45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis Data Envelopment Analysis DEA. DEA merupakan metode analisis yang
didesain khusus untuk mengukur efisiensi relatif masing-masing unit sampel penelitian. Dalam perkembangannya, DEA merupakan alat analisis yang
digunakan untuk mengukur efisiensi relatif salah satunya dalam penelitian dalam bidang kesehatan. Penelitian ini akan menganalisis efisiensi pengeluaran
pemerintah sektor kesehatan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012-2014.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dari sumber-sumber yang terkait. Data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa data belanja APBD sektor kesehatan Provinsi Jawa Tengah, jumlah puskesmas, jumlah tenaga bidan, dan jumlah
tempat tidur di rumah sakit pemerintah, serta data yang menunjukkan derajat kesehatan masyarakat Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, dan Angka
Harapan Hidup. Sumber data berasal dari instansi-instansi terkait diantaranya Direktorat
Jendral Perimbangan Keuangan, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dan Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2012-2014.
46
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan untuk menganalisis efisiensi dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan variabel input dan output. Variabel input
didefinisikan sebagai sumber daya yang dimanfaatkan oleh UKE atau kondisi yang mempengaruhi kinerja dari UKE, sedangkan variabel output adalah
keuntungan benefit yang dihasilkan sebagai hasil dari kegiatan operasi UKE. Variabel output intermediate dimaksudkan untuk mengakomodir hubungan tidak
langsung antara variabel input dan variabel output. Penelitian ini menggunakan 2 dua analisis efisiensi teknis, yaitu efisiensi teknis biaya dengan membandingkan
variabel input dengan variabel output intermediate, sedangkan untuk efisiensi teknis sistem yaitu dengan membandingkan antara variable output intermediate
dengan variabel output. Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel diantaranya:
a. Variabel Input,
Variabel input ini meliputi pengeluaran pemerintah sektor kesehatan. Penggunaan pengeluaran sektor kesehatan ini meliputi pelayanan dasar, pelayanan
rujukan, pelayanan kefarmasian, dan keluarga berencana. Pengeluaran pemerintah sektor kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah belanja kesehatan
per kapita Provinsi Jawa Tengah yang dinyatakan dalam juta rupiah. b.
Variabel Output Intermediate 1.
Rasio jumlah puskesmas per 100.000 penduduk; Jumlah puskesmas per 100.000 penduduk merupakan salah satu indikator
yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap fasilitas
47
dan layanan kesehatan berupa puskesmas di suatu wilayah Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2014. Puskesmas merupakan lembaga yang paling dekat
dengan masyarakat, karena puskesmas menjalankan fungsi kuratif, selain itu puskesmas juga mempunyai peran dalam preventif dan promotif. Puskesmas
menjadi institusi jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat. Variabel jumlah puskesmas yang digunakan meliputi jumlah puskesmas,
puskesmas rawat inap, puskesmas pembantu, dan puskesmas keliling. Penghitungan indikator ini diperoleh melalui formula:
2. Rasio jumlah tenaga bidan per 100.000 penduduk;
Jumlah bidan per 100.000 penduduk merupakan jumlah bidan yang bertugas di rumah sakit pemerintah, puskesmas, puskesmas pembantu atau
fasilitas kesehatan publik milik pemerintah lainnya di suatu wilayah tertentu Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2014. Upaya penting dalam
peningkatan kesehatan masyarakat adalah peningkatan penolong kelahiran oleh tenaga medis. Penolong kelahiran secara langsung sangat mempengaruhi derajat
kesehatan ibu dan anak pada tahun-tahun selanjutnya pasca kelahiran. Berdasarkan data Susenas, selama periode penelitian tahun 2012-2014, rata-rata
persentase balita menurut penolong kelahiran di Provinsi Jawa Tengah adalah tenaga bidan dengan 71,03 persen. Ini menunjukkan bahwa tenaga bidan memliki
peran besar dalam penolong kelahiran di Jawa Tengah. Variabel jumlah bidan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jumlah bidan yang bertugas di
48
rumah sakit pemerintah, puskesmas, puskesmas pembantu atau fasilitas kesehatan publik milik pemerintah lainnya di suatu wilayah tertentu. Perhitungan indikator
diperoleh melalui formula:
3. Rasio jumlah tempat tidur yang tersedia Rumah Sakit per 100.000
penduduk. Merupakan indikator yang menggambarkan fasilitas layanan kesehatan
yang disediakan pemerintah di rumah sakit milik pemerintah dalam satu tahun tertentu Djafarov dan Gunnarson, 2008. Variabel jumlah tempat tidur yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi jumlah tempat tidur milik pemerintah yaitu departemen kesehatan, provinsi, kabupatenkota, ABRI, departemen lain dan
swasta. Perhitungan indikator diperoleh melalui formula:
c. Variabel Output
1. Angka Kematian Bayi per 1.000 jumlah kelahiran;
Angka Kematian Bayi AKB merupakan jumlah kematian bayi 1-11 bulan per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2014. Angka ini merupakan indikator sensitif terhadap ketersediaan, pemanfaatan, dan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan
perinatal. Sedangkan kelahiran hidup adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa
49
memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Adapun perhitungan indikator formulanya:
Indikator angka kematian mortalitas memiliki karakteristik negatif, artinya semakin rendah nilai mortalitas, maka semakin baik kondisi derajat
kesehatan. Karena AKB merupakan salah satu indikator mortalitias. Hal ini tidak sesuai dengan perhitungan efisiensi DEA yaitu bobot harus berkarakteristik
positif. Sehingga indikator AKB di proksi dengan Angka Bayi Lahir Hidup ABH dengan formula:
Angka bayi hidup merupakan angka berketerbalikan dengan angka kematian bayi, sehingga jumlah bayi hidup yang meningkat mencerminkan
jumlah kematian bayi yang berkurang. 2.
Angka Kematian Ibu Maternal per 100.000 kelahiran hidup; Angka Kematian Ibu AKI adalah kematian perempuan pada saat hamil
atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni yang disebabkan
karena kehamilannyapengelolaanya, bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain BPS, 2014. Adapun perhitungan indikator
formulanya:
50
Sama halnya dengan AKI, indikator AKI juga merupakan salah satu indikator mortalitas yang memiliki karakteristik negatif, sehingga dalam
penelitian ini indikator AKI diproksi dengan indikator Angka Ibu Melahirkan Selamat AIMS dengan perhitungan indikator formulanya:
AIMS merupakan angka yang berkerbalikan dengan AKI, sehingga jumlah AIMS yang meningkat akan mencerminkan jumlah AKI yang menurun.
3. Angka Harapan Hidup saat lahir
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tertentu, pada tahun
tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Angka ini mencerminkan lamanya seorang bayi baru lahir diharapkan hidup dan
memberikan gambaran salah satu penyebabnya adalah meningkatnya kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Sedangkan Angka Harapan Hidup saat lahir
adalah rata-rata lamanya hidup dalam tahun sejak lahir yang akan dicapai oleh penduduk dalam suatu wilayah dan waktu tertentu yang dihitung berdasarkan
angka kematian menurut kelompok umur. Perhitungan Angka Harapan Hidup dihitung dengan menggunakan paket program Mortpak berdasarkan data rata-rata
kelompok umur ibu 15-49 tahun, dan dengan memperhatikan trend hasil Sensus
51
penduduk dan Survei Penduduk Antar Sensus. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah Angka Harapan hidup saat lahir.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi atau studi pustaka. Arikunto 2013:274 mendefiniskan metode
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal tau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi atau studi pustaka
berupa Rekap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Juknis Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah, Jawa Tengah dalam Angka, KabupatenKota Provinsi Jawa Tengah dalam Angka, serta berbagai buku dan literatur berupa jurnal penelitian dan
laporan kinerja pemerintah yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis DEA. Pemilihan penggunaan analisis DEA berdasarkan
pertimbangan bahwa analisis DEA mampu mengukur efisiensi relatif suatu unit kegiatan ekonomi UKE dalam kondisi banyak input maupun output multi-input
and multi-output. Selain itu DEA mampu mengakomodasi satuan-satuan dari variabel-variabel input dan output yang saling berbeda. Pemilihan analisis DEA
dalam penelitian ini mampu mengukur tingkat efisiensi relatif pengeluaran pemerintah sektor kesehatan di 35 kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah.
52
Dengan mengukur efisiensi pengeluran pemerintah sektor kesehatan tersebut, maka akan dapat dilihat kabupatenkota di Provinsi Jawa Tengah yang sudah
efisien dan yang belum efisien dalam penggunaan belanja kesehatannya. Penelitian ini menjelaskan hubungan penggunaan biaya kesehatan dalam
mencapai output akhir meliputi variabel input dan variabel output intermediate akan menghasilkan efisiensi teknis biaya, lebih lanjut variabel output intermediate
dan variabel output akan menghasilkan efisiensi teknis sistemnya. Efisiensi yang diukur adalah bersifat teknis, bukan ekonomis. Artinya analisis DEA hanya
memperhitungkan nilai absolut dari suatu variabel. Satuan dasar pengukuran yang mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel seperti harga, berat, panjang,
isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karena itu dimungkinkan suatu pola perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda.
Dalam pengukuran efisiensi pada dasarnya merupakan rasio antara output dan input, disajikan sebagai berikut:
Efisiensi
=
………………. ………………….…..1
Selanjutnya, pengukuran efisiensi yang menyangkut input dan output dengan pengukuran efisiensi relatif yang dibobot sebagaimana sebagai berikut:
Efisiensi dari unit j = …………........................................... 2
Namun demikian, pengukuran tersebut tetap memiliki keterbatasan berupa sulitnya menentukan bobot yang seimbang untuk input dan output. Maka
dari itu, DEA berasumsi bahwa setiap UKE akan memilih bobot yang memaksimumkan rasio efisiensinya maximize total weighted output total
53
weighted input. Untuk mengkalkulasi efisiensi relatif dari pengeluaran pemerintah sektor kesehatan di Provinsi Jawa Tengah digunakan pemrograman
linear sebagai berikut. Maksimumkan
∑ …………………………………… 3
Dengan batasan kendala : ∑
∑ …………………………… 4
∑ .…………………………….....……..........................................5
……………………………………………………… 6 …………………………………………………….. 7
Keterangan dari persamaan di atas dijelaskan sebagai berikut: Zk
= Kabupatenkota yang diamati K
= Kabupatenkota yang dinilai dalam analisis yaitu 35 kabupatenkota = Jumlah output r yang dihasilkan oleh UKE k
= Jumlah input I yang digunakan UKE k s
= Jumlah output yang dihasilkan layanan, fasilitas kesehatan dan derajat kesehatan.
m = Jumlah input yang digunakan belanja kesehatan kabupatenkota
= Bobot tertimbang dari output r yang dihasilkan tiap UKE k = Bobot tertimbang dari input i yang dihasilkan tiap UKE k
Pengukuran dalam analisis DEA memiliki dua model orientasi yaitu orientasi input Input-Oriented Measures dan orientasi output Output-Oriented
Measures. Dalam penelitian ini menggunakan orientasi output untuk variabel input dan variabel output intermediate, serta variabel output intermediate dan
54
variabel outcome. Artinya sejumlah output dapat ditingkatkan secara proporsional tanpa mengubah jumlah input yang digunakan. Sehingga dari analisis efisiensi ini
akan dihasilkan efisiensi teknis biaya dan efisiensi teknis sistem. Aam Rusydiana 2013:21 menyatakan bahwa dalam pendekatan DEA
dikenal dua asumsi berdasarkan hubungan variabel input dengan outputnya, yaitu Constant Return to Scale CRS dan Variable Return to Scale VRS. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variable Return to Scale VRS, dengan asumsi bahwa rasio penambahan input dan output adalah tidak sama.
Karena dalam sektor kesehatan penambahan proporsi input belum tentu dapat meningkatkan proporsi output dengan nilai yang sama. Hal ini dikarenakan ada
faktor lain yang juga mempengaruhi seperti tingkat pendidikan, kesadaran masyarakat, kondisi lingkungan dan lain sebagainya.
Tabel 3.1 Kriteria Ukuran Tingkat Efisiensi Teknis Belanja Kesehatan di Provinsi Jawa Tengah.
Kriteria Efisiensi Nilai Efisiensi persen
SempurnaOptimum 100
Tinggi 81-99
Sedang 60-80
Rendah 41-59
Tidak Efisien ≤ 40
Sumber : Hidayat dalam Fathoni, 2016. Agar dapat dipastikan tingkat capaian efisiensi teknis pada belanja sektor
kesehatan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012-2014, maka perlu adanya pembagian kriteria ukuran tingkat efisiensi, yaitu efisiensi sempurna, efisiensi
tinggi, efisiensi sedang, efisiensi rendah, serta tidak efisien. Kriteria ukuran tingkat efisiensi dapat terlihat pada Tabel 3.1 di atas.
Salah satu keunggulan analisis perhitungan efisiensi dengan metode DEA adalah selain mampu menemukan nilai efisiensi relatif dari masing-masing UKE,
55
metode DEA juga dapat membuat skenario perbaikan input dan output, bagi input dan output yang belum efisien melalui langkah-langkah indentifikasi input yang
terlalu banyak atau output yang terlalu rendah. Hasil analisis data dengan metode DEA, akan terlihat UKE yang memiliki input output yang belum efisien. Maka
dari hal tersebut akan ditentukan langkah selanjutnya untuk tahap perbaikan.
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN