Kebutuhan Informasi Pengertian Informasi dan Kebutuhan Informasi

26 4. Kebutuhan akan rasa harga diri, misalnya rasa prestasi, keberhasilan, serta respek pribadi. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, misalnya hasrat untuk berdiri sendiri. 32 Menurut Andrew Green mengidentifikasikan empat konsep kebutuhan secara umum antara lain sebagai berikut : 1. Kebutuhan selalu berperan. Kebutuhan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Kebutuhan biasanya dipertanyakan. Dalam hal ini kebutuhan seseorang berbeda dari keinginan. 3. Kebutuhan berhubungan dengan konsep kebutuhan untuk membawa hidup seseorang lebih bermoral. 4. Kebutuhan yang belum tentu dipikirkan dan mungkin menjadi kebutuhan seseorang. 33 Setiap orang cenderung untuk mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan yang berlaku seperti diatas, namun karena kondisi setiap orang berbeda-beda satu dengan lainnya karena diantara lain dipengaruhi oleh kognisinya maka kebutuhan tersebut pun menjadi beragam. Timbulnya kebutuhan seseorang tetap dipengaruhi oleh kondisi fisiologis, situasi, dan kognisinya. Misalnya kebutuhan seseorang tidak 32 Pawit M. Yusuf, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan Jakarta: Bumi aksara,1995, h. 336 33 Donal O. Case, Looking For Information: A Survey Of Research On Information Seeking, Needs, and Behaviour Uk: Emerald Grup Publishing Limited. 2012. H. 78. 27 akan timbul atas barang-barang yang tidak terjangkau oleh kemampuan daya belinya. Ada banyak kebutuhan yang bisa dikemukakan, antara lain seperti diusulkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas, sebagai berikut: 1 Kebutuhan Kognitif Kebutuhan untuk memperkuat informasi pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. 2 Kebutuhan Afektif Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan. Misalnya orang membeli radio dan surat kabar, televisi, menonton film, dan membaca buku-buku ringan, tidak lain karena mencari hiburan. 3 Kebutuhan Integrasi Personal personal Integrative Needs Kebutuahan ini dikaitkan dengan hal penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan satatus individu.Kebutuhan- kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri. 4 Kebutuhan Integrasi Sosial Social Integrative Needs Kebutuhan ini dikaitkan dengan hal penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari 28 oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain. 5 Kebutuhan Berkhayal Escapist Needs Kebutuhan berkhayal escapist needs dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan devirsion. Selanjutnya, Katz, Gurevich, dan Haas juga menemukan dalam penelitiannya bahwa seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Jadi, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi relatif lebih banyak berfikir multipleks. 34

4. Ketersediaan Koleksi

a. Pengertian Ketersediaan Koleksi

Menurut Kamus Besar Indonesia pengertian ketersediaan yaitu kesiapan suatu alat tenaga, barang, modal, anggaran untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam waktu yang telahditentukan. 35 Dapat disimpulkan dari definisi di atas ketersediaan koleksi adalah kesiapan terhadap ketersediaannya bahan-bahan pustaka disuatu 34 Pawit M. Yusuf, Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan Jakarta: Bumi aksara,1995, h.339. 35 Departemen Pendidikan Nasional Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 1008. 29 perpustakaan untuk dapat digunakan atau dimanfaatkan pemustaka yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Secara umum perpustakaan di perguruan tinggi berkewajiban untuk menyediakan berbagai sumber informasi yang dapat mendukung semua aktivitas di perguruan tinggi yang dikenal dengan istilah Tri Dharma Perguruan Tinggi” yang meliputi pendidikan atau pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Perpustakaan perguruan tinggi dijelaskan dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2007 pasal 24 ayat 2 menyebutkan: Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memiliki koleksi, baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. 36 Ketersediaan koleksi di perpustakaan juga harus menyelaraskan dengan fungsi-fungsi perpustakaan, seperti fungsi sebagai sumber belajar, tentunya sebagai salah satu pusat sumber belajar perpustakaan perguruan tinggi harus dilengkapi oleh koleksi bahan perpustakaan. Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah RPP UU 43 tahun 2007, ditentukan bahwa koleksi perpustakaan perguruan tinggi paling sedikit berjumlah 2.500 judul. Koleksi ini terdiri dari buku teks wajib untuk mendukung mata kuliah, buku teks penunjang atau buku anjuran dan buku teks pengayaan. Selain itu koleksi tersebut ditambahkan buku referensi umum dan referensi khusus, terbitan berkala, terbitan 36 Muh. Azwar Muin, Information Literacy Skiils: Starategi Penelusuran Informasi Online. h. 5. 30 perguruan tinggi, terbitan pemerintah, dan koleksi khusus. Salah satu indikator mutu sebuah perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang baik sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Fungsi sebagai penelitian, sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu dharma dari tri dharma perguruan tinggi adalah penelitian. Untuk itu perpustakaan perguruan tinggi harus mendukung fungsi penelitian ini untuk menyediakan sumber informasi seperti literatur. Untuk mendukung fungsi penelitian ini maka perpustakaan perguruan tinggi harus dilengkapi dengan koleksi jurnal ilmiah yang lengkap serta selalu mutakhir. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat jejaring bagi civitas akademik di lingkungan perguruan tinggi. Seseorang tidak dapat melengkapi kebutuhan informasinya dengan cara memiliki atau membelinya sendiri. Oleh karena itu, perpustakaan harus menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain, atau bahkan dengan lembaga lain untuk membantu setiap pemustakanya dalam memenuhi kebutuhan informasinya. 37 Dari Undang-undang tersebut mengharuskan perpustakaan perguruan tinggi menyediakan koleksi yang menunjang peroses belajar baik mahasiswa maupun dosen. Bahkan keberadaan perpustakaan di perguruan tinggi sedemikian pentingnya sehingga menjadi indikator pendidikan yang bermutu tinggi. Semakin baik perpustakaannya maka semakin baik pula mutu luaran perguruan tinggi tersebut. 37 Saleh, Abdur Rahman, Percikan Pemikiran: Di Bidang Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto, 2011, h. 48-49.