50
akan menyinari benda ukur yang diletakkan di antara kondensor dan proyeksi. Benda ukur yang tidak tembus cahaya ini akan menimbulkan
bayangan yang gelap tapi latar belakangnya terang. Pemeriksaan bayangan dari benda ukur dilakukan di balik layar yang terbuat
dari kaca buram.
c. Teleskop
Yang telah dibicarakan adalah alat-alat ukur yang mempunyai pengubah optis yang digunakan untuk melihat benda ukur yang letaknya
50elative dekat. Bagaimana halnya dengan benda-benda ukur yang letaknya 50elative jauh. Ada satu alat ukur optis yang dapat digunakan
untuk melihat obyek ukur yang 50elative jauh letaknya yaitu yang biasa disebut dengan teleskop.
Pada alat ini juga digunakan dua lensa yaitu okuler dan obyektip. Bayangan atau berkas cahaya yang jauh difokuskan oleh
obyektip tepat pada fikusnya okuler. Dengan adanya lensa okuler maka bayangan sebagai hasil pembiasan obyektip akan dibiaskan menjadi
bayangan atau berkas yang sejajar. Hal ini menyebabkan bayangan dari obyek ukur menjadi lebih jelas dilihat oleh mata. Gambar ..
menunjukkan skematis kerjanya teleskop.
Gambar 3.7 Prinsip Teleskop
2.5 Pengubah Pneumatis
Kondisi aliran udara yang tertentu akan berubah bila area di mana udara itu lalu juga berubah menjadi lebih sempit atau lebih luas. Prinsip
inilah yang digunakan dalam alat ukur yang memakai pengubah sistem pneumatis. Jadi, pada sistem pneumatis kondisi aliran udara
akan berubah bila celah antara obyek ukur dengan sensor alat ukur
51
dimana udara lalu juga mengalami perubahan. Untuk mengetahui perubahan ini digunakan cara yaitu pengukurperubahan tekanan dan
kecepatan aliran udara. Dalam pengubah sistem pneumatis paling tidak terdapat tiga komponen yaitu:
a. sumber udara tekan, b. sensor sekaligus sebagai pengubah,
c. pengukur perubahan aliran udara. Ada dua macam sistem pengubah pneumatis yang biasa digunakan
yaitu: a. sistem tekanan balik back pressure system.
b. sistem kecepatan aliran flow velocyty system.
a. Sistem Tekanan Balik Back Pressure System
Pada Gambar dapat dilihat secara skematis cara kerja dari sistem pneumatis. Udara yang bertekanan Pi mengalir lewat lubang
pengontrol yang diatur diameter efektifnya masuk ke ruang perantara. Pada waktu pengukruan kondisi D1 tetap, sedangkan D2
berubah-ubah karena adanya perubahan celah udara antara benda ukur dengan sensor akibat adanya perubahan diameter benda ukur dan sensor.
Perubahan ini mengakibatkan perubahan tekanan udara pada ruang perantara yang perubahan ini dapat dibaca pada barometer, Pa.
Pengaturan diameter efektif D1 dan D2 berarti juga ada pengaturan luas lubang efektif yang dilalui udara yaitu A1 dan A2. Akibatnya juga
tekanan Pi ikut berubah, biasanya sampai 29.6 Ncm2. Dari keadaan ini diperoleh hubungan antara PaPi dengan A2A1, yang dapat dijabarkan
dalam bentuk kurve. Pada keadaan tertentu kurve ini terdapat kurve yang berbentuk garis lurus yaitu pada daerah linier di mana harga PaPi
berkisar antara 0.6 dan 0.8. Untuk keadaan ini berlaku rumus:
52
Gambar 3.8 Pengubah pneumatis sistem tekanan balik.
b. Sistem Kecepatan Aliran Flow Velocity System