Menurut Brigham dan Houston 2012:188, metode ini memberikan tiga hal penting mengenai hutang yaitu :
1. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi sebaiknya menggunakan hutang yang sedikit, karena semakin besar probabilitas kesulitan keuangan
akan memperbesar biaya kesulitan keuangan. 2. Perusahaan yang memiliki aktiva berwujud tangible asset dapat
menggunakan hutang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aktiva tak berwujud intangible asset.
3. Perusahaan yang sedang membayar pajak yang tinggi dapat menggunakan hutang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang
membayar pajaknya rendah.
2.1.2 Financial Leverage
Menurut Riyanto 1995 dalam Fansuri 2013, financial leverage yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan
memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham atau memperbesar pendapatan per lembar
saham, dengan menunjukan perubahan laba per lembar saham Earning Per Share=EPS. Sebagai akibat perubahan laba sebelum bunga dan pajak Earning
Before Interest and Taxes=EBIT. Namun disisi lain perusahaan harus mempertimbangkan adanya peningkatan risiko dari penggunaan hutang tersebut.
Hal ini karena adanya beban tetap berupa beban bunga yang akan menyertai pokok pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
Financial leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Financial leverage dapat diukur dengan rasio
leverage, yang menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar Butar-Butar, 2013. Menurut Rehman 2013 financial leverage
adalah sejauh mana perusahaan menggunakan hutang dan merupakan ukuran dari berapa banyak perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai asetnya.
Dengan peningkatan hutang, financial leverage juga akan meningkat. Pendapat selanjutnya diungkapkan oleh Raza 2013. Menurut Raza 2013 rasio yang
digunakan untuk mengukur financial leverage adalah jumlah hutang terhadap total aset yang disebut rasio modal, yang dihitung sebagai rasio nilai buku total
hutang terhadap total aset. Alasan dalam penggunaan rasio ini adalah tingkat leverage yang optimal ditentukan oleh trade off antara manfaat dan biaya dari
pembiayaan hutang.
2.1.3 Analisis Kesehatan Perusahaan dengan Menggunakan Probabilitas
Kesulitan Keuangan Perusahaan
Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya Brigham dan Daves, 2003 dalam Fachrudin, 2008:2. Di Indonesia kepailitan failure
diatur dalam UU. No. 1 Tahun 1998, disebutkan bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak dapat membayar sedikitnya suatu hutang yang
telah jatuh waktu dan tidak dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan
Universitas Sumatera Utara
pengadilan yang berwenang, baik atas permohonan sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya Fachrudin, 2008:4-5.
Menurut Fachrudin 2008:15 akibat kesulitan keuangan sebagai berikut: 1. Risiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap nilai
perusahaan yang mengoffset nilai pembebasan pajak tax relief atas peningkatan level hutang.
2. Jika manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan, hubungannya dengan suplier, pelanggan, pekerja dan kreditor menjadi
rusak parah. 3. Suplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhati-hati,
atau bahkan menghentikan pasokan sama sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan perusahaan dalam beberapa bulan.
4. Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan suplier mereka, dan merencanakan sendiri produksi mereka dengan andaian ada
keberlanjutan dari hubungan tersebut. Adanya keraguan tentang long evity perusahaan tidak menjamin kontrak yang baik. Pelanggan umumnya
menginginkan jaminan bahwa perusahaan cukup stabil untuk menepati janji.
Menurut Jensen 1989 dalam Fachrudin 2008:17 mengatakan bahwa kesulitan keuangan memicu tindakan perbaikan manajemen untuk memperbaiki
kinerja perusahaan. Keputusan pendanaan financing decision berhubungan dengan pemilihan sumber pembiayaan perusahaan. Struktur modal optimal sering
dikaitkan dengan nilai perusahaan. Model yang menghubungkan dengan kesulitan
Universitas Sumatera Utara
keuangan adalah model trade-off. Kesimpulan model ini dipaparkan sebagai berikut, yaitu penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya
sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan penggunaan hutang
tidak seimbang dengan kenaikan biaya kesulitan keuangan dan masalah agensi Fachrudin, 2008:19.
Analisis kesulitan keuangan ini dapat bermanfaat bagi manajer perusahaan sebagai pedoman untuk menaksir kondisi perusahaannya. Semakin rendah tingkat
kesulitan keuangan suatu perusahaan maka akan semakin baik kualitas keuangan perusahaan tersebut. Ada dua model prediksi yang digunakan, yaitu model
prediksi kesulitan keuangan dengan rasio pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya terhadap jumlah aset, dan model prediksi kesulitan keuangan dengan rasio
hutang terhadap jumlah aset Fachrudin, 2008:83. Kedua model tersebut dijelaskan di bawah ini.
P i = 1 [1 + 2,71828
- -4,254 + 15,272xa1 i – 35,828xa2 i
], dan P i = 1 [1 + 2,71828
- -5,472 + 9,555xa8 i – 32,347xa2i
] Dimana :
Pi : probabilitas kesulitan keuangan, nilainya terletak antara 1 dan 0. Ekstrim 1 menunjukkan kesulitan keuangan, sedangkan ekstrim 0 menunjukkan
tidak kesulitan keuangan. xa1i : rasio hutang bank dan lembaga keuangan lainnya terhadap jumlah aset
xa2i : rasio pendapatan bersih terhadap jumlah aset xa8i : rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah asset
Universitas Sumatera Utara
Bila probabilitas mencapai angka 1 berarti perusahaan sudah memasuki status kesulitan keuangan yang paling parah, sedangkan bila mencapai angka 0 berarti
perusahaan tidak kesulitan keuangan Fachrudin, 2008:105.
2.1.4 Nilai Perusahaan