2. Puskesmas - - 3. Puskesmas pembantu - - 4. Poliklinikbalai pengobatan 1 6.25 5. Apotik 4 25 6. Posyandu 6 37.5 7. Toko obat - - 8. Tempat dokter praktek 5 31.25 Jumlah 16 100 Sumber: Profil Kelurahan Sitirejo 1 Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya jumlah prasarana kesehatan sebanyak 16 prasarana yang terdiri dari 1 Poliklinik Balai Pengobatan, 4 Apotik, 6 Posyandu, 5 Tempat Dokter Praktek. Hal ini cukup baik karena Kelurahan dengan luas 0, 45 km2 memiliki hingga 16 prasarana kesehatan yang tentunya sangat membantu masyarakat dalam memenuhi tingkat kesehatannya menjadi lebih baik, dan dengan jumlah tempat praktek dokter hingga 5 dapat memudahkan Universitas Sumatera Utara 32 masyarakat dalam menjangkau tempat sehingga tidak membuang-buang waktu untuk mencari tenaga dokter di tempat lain

2.3. Sejarah Pasar Simpang Limun

Pasar tradisional yang berada di Simpang Limun Medan merupakan tempat yang tidak jauh dari pinggiran jalan. Jika dilihat sekilas, pasar ini sangat memprihatinkan karena dibelakangi oleh toko, sehingga pasar tradisional ini tertutupi oleh bagunan besar. Pasar atau Pajak Simpang Limun yang berada di jalan Sisingamangaraja merupakan salah satu pasar tradisonal yang cukup terkenal di Kota Medan. Hal tersebut disebabkan Pasar Simpang Limun memiliki berbagai jenis barang dagangan yang lengkap. Banyak cerita yang menggambarkan Pasar Simpang Limun Medan, yaitu tentang awal mulanya pasar ini. Pasar Simpang Limun Medan awalnya merupakan bekas dari perusahaan pabrik limun yang terbakar. Tidak tahu kenapa pabrik tersebut bisa terbakar dan bahkan tahun berapa kejadian kebakaran itu terjadi. Tetapi jika ditanya kepada warga setempat bahkan pengurus pasar tersebut mereka menyatakan benar bahwa pasar ini bekas kebakaran perusahaan pabrik limun 13 . Setelah terjadinya kebakaran tersebut Pak Nadeak selaku pemilik tanah, menjadikan perusahaan bekas pabrik limun tersebut menjadi sebuah pasar tradisional yaitu Pasar Simpang Limun Medan dan pasar tradisional tersebut masih aktif sampai sekarang. 13 Wawancara dengan satpam pasar pak Siahaan Universitas Sumatera Utara 33 Pasar Simpang Limun Medan ini terbagi atas dua yaitu milik pemerintah yang disebut sebagai pasar Gambir dan pasar Baru serta swalayan usaha milik pribadi swasta yaitu milik bapak Nadeak. Pak Nadeak dahulu merupakan salah satu Jendral di Kota Medan, selain memiliki tanah Pasar Simpang Limun Medan bapak Nadeak ini masih memiliki banyak tanah di daerah jalan Sisingamangaraja 14 , setelah Bapak Nadeak meninggal Pasar Simpang Limun ini pindah tangan pada anak-anak Pak Nadeak untuk mengelola Pasar Limun sampai sekarang. Pasar ini mulai beroperasi dari dini hari jam 2 pagi sampi sore hari. Di pagi hari pasar ini sangat ramai oleh toke-toke dan pedagang yang mengatarkan barang-barang jualannya baik yang berasal dari Kota Medan dan dari daerah lainnya. Pembeli banyak dijumpai pada pukul 10.00 wib hingga sore hari pukul 16.00 wib. Di Pasar Simpang Limun Medan ini barang-barang yang dijual sangat beraneka ragam diantaranya kebutuhan pokok seperti sayur-sayuran, ikan, bumbu, buah-buahan, alat-alat masak, pakaian dan yang lainnya. Pasar tradisonal Simpang Limun Medan ini merupakan pasar tradisional yang masih banyak dikunjungi oleh masyarakat. Baik dari kalangan rendah sampai kalangan tinggi atau masyarkat yang bekerja dirumahan sampai masyarkat yang bekerja dikantoran. Pasar Simpang Limun ini jika dilihat pintu utama diawali dengan pengunjung atau pembeli yang akan langsung bertemu dengan pedagang buah. Pedagang buah disana terdiri dari 10 pedagang dan dilanjut dengan penjual sayur- sayuran. Dibelakang pasar Simpang Limun ini atau wilayah pasar yang berbatasan 14 Hasil wawancara Universitas Sumatera Utara 34 dengan jalan Kemiri biasanya akan dipadati pedagang baju bekas rombengan dan sebagian pedagang ikan. Di dalam Pasar Simpang Limun Medan juga terdapat bangunan yaitu Swalayan namun swalayan ini hampir sama kotornya dengan pasar tradisional bedanya pasar ini berlantai semen dan diskat-skat oleh papan-papan. Para pedagang dan pembeli mengatakan Swalayan tersebut masih termasuk Pasar Simpang Limun. Hanya saja perbedaannya pada tempat penjualan pedagang. Pedagang disana sudah memiliki tempat yang lebih bagus dibandingkan tempat jualan di luar swalayan. Di dalam gedung tersebut masih diterapkan sistem tawar menawar antara pembeli dan pedagang. Pedagang Simpang Limun yang aktif berdagang di lokasi Simpang Limun Medan berjumlah 105 stan yang bergabung semua jenis dagangan seperti pakaian, buah-buahan, daging, segala jenis bumbu, gula dan beras, sayur-sauran dan barang pecah belah. Para pedagang di dalam gedung tersebut termasuk berkelompok walaupun sebagian diselang-selingi pedagang lainnya seperti pedagang sayuran. Adapun untuk melihat lebih jelas banyak stanpedagang yang berjualan di Pasar Simpang Limun Medan dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 7 Jumlah Stan Dagangan dan Jenis Dagangan No Jenis Dagangan Pasar Simpang Limun Pakaian 8 Sepatu 5 2 Sayur-Mayur 15 Ikan Basah 8 Ikan TeriAsin 7 Buah-Buahan 17 Rempah-Rempah Segala Jenis Bumbu 11 Kelapa 5 Gula,Beras,Tepung Sembako 15 3 Barang-Barang Pecah Belah 7 Jumlah 105 Sumber: Hasil Wawancara Dari tabel terlihat bahwa jumlah pedagang atau stan berjumlah 105 buah. Stanpedagang ini tidak berkumpul sesama pedagang buah atau pedagang pakaian di salah satu tempat. Mereka ada yang terpisah dengan sesama yang barang jualannnya sama. Dalam berjualan para pedagang disini tidak serentak membuka toko lapak. Pedagang biasanya ada yang sudah buka jam 04.00 subuh dan sudah berjualan ada yang buka jam 07.00 atau ada yang buka jam 09.00 dan ada yang buka diatas jam 10. Pedagang stan yang buka jam 04.00 ke jam 09.00 biasanya adalah para pedagang sayur-sayuran, pedagang buah-buahan, bumbu dan pedagang ikan sedangkan pedagang kain, sepatu dan pedagang barang pecah belah lebih sering buka pada jam 07.00 ke atas. Berbeda pada saat membuka lapak atau tempat dagangan, para pedagang yang duluan buka, seperti pedagang buah, sayur, ikan, bumbu akan lebih cepat Universitas Sumatera Utara 36 tutup, walapun nanti masih ada pedagang tersebut ada yang terakhir pulang dengan pedagang yang buka pada jam 07.00 seperti pedagang kain, sepatu dan pedagang barang pecah belah. Para pedagang di Pasar Simpang Limun Medan sangat beragam. Jika dilihat misalnya pedagang sayur-mayur atau pedagang bumbu-bumbu dapur lebih banyak dijual para pedagang perempuan antara umur 24-50 tahun dan untuk waktu lamanya berjualan para pedagang perempuan di pasar simpang limun ini sudah lama mungkin 5 tahun lebih. Dalam melakukan pekerjaan ini diakui pedagang perempuan tidak banyak mengeluarkan tenaga, karena ketika buah-buah atau sayur mereka datang dari toke biasanya sudah langsung mengangkat sayuran dan buah-buahan tersebut ke tempat mereka berjualan. Sedangkan untuk berjualan ikan dan daging biasanya banyak dipegang oleh para kaum laki-laki berumur 20-40 tahun walapun satu atau dua orang perempuan ikut masih bekerja. Pedagang perempuan bahkan sudah berjualan 5 tahun lebih. Dalam menjual barang dagangan ini diperlukan tenaga yang cukup karena kadang pembeli menginginkan ikan atau daging yang dibeli sudah harus dipotong dan dibersihkan sehingga otomatis para pedagang harus menyiapkan tenaga untuk memotong baik ikan maupun daging. Dalam mengangkut ikan sering dipakai tenaga laki-laki karena banyak ikan ketika sampai di pasar simpang limun dengan keadaan bercampur air dan es sehingga sangat dibutuhkan tenaga yang banyak dan pada daging misalnya daging masih berupa potong- potongan besar sampai di pasar atau misalnya ayam dalam keadaan hidup sampai Universitas Sumatera Utara 37 di pasar. Sehingga untuk mengangkatnya ke tempat dagang harus yang memiliki kekuatan yang lebih kuat. Pedagang kain, sepatu dan barang pecah belah banyak dikelola satu keluarga. Maksudnya ada satu keluarga yang berjualan berbagai jenis dagangan dengan stan yang berbeda. Masing-masing stan memiliki pengawai tersendiri. Pedagang kain, sepatu dan barang pecah belah ini lebih banyak di temukan di dalam gedung yang baru, walaupun di luar gedung masih ada. Barang dagangan kain, sepatu adan barang pecah belah ini lebih sering dikunjungi di siang hari sampai sore hari dibandingkan dengan pagi hari. Barang dagangan seperti sepatu, kain dihasilkan dari bandung, batam, medan dan kota lainnya. Sama seperti kain, sepatu barang dagangan pecah belah juga dihasilkan dari pabrik seperti Cina, Tanjung Morawa, Batam dan daerah lainnya. Barang dagang sepatu, kain, barang pecah belah dan yang lainnya bertambah hanya beberapa kali dalam sebulan. Berbeda dengan untuk jualan seperti sayur, buah, ikan, bumbu yang tiap harinya selalu diantar dan berganti. Pedagang sayur, buah-buahan, bumbu-bumbu dapur tidak banyak menggunakan tenaga lain dalam membantu berjualan. Mereka banyak menggunakan tenaga keluarga. Sebagaimana yang dikatakan Ibu Pasaribu 46 : “Kalau saya mempekerjakan orang lagi, ngak ada lah keuntungan saya, jualan buah yang saya jual masih sedikit tempatnya aja hanya 2 meter saja luasnya. Kalau tadi sudah buka toko buah mungkin saja saya mempekerjakan orang, inikan masih kecil tempat jualan saya. Nanti jadi saya yang rugi.” Universitas Sumatera Utara 38 Seperti yang dikatakan informan diatas bahwa para penjual buah disini masih menjual buah tidak banyak-banyak. Sehingga tidak perlu melakukan penyewaan tenaga.

2.4. Penyedia Pasar Simpang Limun a. Pemerintah