Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

Untuk memperoleh hasil analisis data, maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +e Dimana: Y = Nilai perusahaan a = Konstanta b 1 = Koefisien regresi variabel X 1 b 2 = Koefisien regresi variabel X 2 X 1 = Financial Leverage X 2 = Kesehatan Perusahaan e = standar error

3.8.2.1 Uji Asumsi Klasik

Menurut Situmorang dan Lutfi 2011:110 uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda yang berbasis ordinary least square OLS. Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas.

3.8.2.1.1 Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal atau Universitas Sumatera Utara tidak. Model yang paling baik adalah data terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov-Smirnov Situmorang dan Lufti, 2011:160-161.

3.8.2.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipya menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Alat untuk menguji heteroskedastisitas bisa dibagi dua, yakni dengan alat analisis grafik atau dengan analisis residual yang berupa statistik. Cara menguji untuk melihat ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar niali X dan Y, jika ada pola tertentu, maka akan terjadi gejala heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2011:108.

3.8.2.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode sebelumnya Ghozali, 2006:95. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan Durbin-Watson DW Test. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 -du Sumber :Ghozali2006:96

3.8.2.1.4 Uji Multikolinearitas