Latar Belakang Pengaruh Financial Leverage dan Kesehatan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Mentri Perindustrian MS Hidayat yang dikutip dalam Media Industri 2013, pada tahun 2012 industri manufaktur memiliki pertumbuhan yang tinggi. Menurutnya di tahun 2012 industri manufaktur mencapai pertumbuhan sebesar 6,40. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang hanya sebesar 6,23. Pertumbuhan industri manufaktur yang semakin baik ini menyebabkan nilai perusahaan akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang positif mengindikasikan perusahaan tersebut berkembang dan nilainya akan semakin meningkat di masa mendatang. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Semakin tinggi nilai saham maka semakin besar pula kepercayaan publik terhadap perusahaan. Sedangkan, menurut Nurchanifia 2012 nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Keuntungan perusahaan merupakan satu hal yang mempengaruhi nilai perusahaan. Maksimalnya keuntungan perusahaan merupakan penyebab naiknya nilai perusahaan. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan value of the firm. Salah satu faktor penentu maksimalnya keuntungan suatu perusahaan adalah kebijakan struktur modal perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena Universitas Sumatera Utara dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan modal baik dari dalam maupun luar perusahaan. Keputusan struktur modal yang optimal merupakan tugas setiap manajer keuangan. Dengan keputusan struktur modal yang optimal maka akan memaksimalkan keuntungan perusahaan juga. Oleh karena itu kebijakan struktur modal berkaitan erat dengan nilai perusahaan dan menjadi keputusan yang sangat penting pada masing-masing perusahaan. Menurut Ming dan Tzeng 2011, keputusan struktur modal dalam mengatur komposisi antara pendanaan melalui hutang dan saham harus tepat untuk meminimalkan biaya agensi dan memaksimalkan nilai perusahaan. Pendanaan yang datang dari hutang disebut dengan financial leverage. Menurut Nurchanifia 2012, financial leverage terjadi karena perusahaan menggunakan sumber dana yang berasal hutang yang menyebabkan perusahaan menanggung beban tetap. Penggunaan pinjaman dengan beban tetap yaitu bunga pada dasarnya akan menimbulkan dampak positif berupa penghematan dalam pembaaran pajak, karena bunga dapat diperhitungkan sebagai biaya. Dengan adanya penghematan pembayaran pajak maka posisi kas perusahaan akan menjadi lebih baik, sehingga nilai perusahaan akan meningkat Syahyunan, 2013:218. Tingkat financial leverage yang berhubungan positif dengan nilai perusahaan tergantung dari potensi kebangkrutan masing-masing perusahaan. Potensi kebangkrutan ini dapat dilihat dari kualitas keuangan suatu perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Ming dan Tzeng 2011 yang menyatakan perusahaan yang memiliki hutang akan memiliki nilai lebih tinggi khususnya untuk perusahaan yang memiliki kualitas keuangan yang baik karena perusahaan Universitas Sumatera Utara yang memiliki kualitas keuangan yang baik yang dapat memenuhi kewajiban untuk membayar beban bunga setiap periode. Untuk menggambarkan hubungan antara variabel financial leverage dan kesehatan perusahaan terhadap nilai perusahaan berikut disajikan perkembangan total hutang, total aset dan harga saham beberapa perusahaan manufaktur pada tahun 2012 dan 2013. Tabel 1.1 Tabel Hutang, Aset dan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2012 dan 2013 N o Nama Perusahaan Hutang dalam Jutaan Rupiah Aset dalam Jutaan Rupiah Harga Saham dalam Rupiah 2012 2013 2012 2013 2012 2013 1 Multi Bintang Indonesia, Tbk 822.195 794.615 1.152.048 1.782.148 740.000 1.200.000 2 Delta Djakarta, Tbk 147.095 190.483 745.307 867.041 255.000 380.000 3 Merck, Tbk 152.689 184.728 569.431 696.946 152.000 189.000 4 Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk 12.939.107 13.249.559 26.247.527 27.404.594 59.000 62.400 5 Gudang Garam, Tbk 14.903.612 21.353.980 41.509.325 50.770.251 56.300 42.000 6 Primarindo Asia Infrastructure, Tbk 287.919 321.975 100.101 118.007 900 700 7 Karwell Indonesia, Tbk 561.669 772.644 559.194 686.686 670 185 8 Asia Pasific Fibers,Tbk 11.614.551 14.399.989 3.899.449 4.308.706 193 80 Sumber : www.idx.co.id data diolah Pada tabel 1.1 di atas hutang menggambarkan variabel financial leverage dan harga saham menggambarkan nilai perusahaan. Terdapat tiga perusahaan dengan harga saham tertinggi pada sektor manufaktur yaitu Delta Djakarta, Tbk, Universitas Sumatera Utara Merck, Tbk dan Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk mengalami kenaikan harga saham pada saat penggunaan hutang juga mengalami kenaikan. Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya bahwa pengaruh positif hutang terhadap nilai perusahaan berhubungan erat dengan kesulitan keuangan perusahaan tersebut. Analisis kesulitan keuangan ini dipakai untuk mencerminkan kesehatan perusahaan. Perusahaan yang memiliki kesehatan yang baik berarti memiliki kualitas keuangan prima dari segi finansialnya. Kesehatan perusahaan yang baik dapat meningkatkan rasio kredit dari pemberi kredit dan pemodal. Hubungan positif antara hutang dan nilai perusahaan ditandai saat kesehatan perusahaan semakin baik Ming dan Tzeng, 2011. Risiko kesulitan keuangan perusahaan merupakan sebuah risiko yang dihadapi perusahaan ketika memiliki beban finansial yang lebih besar dari pada kemampuannya untuk menyelesaikan beban finansialnya tersebut. Beban finansial dapat dilihat dari hutang sedangkan kemampuan finansial dapat dilihat dari aset. Oleh karena itu apabila aset perusahaan lebih besar dari pada hutang perusahaan tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut sehat. Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat lima perusahaan yaitu Multi Bintang Indonesia, Tbk, Delta Djakarta, Tbk, Merck, Tbk, Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dan Gudang Garam, Tbk memiliki aset lebih besar daripada hutang, sehingga dapat dikatakan sebagai perusahaan yang sehat. Dan kesehatan perusahaan yang baik tersebut membuat perusahaan memiliki nilai yang positif. Sebaliknya, terdapat tiga perusahaan yaitu Primarindo Asia Infrastructure, Tbk Karwell Indonesia, Tbk Asia Pasific Fibers,Tbk memiliki aset Universitas Sumatera Utara yang lebih kecil daripada hutang, sehingga dapat dikatakan sebagai perusahaan yang tidak sehat. Dan perusahaan yang tidak sehat sehat tersebut mengalami penurunan harga saham. Perusahaan perlu untuk memprediksi kesehatan perusahaannya karena perusahaan yang memiliki tingkat kesehatan yang baik akan memiliki dampak yang positif terhadap nilai perusahaan. Kesehatan perusahaan dapat pula diproyeksikan dengan probabilitas kesulitan keuangan. Menurut Fachrudin 2008:105, semakin rendah probabilitas kesulitan keuangan suatu perusahaan menunjukkan perusahaan yang sehat. Sedangkan, semakin tinggi probabilitas kesulitan keuangan menunjukkan kesulitan keuangan suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting diketahui financial leverage dan kesehatan perusahaan yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan, oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Financial Leverage dan Kesehatan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah