Pengaruh Kualitas Produk dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK IPHONE

PADA MAHASISWA ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FISIP USU

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

110907066

DEBBY KARTIKA HASAN

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA / BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh:

Nama : DEBBY KARTIKA HASAN

NIM : 110907066

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

Judul : Pengaruh Kualitas Produk dan Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

Medan, Juni 2015

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP

NIP : 19791005 200501 1 002 NIP : 19590816 198611 1 001 Prof.Dr.MarlonSihombing, M.A

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

P

NIP : 19590816 198611 1 001 rof. Dr. Badaruddin, M. Si


(3)

ABSTRAK

Debby Kartika Hasan, 2015, Pengaruh Kualitas Produk dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, dibawah bimbingan Muhammad Arifin, S.Sos, MSP.

Kualitas produk yang baik dapat memenangkan persaingan antar smartphone dan merek juga ikut mempengaruhi persepsi masyarakat untuk melakukan pembelian. Smartphone merek iPhone merupakan salah satu merek smartphone yang dikenal masyarakat sebagai salah satu smartphone yang memiliki kualitas produk yang tinggi dan fitur-fiturnya yang canggih. Selain itu, iPhone juga memilki nilai prestise yang tinggi bagi pemakainya dibandingkan dengan merek smartphone lainnya.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, seberapa besar pengaruh merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU dan seberapa besar pengaruh kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Snowball Sampling dan Accidental Sampling. Penulis mengambil sampel sebanyak 85 responden. Teknik pengolahan data menggunkan perangkat lunak SPSS 19,0.

Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai positif sebesar 0,000. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian dengan tingkat pengaruh sebesar 94,1% dan sisanya 5,9% dipengaruhi oleh faktor lain, sehingga hipotesisnya menyatakan ada pengaruh antara kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU dapat diterima.


(4)

ABSTRACT

Debby Kartika Hasan, 2015, Effect of Product Quality and Brand Brand Smartphone Purchase Decision Against iPhone in Student Science Business Administration / Business FISIP USU, under the guidance of Muhammad Arifin, S. Sos, MSP.

Good product quality to win the competition between smartphones and brand also influence the perception of the public to make purchases. Smartphone iPhone brand is one smartphone brand known to the public as one of the smartphones that have high product quality and its advanced features. In addition, the iPhone also have the high prestige value for the wearer compared with other smartphone brands.

Formulation of the problem in this research is how much influence the quality of products on purchase decisions branded iPhone smartphone on students of Business Administration / Business FISIP USU, how much influence the purchasing decision smartphone brand brand iPhone on students of Business Administration / Business FISIP USU and how much influence product quality and brand to brand iPhone smartphone buying decision on the students of Business Administration / Business FISIP USU.

Forms of research used in this research is associative with a quantitative approach. Methods of data collection is done through a questionnaire, literature study and documentation study. The sampling technique used in this study is Snowball sampling and accidental sampling. The authors took a sample of 85 respondents. Data processing techniques using the SPSS 19.0 software.

Based on the hypothesis test obtained a positive value of 0.000. This means that a significant difference between the quality of products and brands to influence purchase decisions with a level of 94.1% and the remaining 5.9% is influenced by other factors, so the hypothesis states there is influence between product quality and brand to brand iPhone smartphone buying decision the students of Business Administration / Business FISIP USU acceptable.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin teselesaikan dengan baik tanpa doa, dukungan, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini berlangsung. Dengan segala kerendahan hati saya ingin menyatakan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah S.W.T dan Nabi Muhammad S.A.W.

2. Bapak Dr. Badaruddin, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku ketua departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Muhammad Arifin Nasution, S.Sos, MSP selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktu atas segala arahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. 5. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, MSP selaku dosen penguji seminar proposal


(6)

6. Bapak Onan M. Siregar, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing magang yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan mengenai pembuatan skripsi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan.

8. Kepada Bang Farid selaku pegawai pendidikan Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan dengan perkuliahan maupun skripsi.

9. Kedua Orang Tuaku yang tercinta Bapak Hasan Mahyudin dan Ibu Sukmarina yang telah memberikan doa, semangat, dukungan, nasihat dan kasih sayang yang tiada henti. Semoga skripsi ini menjadi persembahan terindah yang dapat membanggakan ayah, ibu, dan keluarga tercinta. 10.Adik-adikku, Devika dan Miya yang selalu membantu, mendoakan dan

mendukung penulis setiap hari.

11.Sahabat-sahabat terbaik Hanindhita Sandhya, Adenovina Dalimunthe, Fitri Indriyani, Dika Pratiwi Hutagalung dan Adynda Fathia Nasution teman-teman kelompok belajar di kampus Jennifer Capriatie, Faisal Afif Lubis, Simulia Putra dan teman-teman yang tidak bisa disebut satu – persatu yang selalu memberi doa, bantuan, semangat dan keceriaan.

12.Terima kasih kepada Muhammad Wahyu Huda Raksa atas bantuan, motivasi dan doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 13.Kepada mahasiswa Administrasi Niaga/Bisnis stambuk 2011-2014 yang


(7)

14.Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang sudah banyak membantu penulis selama proses pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir pembuatan skripsi.

Terimakasih karena kalian telah banyak membantu dalam segala hal. Kesempurnaan itu hanya milik Allah S.W.T, penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan yang penulis peroleh sampai saat ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna terciptanya kesempurnaan skripsi ini.

Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam pengkajian keilmuan dan mendorong penelitian-penelitian selanjutnya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2015 Penulis

(DEBBY KARTIKA HASAN) NIM: 110907066


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1

1.2Rumusan Masalah ...4

1.3Tujuan Penelitian ...4

1.4Manfaat Penelitian ...5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1Kualitas ...6

2.2Perspektif Terhadap Kualitas ...7

2.3Produk ...8

2.4Klasifikasi Produk ...9

2.5Kualitas Produk ...12

2.6Indikator Kualitas Produk ...13

2.7Merek ...15

2.8Manfaat Merek ...17

2.9Fungsi Merek ...18

2.10 Indikator Merek ...19

2.11 Keputusan Pembelian ...20

2.12 Pihak-Pihak yang Berperan Dalam Keputusan Pembelian ...21

2.13Proses Keputusan Pembelian Konsumen ...22

2.14 Indikator Keputusan Pembelian ...28

2.15 Penelitian Terdahulu ...29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Bentuk Penelitian ...32

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ...32

3.3Populasi dan Sampel ...32

3.3.1 Populasi ...32

3.3.2 Sampel ...33

3.4Teknik Pengambilan Sampel...34

3.5Hipotesis ...34

3.6Defenisi Konsep ...35

3.7Defenisi Operasional ...39

3.8Teknik Pengumpulan Data ...43


(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1Deskripsi Perusahaan dan Lokasi Penelitian...51

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Apple ...51

4.1.2 Sejarah Singkat Departmen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis ...60

4.1.3 Jumlah Keseluruhan Mahasiswa ...61

4.1.4 Visi dan Misi ...61

4.2Penyajian Data ...63

4.2.1 Identitas Responden ...63

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ...67

4.2.3 Distribusi Jawaban Responden ...72

4.3Analisis Data... 96

4.3.1 Uji Asumsi Klasik...96

4.3.1.1Uji Normalitas...96

4.3.1.2Uji Multikolinearitas...97

4.3.1.3Uji Heterokedastisitas...98

4.3.1.4Uji Regresi Linier Berganda...99

4.3.1.5Uji Determinasi (R2)...100

4.3.1.6Uji Hipotesis...101

4.3.1.7Uji Signifikan Simultan (Uji-F)...101

4.3.1.8Uji Signifikan Parsial (Uji-T)...103

4.4Pembahasan...104

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...107

5.2 Saran...108

DAFTAR PUSTAKA ...109 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Penjualan Smartphone 2014 ...3

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ...29

Tabel 3.1 Tabel Defenisi Operasional ...40

Tabel 4.1 Jumlah Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis ...61

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...63

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Stambuk ...64

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Semester ...65

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Tipe iPhone yang Digunakan ...66

Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Lamanya Memiliki iPhone ...66

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk (X1) ...67

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Produk (X1) ...70

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Merek (X2) ...70

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Merek (X2) ...71

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ...71

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ...72

Tabel 4.13 Distribusi jawaban responden mengenai ukuran produk iPhone yang sesuai dengan keinginan mahasiswa ...73

Tabel 4.14 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone memudahkan proses komunikasi jarak jauh ...74

Tabel 4.15 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone mampu mengakses internet dengan cepat...75

Tabel 4.16 Distribusi jawaban responden mengenai kualitas suara iPhone yang jelas ...75

Tabel 4.17 Distribusi jawaban responden mengenai kualitas kamera iPhone yang baik ...76

Tabel 4.18 Distribusi jawaban responden mengenai fitur-fitur aplikasi yang mampu membuat proses komuikasi yang lebih cepat ...77

Tabel 4.19 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone tidak dapat terkena virus ...78

Tabel 4.20 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone memiliki layar sentuh yang lebih baik dibandingkan dengan produk lain ...79

Tabel 4.21 Distribusi jawaban responden mengenai GPS yang mudah digunakan ...80

Tabel 4.22 Distribusi jawaban responden mengenai warna produk iPhone ...81

Tabel 4.23 Distribusi jawaban responden mengenai desain produk yang bagus ...81

Tabel 4.24 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone tidak mudah rusak ...82

Tabel 4.25 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone memiliki umur yang ekonomis ...83

Tabel 4.26 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone memiliki daya tahan baterai yang tinggi ...84

Tabel 4.27 Distribusi jawaban responden mengenai kecanggihan produk iPhone yang tinggi ...85


(11)

Tabel 4.28 Distribusi jawaban responden mengenai tampilan produk iPhone yang

baik ...86

Tabel 4.29 Distribusi jawaban responden mengenai kesesuaian harga dengan spesifikasi produk iPhone ...87

Tabel 4.30 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone mudah untuk diperbaiki...88

Tabel 4.31 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone memiliki kualitas produk yang tinggi dibenak masyarakat ...88

Tabel 4.32 Distribusi jawaban responden mengenai nama produk iPhone yang mudah di ingat oleh mahasiswa ...90

Tabel 4.33 Distribusi jawaban responden mengenai iPhone logo produk iPhone yang mudah di ingat oleh mahasiswa ...91

Tabel 4.34 Distribusi jawaban responden mengenai pembelian produk iPhone sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mahasiswa ...92

Tabel 4.35 Distribusi jawaban responden mengenai produk iPhone yang sesuai dengan harapan...93

Tabel 4.36 Distribusi jawaban responden mengenai mahasiswa yang telah mengerti dan merasa nyaman menggunakan produk iPhone ...93

Tabel 4.37 Distribusi jawaban responden mengenai mahasiswa akan merekomendasikan produk iPhone kepada orang lain...94

Tabel 4.38 Distribusi jawaban responden mengenai pembelian ulang produk iPhone dimasa yang akan datang oleh mahasiswa ...95

Tabel 4.39 Hasil Uji Normalitas ...96

Tabel 4.40 Hasil Uji Multikolinearitas...97

Tabel 4.41 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ...99

Tabel 4.42 Hasil Uji Determinasi (R2) ...100

Tabel 4.43 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ...102


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen ...22 Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas ...98


(13)

ABSTRAK

Debby Kartika Hasan, 2015, Pengaruh Kualitas Produk dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, dibawah bimbingan Muhammad Arifin, S.Sos, MSP.

Kualitas produk yang baik dapat memenangkan persaingan antar smartphone dan merek juga ikut mempengaruhi persepsi masyarakat untuk melakukan pembelian. Smartphone merek iPhone merupakan salah satu merek smartphone yang dikenal masyarakat sebagai salah satu smartphone yang memiliki kualitas produk yang tinggi dan fitur-fiturnya yang canggih. Selain itu, iPhone juga memilki nilai prestise yang tinggi bagi pemakainya dibandingkan dengan merek smartphone lainnya.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, seberapa besar pengaruh merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU dan seberapa besar pengaruh kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Snowball Sampling dan Accidental Sampling. Penulis mengambil sampel sebanyak 85 responden. Teknik pengolahan data menggunkan perangkat lunak SPSS 19,0.

Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai positif sebesar 0,000. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian dengan tingkat pengaruh sebesar 94,1% dan sisanya 5,9% dipengaruhi oleh faktor lain, sehingga hipotesisnya menyatakan ada pengaruh antara kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU dapat diterima.


(14)

ABSTRACT

Debby Kartika Hasan, 2015, Effect of Product Quality and Brand Brand Smartphone Purchase Decision Against iPhone in Student Science Business Administration / Business FISIP USU, under the guidance of Muhammad Arifin, S. Sos, MSP.

Good product quality to win the competition between smartphones and brand also influence the perception of the public to make purchases. Smartphone iPhone brand is one smartphone brand known to the public as one of the smartphones that have high product quality and its advanced features. In addition, the iPhone also have the high prestige value for the wearer compared with other smartphone brands.

Formulation of the problem in this research is how much influence the quality of products on purchase decisions branded iPhone smartphone on students of Business Administration / Business FISIP USU, how much influence the purchasing decision smartphone brand brand iPhone on students of Business Administration / Business FISIP USU and how much influence product quality and brand to brand iPhone smartphone buying decision on the students of Business Administration / Business FISIP USU.

Forms of research used in this research is associative with a quantitative approach. Methods of data collection is done through a questionnaire, literature study and documentation study. The sampling technique used in this study is Snowball sampling and accidental sampling. The authors took a sample of 85 respondents. Data processing techniques using the SPSS 19.0 software.

Based on the hypothesis test obtained a positive value of 0.000. This means that a significant difference between the quality of products and brands to influence purchase decisions with a level of 94.1% and the remaining 5.9% is influenced by other factors, so the hypothesis states there is influence between product quality and brand to brand iPhone smartphone buying decision the students of Business Administration / Business FISIP USU acceptable.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan dan perkembangan di era globalisasi saat ini membawa dampak pada dunia usaha.Hal ini membuat perusahaan harus selalu dapat bersaing untuk peningkatan kualitas produk dan jasadalam pasar domestik maupun pasar global. Tuntutan akan kebutuhan informasi yang sangat cepat dan mudah membuat para produsen yang bergerak dalam bidang komunikasi melakukan inovasi baru dengan menciptakan alat komunikasi yang praktis, salah satunya yaitu menciptakan telepon seluler (ponsel) atau yang lebih dikenal dengan handphone.

Saat ini perkembangan teknologi handphone semakin hari semakin pesat, baik fasilitas serta fitur-fiturnya terus ditingkatkan. Sebagai sebuah produk teknologi maka setiap produsen handphone tidah akan pernah berhenti untuk terus meningkatkan kemampuannya karena berhenti berinovasi berarti mati dan pasar akan direbut oleh produsen merek lain. Di sisi perkembangan bisnisnya, handphone akhir-akhir ini telah menunjukkan suatu gejala, yaitu semakin banyak dan beragamnya produk handphone yang ditawarkan oleh perusahaan dan pengembangan produk handphone yang semakin cepat. Sebagai contohnya, banyaknya produsen yang menciptakan produk telepon pintar yang lebih sering kita kenal dengan smartphone.

Smartphone merupakan alat komunikasi yang fleksibel dan sangat membantu bagi proseskomunikasi dan pencarian informasi karena dapat dibawa kemana-mana. Pengembangan produk smartphone yang semakin cepat tersebut


(16)

terletak pada bentuk, ukuran dan fasilitasnya. Semakin menarik bentuk smartphone maka fasilitas kegunaannya juga semakin lengkap. Dalam memilih produk smartphone, konsumen mempertimbangkan beberapa faktorseperti harga, kualitas produk, merek dan sebagainya. Dengan adanya merekakan memudahkan bagi masyarakat untuk mengingat suatu produk yangnantinya akan membedakan dengan produk yang lain yang sejenis. Merekpada gilirannya perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggisehingga konsumen dapat memahami sebuah produk hanya melalui fungsi,citra dan mutu. Mobilitas masyarakat yang tinggi membutuhkan saranakomunikasi yang fleksibel. Perusahaaan smartphone berusaha memenuhidengan memproduksi berbagai macam smartphone yang dapat memberikankeuntungan bagi perusahaan itu sendiri salah satunya yaitu perusahaan Apple dengan merek smartphonenya yaitu iPhone.

iPhone merupakan salah satu merek smartphone yang dikenal masyarakat. iPhone dikenal sebagai salah satu smartphone yang memiliki kualitas produk yang tinggi dan fitur-fitur yang canggih. Selain itu iPhone juga memiliki nilai prestise yang tinggi bagi pemakainya dibandingkan dengan merek smartphone lain.

Sekarang ini, smartphone dengan berbagai merek telah dipasarkan diseluruh Indonesia serta mendapatkan respon positif dari para konsumen, seperti contohnya merek iPhone.Berikut adalah tabel data penjualan smartphone dengan merek tertentu dengan lebih rinci dapat kita lihat pada tabel yang ada dibawah ini :


(17)

Tabel 1.1

Tabel Penjualan Smartphone 2014

Company 2Q14

units

3Q14Market Share (%)

3Q13 Units

3Q13 Market Share (%)

Samsung 73.212,4 24,4 80.356,8 32,1

Apple 38.186,6 12,7 30.330,0 12,2

Huawei 15.934,9 5,3 11.665,7 4,7

Xiaomi 15.772,5 5,2 3.617,5 1,5

Lenovo 15,011,9 5,0 12.882,0 5,2

Others 142.891,6 47,5 111.445,0 44,5

Total 301.009,9 100 250.297,0 100,0

Sumber: Gartner (Desember 2014), www.idtechniasia.com/laporan-penjualan-smartphone-q3-2014/ diakses pada hari Rabu, 25 Maret 2015 jam: 10.03 WIB

Berdasarkan tabel diatas, iPhone menempati peringkat kedua dalam pasar smartphone. Dari tabel diatas kita juga dapat melihat bahwa iPhone mengalami peningkatan dalam hal penjualan produknya. Dari tabel juga dapat kita lihat bahwa penjualan smartphone merek yang menjadi nomor satu dalam tabel mengalami penurunan.

Begitu banyaknya merek smartphone yang ada dipasaran membuat persaingan antar smartphone tersebut meningkat. Dalam hal ini untuk dapat memenangkan persaingan maka para pemilik merek smartphone harus memberikan kualitas produk yang baik untuk dapat memenangkan persaingan selain itu, merek smartphone juga ikut mempengaruhi persepsi masyarakat untuk membeli smartphone maka dengan melihat fenomena inipenulis tertarik untuk


(18)

melakukan penelitian yang diberi judul:“Pengaruh Kualitas Produk dan MerekTerhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU?

2. Seberapa besar pengaruh merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU?

3. Seberapa besar pengaruh kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah mempunyai jalan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.


(19)

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis, untuk menerapkan langsung teori-teori yang didapatkan selama kuliah dan untuk lebih memahami sejauh mana peranan kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian.

2. Bagi Program Studi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan tambahan referensi untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.


(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Kualitas

Produk yang baik seharusnya memiliki kualitas yang sesuai dengan yang diharapkan masyarakat sehingga masyarakat senantiasa merasa puas dengan produk yang telah diberikan. Pengertian atau makna kualitas telah diberikan oleh banyak pakar dengan berbagai sudut pandang yang berbeda sehingga menghasilkan defenisi-defenisi yang berbeda pula. Berikut ini beberapa pengertian mengenai kualitas:

1. Goesth dan Davis dalam Tjiptono (2005:10) mengemukakan bahwa kualitas diartikan sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan.

2. Lukman (2000:11) mengartikan kualitas adalah sebagai janji pelayanan agar yang dilayani itu merasa diuntungkan.

3. Menurut American Society for Quality Control dalamKotler dan Keller (2009:143), kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Dari pengertian tersebut tampak bahwa disamping kualitas itu menunujuk pada pengertian pemenuhan standar atau persyaratan tertentu, kualitas juga mempunyai pengertian sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan


(21)

penyempurnaan secara terus-menerus dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan.

2.2Perspektif Terhadap Kualitas

Garvin dalam Lovelock (1994:98) dalam Tjiptono dan Diana (2001:24) mengidentifikasi adanya lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan, yaitu :

1. Transcendental Approach

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan.

2. Product-based Approach

Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut.

3. User-based Approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya dan produk yang paling memuaskan preferensi yang dimiliki produk seseorang misalnya (perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

4. Manufacturing-based Approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta


(22)

mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya (conformance to requirements).

5. Value-based Approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga.

2.3 Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. (Kotler dan Armstrong, 1991:347) Berikut ini beberapa defenisi produk menurut para pakar di bidangnya :

1. Menurut William J. Stanton dalam Sunyoto (2012:68) ada dua arti mengenai produk, yaitu :

a. Dalam arti sempit, a product is a set of tangible physical attributes assenabled in an identifiable form (sebuah produk adalah sekelompok atribut fisik nyata yang terakit dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan).

b. Dalam arti luas, a product is a set of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price, quality, and brand plus the service and reputation of the seller (sebuah produk adalah sekelompok atribut nyata dan tidak nyata, di dalamnya termasuk kemasan, warna, harga mutu dan merek ditambah dengan pelayanan dan reputasi penjual).

2. Menurut Philip Kotler dalam Sunyoto (2012:69) a product is anything that be offered to a market for attention acquisition, use or compsumption that might satisfy a want or need (sebuah produk adalah


(23)

segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan).

3. Menurut Irawan dalam Sunyoto (2012:69) produk adalah sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

2.4Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (1991:350), klasifikasi produk antara lain yaitu :

1. Barang Tidak Tahan Lama

Produk dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok menurut ketahanannya atau keberwujudannya. Barang tidak tahan lama adalah barang konsumsi yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.

2. Barang Tahan Lama

Barang tahan lama adalah barang konsumsi yang digunakan selama kurun waktu yang panjang dan yang biasanya tetap bertahan hingga banyak kali penggunaan.

3. Jasa

Jasa atau layanan adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

4. Barang Konsumsi

Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Para pemasar biasanya mengelompokkan


(24)

barang-barang ini berdasarkan atas kebiasaan konsumen berbelanja. Barang konsumsi terdiri dari :

a. Barang Konviniens

Barang konvinens adalah barang konsumsi dan jasa yang biasanya sering kali dibeli pelanggan dengan segera dan dengan usaha pembandingan dan usaha pembelian yang minimum. Barang-barang ini biasanya berharga rendah dan dapat diperoleh dan tersedia dimana-mana. Barang konviniens dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Barang kebutuhan pokok adalah barang yang secara teratur dibeli oleh konsumen.

2) Barang impulsif adalah barang yang dibeli dengan sedikit sekali perencanaan atau sedikit sekali upaya pencarian. Barang-barang seperti ini biasanya tersedia di banyak tempat karena jarang sekali konsumen mencarinya.

3) Barang darurat adalah barang yang dibeli apabila ada kebutuhan mendesak.

b. Barang Toko

Barang toko adalah barang konsumsi yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik yang karenanya sekelompok pembeli yang signifikan bersedia melakukan upaya khusus untuk membelinya.


(25)

Barang yang tidak dicari adalah barang yang mungkin konsumen tidak tahu mengenai produk tersebut atau mereka tahu tetapi biasanya mereka tidak pernah terpikirkan untuk membelinya.

5. Barang Industrial

Barang industrial adalah barang yang dibeli oleh individu dan organisasi untuk diolah lebih lanjut atau digunakan dalam menjalankan suatu bisnis. Jadi, perbedaan pokok antara barang konsumsi dan barang industrial terletak pada maksud atau tujuan pembelian produk tersebut. Barang industrial dapat diklasifikasikan menurut cara barang-barang itu memasuki proses produksi dan menurut biayanya. Terdapat tiga kelompok barang industrial yaitu :

a. Bahan dan Suku Cadang

Bahan dan suku cadang adalah barang industrial yang secara utuh masuk ke dalam proses produksi.

b. Barang Modal

Barang modal adalah barang industrial yang hanya sebagian secara tak langsung masuk menjadi barang jadi.

c. Suplais dan Jasa

Suplais dan jasa adalah barang industrial yang sama sekali tidak masuk dalam barang jadi termasuk dalam suplais (disebut juga bahan bantu) adalah bahan bantu operasi, misalnya: pensil serta alat pemeliharaan dan perawatan, misalnya: sapu. Bahan bantu merupakan barang konviniens dalam bidang industri karena


(26)

barang-barang ini dibeli hanya dengan usaha yang kecil saja atau sedikit usaha perbandingan.

d. Jasa Bisnis

Jasa bisnis meliputi pemeliharaan dan perawatan atau jasa perbaikan, misalnya: pembersihan jendela dan jasa konsultasi bisnis, misalnya: nasihat hukum.

2.5 Kualitas Produk

Kualitas produk dan jasa, kepuasan pelanggan dan profitabilitas perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat. Semakin tinggi kualitas produk, semakin tinggi kepuasan pelanggan yang dihasilkan yang mendukung harga yang lebih tinggi dan sering kali biaya yang lebih rendah. (Kotler dan Keller, 2010:144). Kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. (Kotler dan Amstrong, 2008:273) Berikut ini beberapa pengertian mengenai kualitas produk, yaitu :

1. Menurut Kotler dan Amstrong (2001: 346), kualitas produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.

2. Menurut Laksana (2008 : 67) kualitas produk adalah segala sesuatu baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya.


(27)

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah. Sehingga perubahan dan perbaikan kualitas ke arah yang lebih baik dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang diciptakan menghasilkan standar yang telah ditetapkan agar konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk itu diproduksi.

2.6Indikator Kualitas Produk

Menurut Garvin dalam Tjiptono dan Diana (2001:27), ada delapan indikator atau dimensi kualitas yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk manufaktur. Indikator atau dimensi tersebut adalah :

1. Kinerja (Performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal ini dilihat dari manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan (Features)

Merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen. Kalau


(28)

manfaat utama sudah standar, fitur sering kali ditambahkan. Sehingga, fitur bisa meningkatkan kualitas produk jika pesaing tidak memilikinya.

3. Estetika (Keindahan)

Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen suka. Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya. 4. Daya tahan (Durability)

Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet akan dipersepsikan lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepat habis atau cepat diganti.

5. Kehandalan (Reliability)

Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.

6. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Specifications) Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya.

7. Kemampuan diperbaiki (Serviceability)

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki dengan mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang tidak atau sulit diperbaiki.


(29)

8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality)

Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek atau iklan. Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding dengan merek-merek yang tidak didengar.

2.7 Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. (Tjiptono, 1997:104) Berikut ini beberapa pengertian mengenai merek :

1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek dalam Sunyoto (2013:101) :

a. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

b. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

c. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.


(30)

d. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.

2. Menurut Kotler dalam Sunyoto (2012:102), merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau bahkan kombinasi dari semuanya tadi yang dimaksudkan untuk menyebutkan barang-barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual agar terbedakan dari para pesaingnya. 3. Menurut Bruce J. Walker dalam Sunyoto (2012:102), a brand is a name, term, symbol and or special design that is intended to identify the goods or service of one seller or group of sellers (sebuah merek adalah sebuah nama, istilah, tanda atau desain atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau kelompok penjualan). Bagian dari merek meliputi :

a. Nama merek (brand name) adalah sebagian dari merek yang dapat diucapkan seperti Yamaha dan Rinso.

b. Tanda merek dagang (trade mark) adalah sebagian dari merek yang dilindungi oleh hukum, karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjualan dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek atau tanda merek. c. Hak cipta (copyright) adalah hak istimewa yang dilindungi

undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni.


(31)

2.8Manfaat Merek

Berikut beberapa manfaat merek menurut Sunyoto (2013:103), yaitu : 1. Bagi Konsumen

a. Mempermudah konsumen meneliti produk atau jasa.

b. Untuk merek-merek produk yang sudah terkenal dan mapan, konsumen seolah sudah menjadi percaya, terutama dari segi kualitas produk. Jika konsumen mendengar produk dengan nama merek terkenal dan mapan, tidak usah meragukannya. Konsumen tinggal memilih produk dengan spesifikasi yang bagaimana yang hendak dibeli, apakah ukuran fisiknya yang besar atau kecil, warna, harga, bentuk, kemasan, fasilitas produk dan produk pesaing lain juga menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian produk.

c. Membantu konsumen atau pembeli dalam memperoleh kualitas barang yang sama, jika mereka membeli ulang serta dalam harga. 2. Bagi Produsen

a. Nama merek memudahkan penjualan untuk mengolah pesanan-pesanan dan menekan permasalahan.

b. Merek juga akan membantu penjual mengawasi pasar mereka karena pembeli tidak akan menjadi bingung.

c. Merek memberi penjual peluang kesetujuan konsumen pada produk.

d. Merek juga dapat membantu penjual dalam mengelompokkan pasar ke dalam segmen-segmen.


(32)

e. Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya merek yang baik. f. Merek akan melindungi penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk

tersebut.

2.9Fungsi Merek

Menurut Sunyoto (2013:109), merek memiliki beberapa fungsi yaitu : 1. Fungsi Identitas

Dengan merek, dapat diketahui identitas produk maupun identitas perusahaan pembuat produk karena dalam label merek ada hal-hal wajib dicantumkan, seperti nama perusahaan, komposisi produk, aturan pakai, efek samping, hal-hal yang perlu dihindari dan lain sebagainya.

2. Fungsi Kualitas

Sebuah merek juga dapat menunjukkan kualitas produk. Jika merek sudah terkenal dan mapan, berarti produk tersebut telah diakui baik kualitasnya oleh konsumen. Seorang konsumen tidak akan melakukan pembelian ulang jika kualitas produknya tidak baik. Sebaliknya konsumen akan mencari dan membeli kembali secara berulang untuk produk yang kualitasnya baik.

3. Fungsi Loyalitas

Jika identitas produk jelas dan kualitas produk baik, serta konsumen selalu mencari dan membeli berulang kali, berarti perusahaan telah sukses menciptakan pelanggan. Untuk itu pihak perusahaan harus menjaga pelanggan-pelanggan tersebut dengan strategi pemasaran


(33)

yang tepat agar tetap menjadi pelanggan yang loyal terhadap produknya.

4. Fungsi Citra/Image

Pihak perusahaan hukumnya wajib menjaga citra produk melalui merek. Contoh sepeda motor merek Honda, produsen Honda selalu melakukan inovasi produk dengan varian-variannya. Hal ini dilakukan agar konsumen atau pelanggan tetap loyal dan sekaligus menjaga citra merek Honda. Sepeda motor merek Honda dikenal oleh masyarakat antara irit BBM, inovatif, kualitas baik, jarang komplain kerusakan mesin dan sebagainya.

2.10Indikator Merek

Berikut ini adalah indikator merek, yaitu : 1. Nama Produk

Nama produk adalah tanda pengenal produk yang membedakannya dari produk lain.

2. Logo Produk

Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahaan kompetitor/pesaing.


(34)

2.11 Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa keputusan. Suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih altenatif tindakan. Keputusan selalu mengisyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.Berikut beberapa pengertian keputusan pembelian :

1. Menurut Kotler (2002:204) keputusan pembelian adalah keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan-tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan pembelian yang meliputi :

a. Kebutuhan yang dirasakan. b. Kegiatan sebelum membeli. c. Perilaku waktu memakai. d. Perasaan setelah membeli.

2. Menurut Peter-Olson (1999:6) dalam The American Marketing Association dalam Nitisusastro (2013:195) menegaskan bahwa pengambilan keputusan konsumen merupakan proses interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia melakukan pertukaran dalam semua aspek kehidupannya. Sikap kognitif merefleksikan sikap pemahaman, sikap afektif merefleksikan sikap keyakinan dan sikap behavioral merefleksikan sikap tindakan nyata. Keputusan membeli atau tidak membeli merupakan bagian dari unsur yang melekat pada diri individu konsumen yang disebut behavior dimana ia merujuk kepada tindakan fisik yang nyata yang dapat dilihat dari dapat diukur oleh orang lain.


(35)

2.12 Pihak-Pihak yang Berperan Dalam Keputusan Pembelian

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.Kelima peran tersebut meliputi Kotler et al (1996) dalam Tjiptono (1997:20) :

1. Pemrakarsa (Initiator)

Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu

2. Pemberi Pengaruh (Influencer)

Orang yang pandangan, nasihat atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Pengambil Keputusan (Decider)

Orang yang menentukan keputusan pembelian, misalnya apakan jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli atau dimana membelinya. 4. Pembeli (Buyer)

Orang yang melakukan pembelian aktual. 5. Pemakai (User)


(36)

2.13Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap - tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap - tahap dibawah ini, yaitu :

Gambar 2.1

Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen

Sumber : Larreche et al (2000)

Secara kompleks proses itu dapat dilihat sebagai berikut (Larreche et al, 2000:124) :

1. Identifikasi Masalah

Proses pengambilan keputusan konsumen dipicu oleh keinginan dan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Individu merasakan perbedaan antara kondisi ideal dengan aktual pada beberapa dimensi fisik dan sosio-psikologis. Hal ini memotivasi mereka untuk mencari barang atau jasa agar kondisi aktual mereka semakin mendekati kondisi ideal yang diinginkan. Manusia memang

Identifikasi Masalah

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Pembelian


(37)

tidak pernah kenyang sekurang-kurangnya dalam hal kebutuhan sosial-psikologinya. Mustahil memenuhi seluruh kebutuhan manusia pada satu waktu. Malahan cenderung untuk mencoba memenuhi kebutuhan yang paling kuat pada waktu tertentu. Besarnya jurang perbedaan antara kondisi nyata dengan kondisi yang diinginkan sangat berpengaruh dalam menentukan kekuatan kebutuhan tertentu. Suatu kebutuhan dapat menjadi lebih kuat dan meminta perhatian berdasarkan penurunan kondisi aktual atau perbaikan ke atas kondisi ideal.

2. Pencarian Informasi

Setelah mengakui adanya masalah dan mungkin dapat diatasi dengan membeli serta mengkonsumsi barang atau jasa, langkah berikut yang diambil konsumen adalah mengacu pada informasi yang didapatkan dari data masa lampau dan disimpan di dalam memori untuk digunakan bilamana diperlukan. Orang-orang mencari tambahan informasi tentang merek-merek alternatif sampai mereka merasa bahwa biaya pencarian informasi lebih lanjut sama dengan tambahan nilai atau manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut. Informasi bernilai bagi konsumen karena keluasannya membantu membuat keputusan pembelian yang lebih memuaskan dan menghindari konsekuensi negatif sehubungan dengan pengambilan keputusan yang buruk. Jadi, konsumen bersedia memberi nilai yang lebih tinggi dan melakukan pencarian lebih banyak informasi apabila pembelian merupakan hal yang penting. Pentingnya pembelian bersumber dari :

a. Kuatnya kebutuhan seseorang akan produk. b. Keterlibatan ego seseorang tehadap produk.


(38)

c. Kerasnya konsekuensi sosial dan keuangan dari pengambilan keputusan yang buruk.

Hal inilah yang menyebabkan mengapa manusia cenderung mencari informasi tambahan tentang produk-produk yang secara sosial dapat dilihat dan berharga mahal yang memperlihatkan citra diri dibandingkan dengan produk-produk berharga murah yang jarang diperhatikan orang lain. Ketika produk sangat mahal dan melibatkan ego, beberapa konsumen tidak keberatan melakukan pencarian informasi yang melelahkan sebelum melakukan pengambilan keputusan karena biaya paling besar bagi kebanyakan orang adalah biaya peluang dari waktu yang dibutuhkan untuk mencari informasi. Mereka mengorbankan waktu untuk hal lain seperti aktivitas-aktivitas yang menarik atau melakukan perjalanan. Biaya pencarian informasi yang lain adalah konsekuensi negatif yang mungkin terjadi dari jangka waktu pengambilan keputusan yang terlalu panjang. Biaya psikologis juga terlibat dalam pencarian infomasi. Pengumpulan informasi bisa menjadi pekerjaan yang membuat putus asa, kerap kali melibatkan toko-toko yang penuh sesak dan penjual-penjual yang kasar. Di samping itu, beberapa konsumen menjadi putus asa dan bingung ketika mereka mempunyai sejumlah besar informasi yang kompleks untuk melakukan evaluasi sebelum mengambil sebuah keputusan. Akibatnya mereka memotong pendek pencarian informasinya. Tiga kategori umum sumber informasi dalah sumber pribadi, komersial dan publik. Sumber pribadi meliputi anggota keluarga, teman-teman dan anggota kelompok rujukan. Sumber komersial mengacu pada berbagai informasi yang disebarkan oleh jasa-jasa, para pemasar, perusahaan manufaktur, dan


(39)

agen-agen mereka meliputi media periklanan, brosur promosi, informasi kemasan dan label, tenaga-tenaga penjual dan aneka informasi yang ada di toko, seperti label harga dan tataan. Sumber publik meliputi organisasi-organisasi nirlaba dan profesi serta individu-individu yang memberi nasehat untuk konsumen seperti dokter, pengacara, agen pemerintah, agen perjalanan dan kelompok-kelompok lembaga bantuan konsumen.

3. Evaluasi Alternatif

Konsumen menemukan kesulitan dalam melakukan perbandingan menyeluruh dari banyak merek alternatif disebabkan setiap merek mungkin lebih baik dalam beberapa hal namun lebih buruk dalam hal yang lain. Sebagai gantinya, konsumen menyederhanakan kerja evaluasi mereka dengan berbagai cara. Pertama, konsumen jarang mempertimbangkan seluruh merek, akan tetapi memfokuskan pada kumpulan yang dikenali sejumlah tertentu yang mereka kenali yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan mereka. Kedua, konsumen mengevaluasi setiap merek dalam kumpulan yang dikenali ke dalam sejumlah dimensi atau atribut produk. Mereka juga mempertimbangkan kepentingan relatif atribut-atribut ini, atau kinerja minimun yang dapat diterima dari masing-masing. Kumpulan atribut yang digunakan konsumen tertentu dan kepentingan relatif masing-masing menunjukkan kriteria pilihan konsumen (consumer’s choice criteria). Ketiga, konsumen melakukan kombinasi evaluasi antar atribut dari setiap merek dengan mempertimbangkan kepentingan relatif atribut-atribut tersebut. Penilaian multi atribut dari sebuah merek menghasilkan sebuah sikap (attitude) yang menyeluruh terhadap merek. Merek yang paling disukai


(40)

konsumen adalah merek yang paling mungkin dibeli, ciri produk dan kepentingan relatifnya. Konsumen menggunakan banyak dimensi atau ciri ketika mengevaluasi pilihan produk dan jasa. Biasanya konsumen mendasarkan evaluasinya pada sejumlah dimensi. Konsumen yang berbeda mungkin menggunakan kumpulan atribut yang berbeda untuk mengevaluasi merek yang berada pada kategori produk yang sama tetapi bahkan ketika dua orang menggunakan kumpulan ciri yang sama mereka dapat menghasilkan keputusan yang berbeda karena mereka mempunyai arti penting yang berbeda bagi masing-masing ciri. Akibatnya karakteristik pribadi konsumen dan pengaruh sosial-kebutuhan nilai, kepribadian, kelas sosial dan kelompok rujukan di antara hal-hal lain membantu menentukan ciri dan kepentingan mana yang diperhatikan konsumen. Faktor-faktor lingkungan dan situasional juga mempengaruhi arti penting yang diterima dari sejumlah manfaat produk. 4. Pembelian

Bahkan setelah konsumen mengumpulkan informasi tentang merek-merek alternatif, mengevaluasinya dan memutuskan merek mana yang paling diinginkan, proses keputusan masih belum lengkap. Konsumen sekarang harus memutuskan dimana membeli produk itu. Memilih sumber yang dimanfaatkan untuk membeli produk secara mendasar melibatkan proses mental yang sama seperti halnya keputusan pembelian produk. Sumber itu biasanya toko eceran tapi bisa juga katalog mail order atau pelayanan belanja jarak jauh (tele-shopping). Konsumen mendapatkan informasi tentang sumber-sumber alternatif dari pengalaman pribadi, iklan, komentar dan teman-teman. Kemudian mereka menggunakan informasi ini untuk


(41)

mengevaluasi sumber pada ciri-ciri seperti karakteristik barang dagangan yang dijual, pelayanan yang diberikan, harga, kenyamanan, personil dan fisik. Konsumen biasanya memilih sumber yang mereka anggap memperlihatkan ciri yang paling penting bagi mereka. Jika pengalaman mereka dengan suatu sumber adalah positif mereka bisa mengembangkan loyalitas berlangganan dan secara rutin berbelanja ke sumber tersebut serupa dengan bagaimana konsumen mengembankan kesetiaan merek.

5. Evaluasi Pasca Pembelian.

Konsumen tertentu merasa dihargai sebagaimana mestinya setelah melakukan pembelian bergantung pada dua hal, yaitu:

a. Aspirasi atau tingkat harapan seseorang sejauh mana produk bisa memenuhi harapan.

b. Evaluasi konsumen tentang sejauh mana produk benar-benar memenuhi harapan. Harapan konsumen tentang kinerja suatu produk dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ini mencakup kekuatan dan urgensi dari kebutuhan seseorang dan informasi yang dikumpulkan selama proses pengambilan keputusan. Konsumen lebih suka mengembangkan loyalitas merek atas jasa keseimbangan produk karena sulitnya mendapatkan informasi tentang jasa-jasa alternatif sebagaimana dalam beberapa kasus, biaya-biaya ekstra yang termasuk di dalamnya. Gangguan pasca pembelian, ketika produk menunjukkan kinerja yang diharapkan, konsumen bisa meragukan apakah mereka telah menetapkan pilihan yang terbaik. Keraguan ini disebut gangguan kognitif yang paling cenderung terjadi ketika pembelian melibatkan produk yang sangat menyentuh ego


(42)

konsumen dan ketika konsumen harus memilih di antara alternatif menarik yang hampir sama. Konsumen lebih cenderung mengalami gangguan setelah membeli barang-barang yang terkait dengan status sosial seperti rumah baru, mobil atau furnitur rumah. Keraguan tentang apakah pilihan yang terbaik telah menciptakan tekanan psikologis yang kurang menyenangkan membuat konsumen menguranginya dalam dua hal. Pertama, mereka dapat dengan mudah mengubah keputusan yaitu mengembalikan produk itu dan minta pengembalian uang (sulit dilakukan untuk jasa). Cara kedua untuk mengurangi disonansi adalah konsumen meyakinkan diri bahwa mereka benar-benar telah mengambil pilihan yang terbaik. Jadi, banyak orang yang terus mencari informasi tentang merek yang telah dibeli setelah pembelian. Para pasar memainkan peran aktif dalam mengurangi gangguan dengan memperkuat kembali keputusan pembelian konsumen, misalnya surat-surat tindak lanjut yang meyakinkan pelanggan bahwa mereka telah membuat keputusan yang bijaksana dan bahwa perusahaan tidak akan tinggal diam bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2.14Indikator Keputusan Pembelian

Adapun indikator keputusan pembelian adalah : 1. Tujuan dalam membeli sebuah produk

Konsumen umumnya sudah memiliki tujuan awal sebelum melakukan pembelian. Produk yang dibeli, biasanya produk yang memang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen sehingga dapat memenuhi harapannya.


(43)

2. Kemantapan pada sebuah produk

Kemantapan yang terkandung dalam sebuah produk adalah daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian.

3. Kebiasaan dalam membeli produk

Jika sudah merasa terbiasa dan nyaman dengan produk yang digunakan, maka konsumen akan selalu menggunakan produk tersebut.

4. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

Pembeli akan merasa puas jika produk yang dibeli sudah memenuhi harapannya sehingga baik secara sadar maupun tidak, pembeli akan menceritakan keunggulan dari produk tersebut kepada orang lain agar menggunakan produk yang tepat sesuai yang direkomendasikannya

5. Melakukan pembelian ulang

Jika konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya, maka konsumen akan melakukan pembelian lagi atau berulang.

2.15 Penelitian Terdahulu

Berikut tabel penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini :

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti dan Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian


(44)

Ayu Syahputri (2010)

Produk Terhadap Citra Merek dan Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah di Kota Medan.

Produk, Citra Merek dan Keputusan

Pembelian.

pengaruh yang signifikan terhadap citra merek dan citra merek memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian. Agung Rizki (2014) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Tablet Apple iPad di Bandar Lampung.

Kualitas Produk dan Keputusan Pembelian.

Kualitas produk berpengaruh secara positif

terhadap keputusan pembelian Tablet Apple iPad di Bandar Lampung. Puji Isyanto (2012) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Blackberry Pada Mahasiswa Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang. Kualitas Produk dan Keputusan Pembelian.

Kualitas produk handphone Blackberry rata-rata mahasiswa menjawab baik dalam menggunakan handphone Blackberry

dipengaruhi dengan performa, keistimewaan, kehandalan, konformasi, daya tahan, kemampuan pelayanan, estetika dan kualitas.

Adam Akbar

Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga,

Citra Merek, Harga,

Citra merek berpengaruh


(45)

(2012) dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Toshiba.

Kualitas

Produk dan Keputusan Pembelian.

keputusan pembelian notebook Toshiba

2. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook Toshiba.

3. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian notebook

Toshiba.

4. Citra merek, harga, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh signfikan

terhadap keputusan pembelian notebook Toshiba.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang ada. Dengan metode ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh antara kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Jl. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan, Medan. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan mulai dari awal bulan April sampai akhir bulan April 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah penelitian. (Juliandi dan Irfan, 2013:50)Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi di Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/BisnisFISIP USU angkatan 2011-2014 yang memiliki smartphone denganmerek iPhone sebanyak 592 orang.


(47)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil-wakil dari populasi. (Juliandi dan Irfan, 2013:58). Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU. Untuk menentukan ukuran sampel dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut :

�= �

1 +��2

�= 592

1 + 592 (0.1)2

�= 592

1 + 5,92

�= 85,54

Keterangan :

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : nilai kritis (persentase tingkat kesalahan yang ditoleransi adalah 10%)

Maka dengan demikian jumlah sampel dapat diambil sebesar 85 orang responden.


(48)

3.4Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel dalam bentuk nonprobability sampling artinya teknik pengambilan sampel dimana tidak seluruh anggota/elemen dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan menjadi sampel. (Juliandi dan Irfan, 2013:59) Metode yang digunakan dalam teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan tiga metode, yaitu :

1. Teknik snowball/network sampling teknik ini adalah menentukan sampel secara berantai pada suatu populasi yang sangat spesifik. Peneliti dapat menentukan siapa sampel pertama dan kemudian dari sampel tersebut diminta untuk menyebutkan calon sampel lainnya yang dikenal. Pengambilan sampel akan berhenti apabila peneliti sudah merasa bahwa data yang dikumpulkan cukup memadai.

2. Teknik accidental sampling adalah dengan cara mencari objek yang akan diteliti. Objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel penelitian.

3.5 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pertanyaan yang ada pada perumusan masalah penelitian. (Juliandi dan Irfan, 2013:45). Berdasarkan pada masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :


(49)

Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa FISIP USU.

2. Hipotesis Alternatif (Ha1)

Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa/i FISIP USU.

3. Hipotesis Nol (H02)

Tidak terdapat pengaruh positif antara merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa/i FISIP USU.

4. Hipotesis Alternatif (Ha2)

Terdapat pengaruh positif antara merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa/i FISIP USU.

5. Hipotesis Nol (H03)

Tidak terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa/i FISIP USU.

6. Hipotesis Alternatif (Ha3)

Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk dan merek terhadap keputusan pembelian smartphone merek iPhone pada mahasiswa/i FISIP USU.

3.6 Defenisi Konsep

Definisi konsep adalah suatu definisi yang dipaparkan oleh beberapa faktor yang ada dalam landasan teori, dirangkum oleh peneliti dan dipahami peneliti sebagai konsep dalam penelitian.Defenisi konsep dari penelitian ini, yaitu:


(50)

1. Kualitas Produk(X1)

Kualitas produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. (Kotler dan Amstrong, 2001: 346). Adapun indikator dari kualitas produk adalah :

a. Kinerja (Performance)

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal ini dilihat dari manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita dalam membeli suatu produk.

b. Ciri-ciri atau Keistimewaan (Features)

Merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur sering kali ditambahkan. Sehingga, fitur bisa meningkatkan kualitas produk jika pesaing tidak memilikinya.

c. Estetika (Keindahan)

Keindahan menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen suka. Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya.

d. Daya Tahan (Durability)

Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet akan dipersepsikan


(51)

lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepat habis atau cepat diganti.

e. Kehandalan (Reliability)

Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.

f. Kesesuaian Dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications) Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Ini semacam “janji” yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya.

g. Kemampuan Diperbaiki (Serviceability)

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki dengan mudah, cepat dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang tidak atau sulit diperbaiki.

h. Kualitas yang Dipersepsikan (Perceived Quality)

Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding dengan merek-merek yang tidak didengar.

2. Merek (X2)

Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau bahkan kombinasi dari semuanya tadi, yang dimaksudkan untuk


(52)

menyebutkan barang-barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual agar terbedakan dari para pesaingnya. (Sunyoto, 2012:102)

Adapun indikator dari merek adalah : a. Nama Produk

Nama produk adalah tanda pengenal produk yg membedakannya dari produk lain.

b. Logo Produk

Logo adalah lambang atau simbol khusus yang mewakili suatu perusahaan atau organisasi. Sebuah logo bisa berupa nama, lambang atau elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahaan kompetitor/pesaing.

3. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan-tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan pembelian.(Kotler, 2002:204)

Adapun indikator keputusan pembelian adalah : a. Tujuan dalam membeli sebuah produk

Konsumen umumnya sudah memiliki tujuan awal sebelum melakukan pembelian. Produk yang dibeli, biasanya produk yang memang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen sehingga dapat memenuhi harapannya.


(53)

Kemantapan yang terkandung dalam sebuah produk adalah daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk melakukan pembelian.

c. Kebiasaan dalam membeli produk

Jika sudah merasa terbiasa dan nyaman dengan produk yang digunakan, maka konsumen akan selalu menggunakan produk tersebut.

d. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

Pembeli akan merasa puas jika produk yang dibeli sudah memenuhi harapannya sehingga baik secara sadar maupun tidak, pembeli akan menceritakan keunggulan dari produk tersebut kepada orang lain agar menggunakan produk yang tepat sesuai yang direkomendasikannya. e. Melakukan pembelian ulang

Jika konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya, maka konsumen akan melakukan pembelian lagi atau berulang.

3.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah operasionalisasi dari variabel berupa pengukuran atau pengujian suatu variabel yang bisa dilihat dari indikator, tolak ukur atau alat ukur untuk menentukan kualitas atau kuantitas sesuatu variabel. Berikut tabel defenisi operasional :


(54)

Tabel 3.1

Tabel Defenisi Operasional

NO. VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR

1. Kualitas Produk (X1) a. Kinerja

(Performence)

1) Ukuran produk iPhone.

2)

iPhonememudahkan

komunikasi jarak jauh.

3) Akses internet iPhone yang cepat. 4) kualitas suara iPhone yang jelas.

b.

Ciri-Ciri/Keistimewa an (Features)

5) Kamera yang baik. 6) Fitur-fitur aplikasi iPhoneyang mampu membuat proses komunikasi yang lebih cepat.

7) Anti Virus.

8) Layar sentuh iPhoneyang baik.

9) GPS yang mudah digunakan.


(55)

c. Estetika (Keindahan)

10) Warna produk iPhone.

11) Desain produk yang bagus.

d. Daya Tahan

(Durability)

12) Tidak mudah rusak.

13) Umur ekonomis.

14) Daya tahan

baterai yang tinggi.

e. Kehandalan 15) Kecanggihan

produk.

16) Tampilan produk. f. Kesesuaian

dengan Spesifikasi

17) iPhone memiliki kesesuaian harga dengan spesifikasi produk.

g. Kemampuan Diperbaiki

18) iPhone mudah untuk diperbaiki. h. Kualitas yang

Dipersepsikan

19) iPhone memiliki kualitas yang tinggi dibenak masyarakat.

2. Merek (X2) i. Nama Produk 20) Nama produk

mudah di ingat.


(56)

mudah dikenali.

3. Keputusan Pembelian (Y) k. Tujuan dalam

membeli sebuah produk

22) Kebutuhan dan keinginan dalam membeli produk iPhone.

l. Kemantapan pada sebuah produk.

23) Percaya akan produk iPhone dan

sesuai dengan harapan.

m. Kebiasaan dalam membeli produk

24) Sudah mengerti dengan produk iPhone

dan nyaman menggunakannya.

n. Memberikan rekomendasi kepada orang lain

25) Mengajak orang

lain untuk menggunakan produk

iPhone.

o. Melakukan pembelian ulang

26) Membeli produk iPhone secara berkala.


(57)

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data-data yang relevan bagi penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013:65). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data terdiri dari dua, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan penelitiannya dan data tersebut sebelumnya tidak ada. Peneliti menggunakan instrumen angket/kuesioner yang akan disebarkan kepada mahasiswa dan mahasiswi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Bentuk kuesioner yang digunakan yaitu dalam bentuk kuesioner tertutup dimana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa pertanyaan dan jawaban yang sudah disusun dan disediakan oleh peneliti tentang indikator dari variabel penelitian yaitu kualitas produk, merek dan keputusan pembelian untuk mengetahui pendapat/persepsi konsumen.Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi responden yang disesuaikan dengan pertanyaan yang diajukan. Contoh interval jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap item pertanyaan :

a. Sangat Tidak Setuju (STS) : dengan skor 1 b. Tidak Setuju (TS) : dengan skor 2

c. Netral (N) : dengan skor 3


(58)

e. Sangat Setuju (SS) : dengan skor 5

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh pihak lain. Data sekunder yang dipakai melalui studi kepustakaan.

3.9 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan beberapa analisis, yaitu :

1. Uji Validitas

Validitas instrumen menurut Juliandi dan Irfan (2013:79), uji validitas yakni dengan cara menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian.Jika instrumen benar atau valid maka hasil pengukuran pun kemungkinan akan benar. Teknik statistik yang dapat digunakan adalah korelasi sebagai berikut :

�= N.∑ �� −(∑ �)(∑ �)

(�(�.∑ �2−(∑ �)2)(.∑ �2−(∑ �2)

Keterangan :

r = koefisien korelasi n = jumlah responden x = skor setiap item


(59)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yakni memiliki berbagai nama lain seperti keterpercayaan, kehandalan, kestabilan. Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Jika variabel penelitian menggunakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya maka hasil penelitian juga dapat memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi. (Juliandi dan Irfan, 2013:83)

Cara pengujian reliabilitas dapat menggunakan salah satu teknik, misalnya Split Half, dengan cara sebagai berikut:

a. Belah instrumen menjadi 2 bagian (instrumen bernomor ganjil dan genap).

b. Korelasikan skor-skor total ganjil, dengan skor-skor total genap, dengan statistik korelasi product moment (r).

c. Masukkan nilai korelasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown.

�1 = 2r 1 + r

Penarikan kesimpulannya, jika nilai koefisien reliabilitas (Spearman Brown/ri≥0,6 maka instrumen memiliki reliabilitas yang baik, reliabel dan terpercaya.


(60)

3. Uji Asumsi Klasik

Menurut Juliandi dan Irfan (2013:169), uji asumsi klasik bertujuan untuk menganalisis apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian adalah model yang terbaik. Jika model adalah model yang baik, maka data yang dianalisis layak untuk dijadikan sebagai rekomendasi untuk pengetahuan atau untuk tujuan pemecahan masalah praktis. Uji asumsi klasik terdiri dari :

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. (Gujarati, 2003; Santoso, 2000; Arif, 1993) dalam (Juliandi dan Irfan, 2013:169).

Kriteria untuk menentukan normal atau tidaknya data, maka dapat dilihat pada nilai probabilitasnya. Data adalah normal, jika nilai Kolmogorov Smirnov adalah tidak signifikan (Asymp. Sig (2-tailed)>α0,05).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen (Gujarati, 2003; Santoso, 2000; Arif, 1993) dalam Juliandi dan Irfan (2013:170). Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian (Variance Inflasi Factor/VIF), yang tidak melebihi 4 atau 5 (Hines dan Montgomery, 1990). Kedua variabel independen yakni ROE dan ROA memiliki nilai VIF dalam batas


(61)

toleransi yang telah ditentukan (tidak melebihi 5), sehingga tidak terjadi multikolinearitas dalam variabel independen penelitian ini.

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Arief, 1993; Gujarati, 2011) dalam Juliandi dan Irfan (2013:171). Dasar pengambilan keputusannya adalah: jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik (poin-poin) menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis merupakan salah satu alat analisis yang menjalankan tentang akibat yang di timbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Adapun digunakannnya alat analisis regresi linier ditujukan untuk memprediksikan nilai variabel terikat dan menjelaskan pengaruhnya. Dalam hal ini penulis menggunakan jenis uji regresi liner berganda untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y secara bersamaan. Regresi linier berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linier berganda.


(62)

Y = � + �1X1 + �2X2 + e Keterangan :

Y = Prestasi Kerja

X1 = Nilai variabel prediktor (yang memprediksi)

X2 =

Nilai variabel prediktor (yang memprediksi) �1 = Bilangan koefisien prediktor (motivasi kerja) �2 = Bilangan koefisien prediktor (kepuasan kerja)

� = konstanta e = Standar error 5. Uji Determinasi (�2)

Koefisien Determinasi berganda atau R- square (�2) adalah untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas (Juliandi, 2013:174). Nilai �2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi-variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel indevenden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah analisis data yang paling penting karena berperan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian. Adapun cara yang digunakan untuk menganalisis yaitu :


(63)

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara bersamaan terhadap variabel terikat. Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat nilai F yakni pada nilai probabilitasnya.

Dimana hipotesisnya adalah :

1) H0 : terdapat pengaruh yang tidak signifikan. 2) Ha : terdapat pengaruh yang signifikan.

Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut :

a) Tolak H0 jika nilai probabilitasnya dihitung ≤ taraf signifikansi sebesar 0.05 ( Sig ≤ �0.05).

b) Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung > taraf signifikansi 0.05 (Sig >�0.05).

b. Uji Parsial (Uji - T)

Uji T digunakan untuk menguji hipotesis apabila peneliti menganalisis regresi parsial (sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel terikat). Maka pengujian ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya.

Hipotesisnya adalah:

1) H0 : terdapat pengaruh yang tidak signifikan. 2) Ha : terdapat pengaruh yang signifikan.

Adapun kriteria penerimaan/penolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut:


(64)

a) Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung ≤ taraf signifikansi sebesar 0.05 (Sig ≤ �0.05).

b) Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung > taraf signifikansi 0.05 (Sig >�0.05).


(65)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Perusahaan dan Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Apple

AppleInc. (sebelumnya bernama Apple Computer, Inc.) adalah sebuah barang-barang yang meliputi serta komputer pribadi. Apple Inc. Didirikan pada tanggal 1 April, 1976 dan diinkonporasikan menjadi Apple Computer, Inc. pada tanggal 3 Januari, 1977. Pada 9 Januari 2007, kata "Computer" dihapus untuk mencerminkan fokus Apple terhadap bidang elektronik konsumen pascapeluncuran iPhone. Sebelum

membantu mendirikan Apple

Pada tahun 1975, dia bekerja di

video game unt

computer time pada bermacam jenis mini computer yang di-host oleh Call Computer, sebuah perusahaan timesharing. Terminal komputer pada saat itu

mayoritas berbasis kertas; thermal printer seperti 700

adalah terminal yang paling maju. Wozniak melihat sebuah artikel di majalah

bernama

membuat toko, Wozniak merancang dan membuat komputer bernama Computer Conversor, sebuat video teletype yang bisa dipakai untuk mengakses minicomputer di Call


(66)

Computers. Desainnya kemudian dibeli oleh Call Computers dan beberapa unit terjual.

Pada tahun 1975 Wozniak mulai menghadiri pertemuan sebuah klub

bernama baru seperti Altair 8800 dan

IMSAI menginspirasinya untuk memasang sebuah mikroprosesor pada video teletype-nya untuk menjadikannya sebuah unit komputer yang lengkap.

Pada saat itu CPU yang banyak tersedia adalah Intel 8080 seharga $US 179 dan Motorola 6800 seharga $US 170. Wozniak lebih tertarik pada Motorola 6800 tetapi harganya terlalu mahal. Dia pun kemudian sadar dan hanya mendesain komputer di atas kertas. Ketika ta chip tersebut dan mulai mendesain sebuah komputer untuk menjalankannya. Chip 6502 didesain oleh orang yang sama yang telah mendisain Motorola 6800. Wozniak kemudian berhasil membuat komputer tersebut dan membawanya ke pertemuan-pertemuan Homebrew Computer Club untuk dipamerkan. Pada satu pertemuan Wozniak bertemu teman lamanya Steve Jobs yang tertarik akan potensi komersialisasi komputer-komputer kecil.

Steve Jobs dan Steve Wozniak sudah berteman sejak lama. Bertemu pertama kali pada tahun yang saat itu berumur 21 tahun kepada Jobs yang saat itu baru berumur 16 tahun. Jobs berhasil membujuk Wozniak untuk membuat komputer dan menjualnya. Jobs mendekati sebuat toko komputer lokal The Byte Shop yang tertarik untuk membeli komputer tetapi hanya komputer yang sudah terpaket lengkap, pemilik toko tersebut Paul Terrell mengatakan ia siap membeli 50 unit seharga $US 500


(1)

188 42

3 4 7 3,5 43

3 4 7 3,5 44

3 4 7 3,5 45

4 4 8 4

46

4 4 8 4

47

4 4 8 4

48

4 4 8 4

49

3 4 7 3,5 50

4 5 9 4,5 51

3 3 6 3

52

4 5 9 4,5 53

4 4 8 4

54

4 5 9 4,5 55

4 3 7 3,5 56

4 4 8 4

57

4 4 8 4

58

4 4 8 4

59

5 4 9 4,5 60

4 5 9 4,5 61

4 4 8 4

62

4 4 8 4

63


(2)

189 64

4 4 8 4

65

4 4 8 4

66

4 3 7 3,5 67

4 4 8 4

68

4 4 8 4

69

5 5 10 5

70

4 3 7 3,5 71

4 5 9 4,5 72

4 4 8 4

73

4 4 8 4

74

4 5 9 4,5 75

4 4 8 4

76

4 3 7 3,5 77

4 4 8 4

78

3 5 8 4

79

4 4 8 4

80

4 5 9 4,5 81

5 5 10 5

82

5 5 10 5

83

4 4 8 4

84

4 1 5 2,5 85


(3)

190

Keputusan Pembelian Pada Pengguna Smartphone Merek iPhone pada Mahasiswa Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU

Nomor Responden

Jumlah Responden

1 2 3 4 5 Total

Rata-Rata 1

4 4 5 4 4 21 4,2

2

4 4 3 4 4 19 3,8

3

4 4 4 5 4 21 4,2

4

4 3 4 3 5 19 3,8

5

4 4 5 4 5 22 4,4

6

4 3 3 3 4 17 3,4

7

5 4 5 5 4 23 4,6

8

4 4 4 4 4 20 4

9

4 4 5 4 4 21 4,2

10

4 4 3 4 4 19 3,8

11

4 4 4 4 4 20 4

12

4 4 4 4 4 20 4

13

4 4 4 4 4 20 4

14

5 5 4 5 4 23 4,6

15

4 4 5 5 5 23 4,6

16

4 4 4 4 4 20 4

17


(4)

191 18

4 4 4 2 2 16 3,2

19

4 4 4 3 4 19 3,8

20

3 4 4 4 4 19 3,8

21

4 4 3 3 4 18 3,6

22

3 4 4 3 3 17 3,4

23

4 4 4 4 4 20 4

24

4 5 5 4 4 22 4,4

25

3 4 3 4 4 18 3,6

26

4 4 5 4 4 21 4,2

27

4 4 4 5 4 21 4,2

28

5 4 4 4 4 21 4,2

29

4 4 5 4 4 21 4,2

30

4 4 4 4 4 20 4

31

4 4 3 4 3 18 3,6

32

4 4 4 4 4 20 4

33

3 3 5 4 4 19 3,8

34

4 4 4 4 4 20 4

35

5 4 5 5 4 23 4,6

36

4 5 5 5 4 23 4,6

37

5 5 5 5 5 25 5

38

4 4 4 4 4 20 4

39

4 4 1 4 2 15 3

40


(5)

192 42

4 3 4 3 4 18 3,6

43

4 3 4 4 4 19 3,8

44

3 3 4 4 5 19 3,8

45

4 4 4 3 4 19 3,8

46

4 4 4 4 4 20 4

47

4 4 4 4 4 20 4

48

4 4 4 5 4 21 4,2

49

4 3 4 3 5 19 3,8

50

4 4 5 4 5 22 4,4

51

4 3 3 3 4 17 3,4

52

5 4 5 5 4 23 4,6

53

4 4 4 4 4 20 4

54

4 4 5 4 4 21 4,2

55

4 4 3 4 4 19 3,8

56

4 4 4 4 4 20 4

57

4 4 4 4 4 20 4

58

4 4 4 4 4 20 4

59

5 5 4 5 4 23 4,6

60

4 4 5 5 5 23 4,6

61

4 4 4 4 4 20 4

62

5 4 4 4 4 21 4,2

63


(6)

193 64

4 4 4 3 4 19 3,8

65

3 4 4 4 4 19 3,8

66

4 4 3 3 4 18 3,6

67

3 4 4 3 3 17 3,4

68

4 4 4 4 4 20 4

69

4 5 5 4 4 22 4,4

70

3 4 3 4 4 18 3,6

71

4 4 5 4 4 21 4,2

72

4 4 4 5 4 21 4,2

73

5 4 4 4 4 21 4,2

74

4 4 5 4 4 21 4,2

75

4 4 4 4 4 20 4

76

4 4 3 4 3 18 3,6

77

4 4 4 4 4 20 4

78

3 3 5 4 4 19 3,8

79

4 4 4 4 4 20 4

80

5 4 5 5 4 23 4,6

81

4 5 5 5 4 23 4,6

82

5 5 5 5 5 25 5

83

4 4 4 4 4 20 4

84

4 4 1 4 2 15 3

85