D. Pemecahan Masalah
Abdurrahman 2003: 254 berpendapat bahwa pemecahan masalah adalah aplikasi dan konsep keterampilan. Dalam pemecahan masalah
biasanya melibatkan beberapa kombinasi konsep dan keterampilan dalam suatu situasi baru atau situasi yang berbeda. Menurut Slameto 2010 : 86,
pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi
situasi yang baru. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya.
Pada kenyatannya setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah. Dari mulai masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang
kompleks; dari mulai masalah pribadi sampai kepada masalah keluarga, masalah sosial kemasyarakatan, masalah negara sampai kepada masalah dunia
Sanjaya, 2009: 214. Selanjutnya Bruner dalam Trianto, 2013: 91 berpendapat bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta
pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang bernar- benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk
mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula
memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.
Sanjaya 2009: 214-215 berpendapat bahwa pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir
ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan
pada data dan fakta yang jelas.
Menurut John Dewey dalam Sanjaya, 2009: 217 langkah-langkah
dalam pemecahan masalah yaitu: 1.
Merumuskan masalah, yaitu langkah yang dilakukan siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah
secara kritis dari berbagai sudut pandang. 3.
Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya. 4.
Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah. 5.
Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan
hipotesis yang diajukan. 6.
Merumuskan pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan
hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Kegiatan pemecahan masalah ini diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
pemecahan masalah adalah proses yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan cara berpikir ilmiah untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru. Langkah-langkah dalam kegiatan pemecahan masalah peneliti menggunakan pendapat dari John Dewey, yaitu 1 siswa
merumuskan masalah, 2 siswa menganalisis masalah, 3 siswa merumuskan hipotesis, 4 siswa mengumpulkan data, 5 pengujian hipotesis, dan 6 siswa
merumuskan pemecahan masalah.