2. Nurul
Aini. 2008.
Hubungan Antara
Pemahaman Pendidikan
Kewarganegaraan Dengan Kesadaran Akan Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Indonesia pada Siswa Kelas XI SMK Batik Surakarta. Dari
hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa adanya korelasi antara pemahaman pendidikan kewarganegaraan dengan kesadaran akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara Indonesia dimana diperoleh hasil sebesar 0,382. Hasil korelasi tersebut lebih besar dari nilai kritisnya yaitu sebesar
0,241. Hal ini menunjukkan hubungan antara pemahaman pendidikan kewarganegaraan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara tersebut signifikan.
B. Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan.
Mengacu pada permasalahan dan kajian teori di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :
Hak asasi manusia merupakan salah satu aspek materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan yang ruang lingkupnya adalah sebagai berikut : hak dan
kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional hak asasi manusia, pemajuan, penghormatan dan perlindungan hak
asasi manusia. Dengan adanya pembelajaran tentang hak asasi manusia diharapkan siswa memiliki pemahaman yang dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik hak-haknya yang asasi serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Pemahaman yang dimiliki oleh seorang siswa dapat membentuk karakteristik sikap seseorang terhadap apa yang dipahaminya. Hal tersebut
sejalan dengan teori Behavioristik yang dikemukakan oleh Gage Berliner, dimana aliran ini menekankan pada perubahan perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar. Perubahan perilaku pada seseorang tentunya didasari dengan adanya kemauan atau kesadaran untuk mengubahnya. Artinya dengan adanya
hasil belajar yang diperoleh seseorang dalam aspek kognitif akan berpengaruh terhadap perubahan perilakunya akibat adanya dorongan dari aspek efektifnya.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Dengan demikian menurut teori ini, seseorang yang telah diberikan
stimulus berupa materi hak asasi manusia akan menghasilkan suatu input berupa pengetahuan serta pemahaman siswa terkait dengan materi hak asasi manusia
yang kemudian akan ditanggapi atau direspon oleh pebelajar atau siswa melalui perubahan perilaku yang mengarah pada tujuan pembelajaran hak asasi manusia
berupa kesadaran akan hak asasi manusia sebagai outputnya. Pemahaman terhadap materi hak asasi manusia yang dimiliki seorang
siswa diharapkan akan mengetahui dan memahami hak-haknya sebagai manusia. Selain itu diharapkan siswa mampu mengetahui dan mempunyai kesadaran akan
hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 serta UU No.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia.
Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Interaksi Hubungan antara Pemahaman Hak Asasi Manusia dengan Kesadaran akan Hak Asasi Manusia.
C. Hipotesis