yang lebih kecil daripada hutang, sehingga dapat dikatakan sebagai perusahaan yang tidak sehat. Dan perusahaan yang tidak sehat sehat tersebut mengalami
penurunan harga saham. Perusahaan perlu untuk memprediksi kesehatan perusahaannya karena
perusahaan yang memiliki tingkat kesehatan yang baik akan memiliki dampak yang positif terhadap nilai perusahaan. Kesehatan perusahaan dapat pula
diproyeksikan dengan probabilitas kesulitan keuangan. Menurut Fachrudin 2008:105, semakin rendah probabilitas kesulitan keuangan suatu perusahaan
menunjukkan perusahaan yang sehat. Sedangkan, semakin tinggi probabilitas kesulitan keuangan menunjukkan kesulitan keuangan suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting diketahui financial leverage dan kesehatan perusahaan yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Financial Leverage dan Kesehatan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah : “Apakah Financial Leverage dan
kesehatan perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai 2013?”.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Financial Leverage dan kesehatan perusahaan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 sampai 2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pihak-pihak terkait yaitu:
1. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk dapat
mengetahui pentingnya penggunaan financial leverage dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan dan menilai kesehatan perusahaan guna
meningkatkan nilai perusahaan. 2. Investor
Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi pada perusahaan yang menggunakan financial
leverage serta memiliki kesehatan perusahaan yang baik. 3. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam yang berkaitan dengan
financial leverage, kesehatan perusahaan, dan nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Struktur Modal
2.1.1.1 Model Modigliani-Miller Tanpa Pajak
Menurut Brigham dan Houston 2012:179, teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller teori MM. Mereka berpendapat
bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi untuk membagun teori mereka, yaitu:
a Tidak ada biaya pialang. b Tidak ada pajak.
c Tidak ada biaya kebangkrutan. d Investor dapat meminjam dengan tingkat yang sama seperti perusahaan.
e Seluruh investor memliki informasi yang sama seperti manajemen tentang peluang investasi perusahaan di masa depan.
f EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.
2.1.1.2 Model Modigliani-Miller Dengan Pajak
Menurut Syahyunan 2013:221, teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak
dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena biaya bunga bisa dipakai sebagai
pengurang pajak. Dalam teori MM dengan pajak ini terdapat dua preposisi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Preposisi- I Nilai perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan yang
tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasi dari preposisi-I ini adalah pembiayaan dengan hutang sangat
menguntungkan dan MM menyatakan bahwa struktur modal optimal perusahaan adalah seratus persen hutang.
2. Preposisi- II Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang yang semakin
banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang yang lebih banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah, sehingga akan
menurunkan biaya modal rata-rata tertimbangnya. Teori MM tersebut sangat kontroversial. Implikasi teori tersebut adalah perusahaan sebaiknya
menggunakan hutang sebanyak-banyaknya.
2.1.1.3 Model Miller
Merton Miller pada tahun 1976 memasukkan beberapa dampak pajak pribadi, yaitu: 1 bunga sebagai pengurang pajak menguntungkan penggunaan
pendanaan dengan hutang, tetapi 2 perlakuan pajak atas penghasilan dari saham yang lebih menguntungkan menurunkan tingkat pengembalian yang diminta atas
saham dan karenanya menguntungkan penggunaan pendanaan ekuitas. Sulit untuk menentukan dampak bersih dari kedua faktor tersebut. Namun, sebagian besar
pengamat percaya bahwa bunga yang dapat menjadi pengurang pajak akan
Universitas Sumatera Utara
memiliki dampak yang paling kuat, sehingga sistem pajak akan menguntungkan penggunaan hutang oleh perusahaan Brigham dan Houston, 2011:181-182.
2.1.1.4 Trade-Off Theory
Menurut trade off theory yang dikemukakan oleh Myers 2001 bahwa “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana
penghematan pajak tax shields dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan financial distress”. Biaya kesulitan keuangan financial
distress adalah biaya kebangkrutan bankrupty costs atau reorganization, dan biaya keagenan agency costs yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas
suatu perusahaan. Trade off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan agency
cost dan biaya kesulitan keuangan financial distress tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai
imbangan dan manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak tax shield mencapai jumlah yang maksimal terhadap
biaya kesulitan keuangan cost of financial distress. Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir
dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan
mengurangi pajak Syahyunan, 2013:228.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Brigham dan Houston 2012:188, metode ini memberikan tiga hal penting mengenai hutang yaitu :
1. Perusahaan yang memiliki risiko bisnis tinggi sebaiknya menggunakan hutang yang sedikit, karena semakin besar probabilitas kesulitan keuangan
akan memperbesar biaya kesulitan keuangan. 2. Perusahaan yang memiliki aktiva berwujud tangible asset dapat
menggunakan hutang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aktiva tak berwujud intangible asset.
3. Perusahaan yang sedang membayar pajak yang tinggi dapat menggunakan hutang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang
membayar pajaknya rendah.
2.1.2 Financial Leverage
Menurut Riyanto 1995 dalam Fansuri 2013, financial leverage yaitu penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan
memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham atau memperbesar pendapatan per lembar
saham, dengan menunjukan perubahan laba per lembar saham Earning Per Share=EPS. Sebagai akibat perubahan laba sebelum bunga dan pajak Earning
Before Interest and Taxes=EBIT. Namun disisi lain perusahaan harus mempertimbangkan adanya peningkatan risiko dari penggunaan hutang tersebut.
Hal ini karena adanya beban tetap berupa beban bunga yang akan menyertai pokok pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
Financial leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Financial leverage dapat diukur dengan rasio
leverage, yang menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar Butar-Butar, 2013. Menurut Rehman 2013 financial leverage
adalah sejauh mana perusahaan menggunakan hutang dan merupakan ukuran dari berapa banyak perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai asetnya.
Dengan peningkatan hutang, financial leverage juga akan meningkat. Pendapat selanjutnya diungkapkan oleh Raza 2013. Menurut Raza 2013 rasio yang
digunakan untuk mengukur financial leverage adalah jumlah hutang terhadap total aset yang disebut rasio modal, yang dihitung sebagai rasio nilai buku total
hutang terhadap total aset. Alasan dalam penggunaan rasio ini adalah tingkat leverage yang optimal ditentukan oleh trade off antara manfaat dan biaya dari
pembiayaan hutang.
2.1.3 Analisis Kesehatan Perusahaan dengan Menggunakan Probabilitas
Kesulitan Keuangan Perusahaan
Kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya Brigham dan Daves, 2003 dalam Fachrudin, 2008:2. Di Indonesia kepailitan failure
diatur dalam UU. No. 1 Tahun 1998, disebutkan bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak dapat membayar sedikitnya suatu hutang yang
telah jatuh waktu dan tidak dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan
Universitas Sumatera Utara
pengadilan yang berwenang, baik atas permohonan sendiri, maupun atas permintaan seorang atau lebih krediturnya Fachrudin, 2008:4-5.
Menurut Fachrudin 2008:15 akibat kesulitan keuangan sebagai berikut: 1. Risiko biaya kesulitan keuangan mempunyai dampak negatif terhadap nilai
perusahaan yang mengoffset nilai pembebasan pajak tax relief atas peningkatan level hutang.
2. Jika manajer perusahaan menghindarkan likuidasi ketika kesulitan, hubungannya dengan suplier, pelanggan, pekerja dan kreditor menjadi
rusak parah. 3. Suplier penyedia barang dan jasa secara kredit mungkin lebih berhati-hati,
atau bahkan menghentikan pasokan sama sekali, jika mereka yakin tidak ada kesempatan peningkatan perusahaan dalam beberapa bulan.
4. Pelanggan mungkin mengembangkan hubungan dengan suplier mereka, dan merencanakan sendiri produksi mereka dengan andaian ada
keberlanjutan dari hubungan tersebut. Adanya keraguan tentang long evity perusahaan tidak menjamin kontrak yang baik. Pelanggan umumnya
menginginkan jaminan bahwa perusahaan cukup stabil untuk menepati janji.
Menurut Jensen 1989 dalam Fachrudin 2008:17 mengatakan bahwa kesulitan keuangan memicu tindakan perbaikan manajemen untuk memperbaiki
kinerja perusahaan. Keputusan pendanaan financing decision berhubungan dengan pemilihan sumber pembiayaan perusahaan. Struktur modal optimal sering
dikaitkan dengan nilai perusahaan. Model yang menghubungkan dengan kesulitan
Universitas Sumatera Utara
keuangan adalah model trade-off. Kesimpulan model ini dipaparkan sebagai berikut, yaitu penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya
sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan penggunaan hutang
tidak seimbang dengan kenaikan biaya kesulitan keuangan dan masalah agensi Fachrudin, 2008:19.
Analisis kesulitan keuangan ini dapat bermanfaat bagi manajer perusahaan sebagai pedoman untuk menaksir kondisi perusahaannya. Semakin rendah tingkat
kesulitan keuangan suatu perusahaan maka akan semakin baik kualitas keuangan perusahaan tersebut. Ada dua model prediksi yang digunakan, yaitu model
prediksi kesulitan keuangan dengan rasio pinjaman bank dan lembaga keuangan lainnya terhadap jumlah aset, dan model prediksi kesulitan keuangan dengan rasio
hutang terhadap jumlah aset Fachrudin, 2008:83. Kedua model tersebut dijelaskan di bawah ini.
P i = 1 [1 + 2,71828
- -4,254 + 15,272xa1 i – 35,828xa2 i
], dan P i = 1 [1 + 2,71828
- -5,472 + 9,555xa8 i – 32,347xa2i
] Dimana :
Pi : probabilitas kesulitan keuangan, nilainya terletak antara 1 dan 0. Ekstrim 1 menunjukkan kesulitan keuangan, sedangkan ekstrim 0 menunjukkan
tidak kesulitan keuangan. xa1i : rasio hutang bank dan lembaga keuangan lainnya terhadap jumlah aset
xa2i : rasio pendapatan bersih terhadap jumlah aset xa8i : rasio jumlah kewajiban terhadap jumlah asset
Universitas Sumatera Utara
Bila probabilitas mencapai angka 1 berarti perusahaan sudah memasuki status kesulitan keuangan yang paling parah, sedangkan bila mencapai angka 0 berarti
perusahaan tidak kesulitan keuangan Fachrudin, 2008:105.
2.1.4 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di pasar modal yang
merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan Harmono, 2009:233. Menurut Jogiyanto 2000 dalam Nurchanifia 2012, informasi yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung
nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Saat pengumuman informasi yang dikeluarkan
mengandung signal yang baik bagi para investor, maka akan terjadi peningkatan dalam volume perdagangan saham yang mengakibatkan tingginya harga saham di
pasar modal sebagai cerminan atas nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diukur dengan suatu rasio yang disebut rasio nilai
pasar. Rasio nilai pasar market value ratios adalah sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku
per sahamnya. Rasio ini memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan prospek perusahaan di masa depan
Brigham dan Houston, 2012:150.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Brigham dan Houston 2012:150 terdapat beberapa pendekatan analisis rasio market value yaitu :
1. Price Earning Ratio PER yaitu perbandingan antara harga saham di pasar perdana dengan pendapatan yang diterima.
2. Price Book Value PBV yaitu rasio yang menunjukkan apakah harga saham harga pasarnya diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku
saham tersebut. 3. Dividend Yield Ratio yaitu rasio yang menunjukkan tingkat penghasilan
berjalan yang diperoleh dari investasi saham. 4. Dividen Payout Ratio DPR yaitu rasio yang menunjukkan besarnya laba
yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
2.2 Penelitian Terdahulu
Ming dan Tzeng 2011 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Leverage dan Kualitas Keuangan terhadap Nilai Perusahaan”. Variabel
independen yang digunakan adalah Leverage DAR dan Kualitas Keuangan Z- Score. Penelitian ini dilakukan pada 645 perusahaan yang terdaftar di Taiwan
Securities Exchange TSE pada tahun 2000-2009. Studi empiris menunjukkan bahwa : Pertama, nilai perusahaan yang menggunakan hutang leveraged firm
lebih baik dibandingkan nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang unleveraged firm apabila kita tidak memperhitungkan probabilitas
kebangkrutan. Kedua, jika kita mempertimbangkan manfaat dan biaya hutang secara bersamaan, Leverage secara signifikan berhubungan positif dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sebelum mencapai struktur modal perusahaan yang optimal. Ketiga, pengaruh positif leverage terhadap nilai perusahaan cenderung lebih kuat ketika
kualitas keuangan perusahaan lebih baik. Temuan ini dapat memberikan wawasan ke dalam keputusan keuangan hutang perusahaan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan. Butar-Butar 2013 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Leverage dan Kualitas Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh leverage
dan kualitas keuangan secara simultan dan parsial terhadap nilai perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Data diperoleh dari data sekunder berupa
laporan keuangan 24 bank di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012 dengan metode pengumpulan data purposive sampling. Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dan analisis linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Uji Statistik F leverage dan kualitas keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial Uji Statistik T variabel Debt to Asset Ratio DAR dan Longterm Debt to Equity Ratio LDER
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Debt to Equity Ratio DER dan Longterm Debt to Asset Ratio LDAR berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel Time Interest Earned TIE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan variabel Z-Score
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Nurchanifia 2012 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Financial Leverage terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leverage keuangan terhadap nilai perusahaan industri
makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia BEI. Sampel pengamatan terdiri dari industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia untuk periode
pengamatan tahun 2006 sampai 2010. Data dikumpulkan dari Indonesia Capital Market Directory dan Investment World yang menyediakan informasi harga
saham. Hasil penelitian ini dengan menggunakan sampel 73 perusahaan makanan dan minuman dengan metode analisis regresi menunjukkan bahwa leverage
keuangan mempengaruhi nilai perusahaan secara berlawanan negatif. Kusnaeni 2012 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Stuktur
Modal terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia”. Nilai perusahaan dapat diukur dari besarnya Price Book Value PBV.
PBV merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan yang menunjukkan seberapa besar nilai harga saham per lembar dibandingkan dengan
nilai buku per lembar saham. Struktur modal merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Dalam teori Modigliani dan Miller
MM tanpa pajak disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Sedangkan dalam teori MM dengan pajak disimpulkan bahwa
financial leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dengan kata lain nilai perusahaan mendekati maksimum dan biaya modal minimum jika penggunaan
hutang mendekati 100. Penelitian ini menguji struktur modal yang terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
Debt to Asset Ratio DAR, Debt to Equity Ratio DER, Longterm Debt to Asset Ratio LDAR, Longterm Debt to Equity Ratio LDER terhadap Nilai Perusahaan
yang tercermin dari nilai PBV pada Indistri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2010. Target
populasinya berdasarkan kriteria tertentu yaitu Industri Barang Konsumsi yang telah menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2007-2010 secara berturut-turut
sehingga diperoleh 30 perusahaan. Semua perusahaan yang menjadi target populasi sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik analisis yag
digunakan adalah analisis regresi berganda dengan tingkat signifikansi α = 5. Hasil temuan menunjukkan variabel bebas secara serempak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, dengan R adjusted sebesaar 14,6. Secara individual, DAR dan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan
LDAR dan LDER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti dan Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Ming-Chang Ming dan
Zuwei-Ching Tzeng 2011, “The Effect of
Leverage on Firm Value and How the Firm
Financial Quality Influence on This Effect”
Leverage, Financial
Quality and Firm Value.
Leverage dan kualitas
keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2 Butar-Butar 2013,
“Pengaruh Leverage dan Kualitas Keuangan
DAR, LDAR, DER, LDER,
TIE, Z-Score, Secara simultan DAR, DER,
LDAR, LDER, TIE dan Z- Score berpengaruh positif dan
Universitas Sumatera Utara
No Peneliti dan Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
terhadap Nilai Perusahaan Perbankan di
BEI” PER.
signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial
DAR dan LDER berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. DER dan LDAR berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. TIE
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan dan Z-Score berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
3 Nurchanifia 2012,
“Pengaruh Financial
Leverage terhadap Nilai Perusahaan”
Financial Leverage,
PER, MPV. Financial leverage
mempengaruhi nilai perusahaan secara negatif.
4 Kusnaeni
2012, “Pengaruh Struktur
Modal terhadap DAR, DER, Nilai Perusahaan”
DAR, DER, LDAR, LDER,
PBV. DAR dan DER berpengaruh
positif secara signifikan
terhadap nilai perusahaan, namun LDAR, LDER
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan industri barang konsumsi di BEI.
2.3 Kerangka Konseptual