Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Kebumen

85

4. Kabupaten Banjarnegara

Kabupaten Banjarnegara pencapaian secara teknis biaya maupun teknis sistem belum mencapai kondisi efisien yaitu baik teknis biaya dan teknis sistem dengan capaian kriteria efisiensi tinggi yaitu 84,79 dan 99,87. Maka langkah perbaikan yang perlu dilakukan adalah berorientasi pada pencapaian efisiensi teknis biaya dan teknis sistem. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Kabupaten Banjarnegara ditinjau dari segi teknis biaya perlu meningkatkan rasio jumlah puskesmas sebesar 17,94 dari jumlah aktual 12,50 menjadi 14,74 unit, rasio jumlah bidan dari 47,77 menjadi 56,34 bidan, dan rasio jumlah tempat tidur sebesar 31,05 dari jumlah aktual dari 50,34 menjadi 65,97 unit per 100.000 penduduk. Adapun dari segi teknis sistem, dari sisi input dengan mengurangi rasio jumlah bidan sebesar -09,29 dari 47,77 menjadi 43,33 bidan per 100.000 penduduk. Selain itu dari segi output perlu meningkatkan ABH dari 997,47 menjadi 998,77 per 100.000 kelahiran hidup, AIMS dari 112477,61 menjadi 112624,51 per 100.000 kelahiran hidup, dan AHH dari 73,39 menjadi 73,66.

5. Kabupaten Kebumen

Kabupaten Kebumen pencapaian secara teknis biaya maupun teknis sistem belum mencapai kondisi efisien yaitu baik teknis biaya dan teknis sistem dengan capaian kriteria efisiensi tinggi yaitu 94,68 dan 99,62. Maka langkah perbaikan yang perlu dilakukan adalah berorientasi pada pencapaian efisiensi teknis biaya dan teknis sistem. 86 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Kabupaten Kebumen ditinjau dari segi teknis biaya perlu meningkatkan variabel output sebesar 05,62 berupa rasio jumlah puskesmas dari jumlah aktual 12,62 menjadi 13,33 unit, rasio jumlah bidan dari 68,25 menjadi 72,09 bidan, dan rasio jumlah tempat tidur dari 87,30 menjadi 92,21 unit per 100.000 penduduk. Adapun dari segi teknis sistem, dari sisi input dengan mengurangi rasio jumlah bidan sebesar -35,36 dari 68,25 menjadi 44,11 bidan per 100.000 penduduk. Selain itu dari segi output perlu meningkatkan ABH dari 996,98 menjadi menjadi 1000,78 per 100.000 kelahiran hidup, AIMS dari 105652,30 menjadi 110152,98 per 100.000 kelahiran hidup, dan AHH dari 72,67 menjadi 72,95.

6. Kabupaten Purworejo

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

4 11 70

Analisis pengaruh pengeluaran pemerintah sektor kesehatan, sektor pendidikan dan jumlah penduduk miskin terhadap IPM di Provinsi Lampung (Periode 2003-2012)

4 60 86

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014.

0 3 11

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,Pengangguran, Pendidikan, UMR Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2014.

0 4 8

ANALISIS EFISIENSI PERTAMBAHAN INVESTASIPROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2000 - 2013 Analisis Efisiensi Pertambahan Investasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000 - 2013.

0 2 14

ANALISIS EFISIENSI PERTAMBAHAN INVESTASI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2000 - 2013 Analisis Efisiensi Pertambahan Investasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2000 - 2013.

0 1 19

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS INPUT OUTPUT (I-O) TAHUN 2004.

0 2 15

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PROVINSI JAWA TENGAH Analisis Sektor Unggulan Provinsi Jawa Tengah Analisis Input-Output Tahun 2008.

0 0 12

ANALISIS EFISIENSI BELANJA KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005 – 2007 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 125

PENGUKURAN TINGKAT EFISIENSI PENGELUARAN PEMERINTAH DI PROVINSI JAWA TENGAH - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 35