51
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari objek penelitian melalui fakta-fakta empiris untuk
memperoleh masalah, dimana rumusan masalah pada penelitian ini adalah asosiatif dalam bentuk hubungan kausalitas. Dengan demikian terdapat variabel
independen yang mempengaruhi dan variabel dependen yang dipengaruhi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan mengakses situs www.idx.co.id, www.bi.go.id, www.e-bursa.com.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2013 hingga Maret 2013.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 1.
Variabel dependen Y adalah underpricing. 2.
Variabel independen X yaitu return on asset X
1
, debt to equity ratio X
2
, besaran perusahaan X
3
, earning per share X
4
, ukuran penawaran X
5
, umur perusahaan X
6
, reputasi underwriter X
7
, reputasi auditor X
8
, inflasi X
9
dan suku bunga X
10
.
Universitas Sumatera Utara
52
3.4 Definisi Operasional Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dua macam
variabel, yaitu variabel dependen Y dan variabel independen X.
a.
Variabel Dependen Y Variabel dependen adalah underpricing. Underpricing di-proxy dengan
penghitungan initial return yaitu selisih antara penutupan harga saham pada hari pertama di pasar sekunder dengan harga saham penawaran perdana dibagi dengan
harga saham penawaran perdana Ardiansyah, 2004. Jika harga saham pada pasar perdana lebih rendah dibandingkan harga saham pada pasar sekunder, maka akan
terjadi underpricing. Besarnya underpricing dapat dihitung dengan rumus: Initial Return =
–
x 100
b.
Variabel Independen X
Variabel independen dalam penelitian ini didasarkan pada faktor – faktor
yang dapat mempengaruhi underpricing harga saham pada perusahaan –
perusahaan yang melakukan Initial Public Offering IPO di Bursa Efek Indonesia BEI, yakni:
1. Return on Asset X
1
Return on Asset ROA adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA
menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. ROA dapat diukur dengan rumus :
ROA =
Universitas Sumatera Utara
53 2.
Debt to Equity Ratio X
2
Debt to Equity Ratio DER menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dengan ekuitas yang dimilikinya. Apabila DER tinggi maka
akan menunjukkan risiko suatu perusahaan yang tinggi pula. Variabel ini diukur dengan persentase dari total hutang terhadap total ekuitas perusahaan pada saat
melakukan penawaran perdana. DER =
3. Besaran Perusahaan X
3
Pada umumnya perusahaan yang berskala besar lebih dikenal masyarakat calon investor dibandingkan perusahaan
– perusahaan berskala kecil. Ukuran perusahaan diukur dengan menghitung logaritma natural total aktiva tahun
terakhir sebelum perusahaan tersebut listing di Bursa Efek Indonesia Ardiansyah, 2004.
4. Earning per Share X
4
Earning Per Share menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa juga merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba
untuk setiap saham. EPS dihitung dengan rumus: EPS =
5. Ukuran Penawaran Saham X
5
Proceeds atau ukuran penawaran merupakan hasil yang diterima dari pengeluaran saham. Variabel ini diukur dengan menghitung logaritma natural
Universitas Sumatera Utara
54 Ln jumlah penawaran saham perusahaan pada saat melakukan IPO, dengan
rumus:
Ln_K = harga penawaran offer price x jumlah lembar saham yang diterbitkan shares
6. Umur Perusahaan X
6
Umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan hidup dan banyaknya informasi yang diserap oleh publik. Variabel ini diketahui
berdasarkan pengalaman perusahaan, dengan asumsi investasi ke perusahaan yang lebih tua dianggap sebagai investasi yang lebih rendah risikonya. Umur
perusahaan dihitung mulai perusahaan didirikan sampai perusahaan melakukan IPO.
7. Reputasi Underwriter X
7
Variabel ini diukur dengan memeringkat reputasi underwriter berdasarkan nilai penawaran saham pada saat melakukan IPO. Nilai penawaran saham dapat
dihitung dengan harga penawaran offering price dikalikan dengan jumlah lembar saham yang diterbitkan. Besarnya nilai penawaran saham menunjukkan
kemampuan penjaminan yang dilakukan oleh underwriter jika saham tidak laku terjual pada pasar perdana. Kemudian dilakukan peringkat sesuai dengan ukuran
underwriter Carter Manaster 1990. Hasil penelitian Nasirwan 2002, menunjukkan bahwa ukuran Carter Manaster CM lebih baik dari ukuran
Johnson Miller JM. Sesuai dengan prosedur ukuran CM membagi data peringkatan tersebut menjadi 10 kategori 9-0. Untuk underwriter yang
mempunyai reputasi paling tinggi diberi skala 9 dan untuk underwriter yang mempunyai reputasi rendah diberi skala 0 Nasirwan, 2002. Kategori menurut
Universitas Sumatera Utara
55 pemeringkatan CM untuk urutan underwriter yang berperingkat 1 sampai 3 diberi
skala 9. Lalu peringkat 4 sampai 6 diberi nilai 8, peringkat 7 sampai 9 diberi nilai 7 dan seterusnya hingga tiga underwriter terbawah diberi nilai 0.
8. Reputasi Auditor X
8
Auditor ini diukur berdasarkan frekuensi auditor yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan publik. Dalam penelitian ini dibuat ranking
auditor dengan cara membuat record dari perusahaan yang melakukan IPO dan membuat urutan sesuai dengan frekuensi auditor yang melakukan audit. Auditor
yang termasuk dalam empat besar Kantor Akuntan Publik di Indonesia yang berafiliasi dengan the big four adalah :
1. KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja afiliasi dari Ernst Young
2. KAP Osman Bing Satrio afiliasi dari Deloitte Touche Tohmatsu
3. KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja afiliasi dari KPMG
4. KAP Haryanto Sahari afiliasi dari PwC Pricewaterhouse Coopers
Dengan asumsi bila emiten menggunakan auditor yang termasuk dalam kategori “big four” diberi skala 1 dan bila emiten tidak menggunakan auditor yang
termasuk dalam kategori tersebut diberi skala 0 Nurhidayati dan Indriantoro, 1998 dalam Suyatmin dan Sujadi, 2006.
9. Inflasi X
9
Tingkat inflasi merupakan indikator kondisi perekonomian negara secara umum. Tingkat inflasi ini diukur dengan melihat besarnya inflasi yang terjadi di
Indonesia sebulan sebelum sebuah perusahaan melakukan IPO. Data inflasi diperoleh melalui website Bank Indonesia www.bi.go.id.
Universitas Sumatera Utara
56 10.
Tingkat Suku Bunga X
10
Suku bunga bank merupakan indikator yang dapat mempengaruhi sebuah perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pendanaannya dan dapat mempengaruhi
keputusan investor dalam melakukan investasi. Suku bunga bank ini diukur dengan besarnya suku bunga tahunan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat
sebuah perusahaan melakukan IPO.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator
Satuan Skala
Pengukuran
Underpricing Y
–
x 100 Persen
Rasio Return on Asset
X
1
x 100
Persen Rasio
Debt to Equity Ratio X
2
x 100 Persen
Rasio Besaran
perusahaan X
3
Log Natural Total Aktiva Emiten Setahun Sebelum IPO Rupiah
Rasio Earning per
share X
4
Rupiah Rasio
Ukuran penawaran
saham X
5
Log Natural K = Harga Penawaran offer price x Jumlah Lembar Saham yang Diterbitkan shares
Rupiah Rasio
Umur perusahaan X
6
Umur perusahaan dihitung mulai perusahaan didirikan sampai perusahaan melakukan IPO.
Tahun Rasio
Reputasi underwriter
X
7
Diukur berdasarkan nilai penawaran saham pada saat melakukan IPO dan diperingkat dengan metode Carter
Manaster CM. 0-9
Interval Reputasi auditor
X
8
Diukur berdasarkan frekuensi auditor yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan publik
dengan mengkategorikan ke dalam empat besar big 4 KAP afiliasi Indonesia.
0-1 Interval
Inflasi X
9
Diukur dengan melihat besarnya inflasi yang terjadi di Indonesia sebulan sebelum sebuah perusahaan
melakukan IPO. Persen
Rasio
Suku bunga X
10
Diukur dengan besarnya suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat sebuah perusahaan melakukan
IPO Persen
Rasio
Universitas Sumatera Utara
57
3.5 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang melakukan
Initial Public Offering IPO di Bursa Efek Indonesia Periode Januari 2007 sampai dengan Juni 2012 terdapat sebanyak 107 perusahaan. Namun yang
mengalami underpricing hanya 88 perusahaan. Adapun kriteria untuk pemilihan target populasi adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang baru listing di BEI Periode Januari 2007 sampai dengan Juni
2012 di luar perusahaan dari sektor perbankan dan lembaga keuangan sejenis.
2.
Perusahaan tersebut tidak mengalami delisting.
3.
Perusahaan yang underpricing.
4.
Data perusahaan khususnya EPS dan ROA tidak memiliki nilai negatif.
5.
Tersedia data laporan keuangan satu tahun sebelum IPO.
6. Tersedia data harga saham, tahun berdiri dan tanggal listing di BEI selama
periode penelitian.
7. Tersedia data inflasi sebulan sebelum IPO dan suku bunga pada saat IPO yang
dapat diakses melalui situs website www.bi.go.id.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 3.2 Kriteria Pemilihan Target Populasi
Keterangan Jumlah perusahaan
Perusahaan yang melakukan IPO periode 2007-2012
107 Perusahaan yang harga sahamnya tidak
mengalami underpricing 19
Perusahaan yang harga sahamnya mengalami underpricing
88 Perusahaan
yang berada
di sektor
keuangan 10
Perusahaan yang memiliki ROA dan EPS yang negatif
5
Perusahaan yang datanya tidak lengkap 6
Perusahaan yang terpilih sebagai sampel 67
3.6 Jenis Data