Instrumen Cerdas Dan Bukan Cerdas

30 Gambar 2.9 Rev counter Sebuah piringan dengan salah satu bagian menonjol melekat pada sebuah sumbu. Setiap piringan berputar, saklar terbuka dan tertutup. Operasi saklar dihitung oleh counter elektronik. Sistem ini hanya dapat menghitung seluruh putaran dan tidak bisa membedakan setiap gerak yang kurang dari sebuah revolusi penuh. Perbedaan antara instrumen analog dan digital menjadi penting dengan pertumbuhan yang cepat dalam penerapan mikrokomputer untuk sistem kontrol otomatis. Setiap sistem computer digital melakukan perhitungan dalam bentuk digital. Sebuah alat dengan output dalam bentuk digital sangat diuntungkan untuk aplikasi seperti ini, karena dapat dihubungkan langsung ke komputer kendali. Instrumen analog harus dihubungkan ke komputer melalui konverter analog-ke-digital A D, yang mengubah keluaran sinyal analog dari instrumen menjadi kuantitas digital setara yang dapat dibaca ke komputer. Konversi ini memiliki beberapa kelemahan. 1 Pertama, A D converter menambahkan biaya yang signifikan pada sistem. 2 Kedua, waktu yang terbatas terlibat dalam proses mengubah sinyal analog ke kuantitas digital, dan ini penting dalam pengendalian proses cepat dimana akurasi kontrol tergantung pada kecepatan komputer pengendali. Menurunkan kecepatan operasi kontrol komputer karena persyaratan untuk konversi A D merusak akurasi.

5. Instrumen Cerdas Dan Bukan Cerdas

Munculnya mikroprosesor telah menciptakan sebuah divisi baru dalam instrumen antara yang menggunakan mikroprosesor cerdas dan perangkat yang tidak cerdas. 31

E. Istilah Pada Bidang Instrumentasi

Terdapat berbagai parameter dasar dan istilah-istilah yang perlu kita pahami dalam bidang sistem pengukuran, istilah-istilah tersebut diantaranya adalah:

1. Proses variabel

Proses variabel adalah besaran yang dapat berupa besaran fisika atau kimia yang berasal dari pengaruh suatu proses. Untuk variabel dalam besaran fisika, kita mengenal tekanan, suhu, aliran, maupun, level. Sementara itu, untuk variabel dalam besaran kimia, kita mengenal nilai pH ataupun kandungan oksigen.

2. Range atau jangkauan

Range atau jangkauan dapat berarti adanya batasan sinyal pada instrument input maupun instrument output. Orang mengenal range sebagai batasan paling rendah dan batasan paling tinggi dari kuantitas instrument yang diukur. Kita dapat mengambil suatu contoh sederhana dari alat pengukur tekanan yang hanya memiliki range pengukuran antara 100 kPa hingga 500 kPa. Dengan jangkauan tersebut, tentu saja alat ini tidak dapat dipakai untuk mengukur nilai yang kurang dari 100 kPa ataupun melebihi 500 kPa.

3. Zero

Zero disini bukanlah angka nol 0 yang biasa kita ketahui, namun berupa nilai terndah dari suatu sinyal input maupun sinyal output. Kita dapat mengambil contoh dari sebuah transmitter suhu yang memiliki input range pengukuran sekitar 50 o C hingga 120 o C, sementara nilai outputnya sekitar 20 o C hingga 100 o C, maka nilai zero alat ukur ini adalah 50 o C dan 20 o C.

4. Span

Span atau daerah ukur input dan output dari sebuah instrument berkaitan dengan range input dan output. Span sendiri adalah selisih aljabar antara nilai range tertinggi dengan nilai range terendah.

5. Error atau Kesalahan

Kita mengenal error sebagai sebuah adanya kesalahan, namun disini, error adalah situasi dimana adanya selisih nilai yang diukur dengan nilai yang sebenarnya. Sebagai contoh, sebuah pressure gauge akan