81
untuk dimanfaatkan oleh pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi baik di bidang akademis maupun non akademis.
a. Gambaran Ketersediaan Koleksi di Perpustakaan Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia
Ketersediaan koleksi merupakan kesiapan terhadap ketersediaannya bahan-bahan pustaka di suatu perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan
informasi bagi para pemakai. Koleksi sebagai sumber informasi harus menjadi program utama untuk dikembangkan, baik mengenai jumlah, jenis,
dan kualitasnya, yang tersusun rapih dengan sistem pengolahan dan kemudahan akses atau temu kembali informasi, merupakan salah satu
bagian dari keberhasilan perpustakaan. Ketersediaan koleksi umum dan referens di perpustakaan sebanyak 25 orang 41.67 responden
menyatakan tidakmemadai.
Sedangkan Ketersediaan
koleksi di
Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia sebanyak 40 orang 66.67 responden menyatakan beragam. Selanjutnya kelengkapan subjek
koleksi di perpustakaan di perpustakaan sebanyak 41 orang 68.33
responden menyatakan lengkap.
Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia di bawah unit Dokumentas dan Perpustakaan yang berfungsi mendukung kegiatan belajar,
mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat bagi taruna dan dosen Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.
Ketersediaan koleksi di perpustakaan tidak dilihat dari hasil data penelitian mengenai koleksi umum dan referens di perpustakaan Sekolah
82
Tinggi Penerbangan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan informasi para taruna.
Kelengkapan subjek koleksi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia sudah lengkap dilihat dari klasifikasi kelas 000-900
tersedia lengkap
di perpustakaan.
Sebaiknya pustakawan
lebih meningkatkan jumlah koleksi yang ada di perpustakaan terutama dalam
bidang kejurusandi Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Agar informasi yang didapatkan akurat dan update untuk memenuhi kebutuhan informasi
para taruna. Secara umum perpustakaan di perguruan tinggi berkewajiban untuk
menyediakan berbagai sumber informasi yang dapat mendukung semua aktivitas di perguruan tinggi yang dikenal dengan istilah Tri Dharma
Perguruan Tinggi” yang meliputi pendidikan atau pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Perpustakaan perguruan tinggi dijelaskan
dalam Undang-undang No. 43 Tahun 2007 pasal 24 ayat 2 menyebutkan: Perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memiliki koleksi, baik
jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya, yang mencukupi untuk mendukung
pelaksanaan pendidikan,
penelitian, dan
pengabdian masyarakat.
Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah RPP UU 43 tahun 2007, ditentukan bahwa koleksi perpustakaan perguruan tinggi paling sedikit
berjumlah 2.500 judul. Koleksi ini terdiri dari buku teks wajib untuk mendukung mata kuliah, buku teks penunjang atau buku anjuran dan buku
83
teks pengayaan. Selain itu koleksi tersebut ditambahkan buku referensi umum dan referensi khusus, terbitan berkala, terbitan perguruan tinggi,
terbitan pemerintah, dan koleksi khusus. Salah satu indikator mutu sebuah perguruan tinggi adalah perpustakaan yang baik sehingga dapat mendukung
proses belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut. Untuk mencapai kualitas internasional, koleksi yang harus dimiliki oleh perpustakaan
perguruan tinggi adalah 100 eksemplar koleksi untuk setiap satu orang mahasiswa, sehingga untuk perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa
10.00 orang harus dilengkapi dengan koleksi sebesar 1 juta eksemplar. Jika standar minimal koleksi sudah ditentukan, tentu selanjutnya adalah
bagaimana pengembangannya karena perpustakaan lebih dikenal sebagai pusat informasi, pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
b. Sumber-sumber Informasi lain yang dibutuhkan para Taruna
dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi.
Sumber informasi dapat dikatakan sebagai suatu sarana dimana informasi tersedia dan disimpan yakni sumber informasi terekam maupun
tidak terekam. Sumber informasi terekam dapat berbentuk buku, majalah, lapran penelitian, dokumen, dan sebagainya. Kemudian informasi yang
diperoleh dari sumber informasi dapat digunakan untuk menambah pengalaman,
memperoleh informasi
yang mutakhir,
memperoleh pengetahuan sesuai kebutuhan, dan mengembangkan diri. Dilihat dari hasil
penelitian mengenai cara para taruna memenuhi kebutuhan informasi untuk
84
tujuan pembelajaran di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia sebanyak 40 orang 66.67 menyatakan dengan menggunakan internet browsing.
Sedangkan informasi yang paling dibutuhkan untuk tujuan pembelajara yaitu buku penunjang berbahasa Indonesia sebanyak 25 41.67
responden. Para taruna Sekolah Tinggi Penerbangan memenuhi kebutuhan
informasinya dengan menggunakan internet browsing dilihat dari hasil presentase responden dalam penelitian. Dari hasil penelitian penulis melihat
langsung keberadaan koleksi bahan pustaka di perpustakaan sebenarnya sudah memadai dilihat dari data jumlah koleksi umum dengan 4066 judul
dan 8297 eksemplar yang ada di perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Akan tetapi koleksi kurang memenuhi kebutuhan informasi untuk
pembelajaran di Sekolah Tinggi Penerbangan, terutama untuk jurusan teknik penerbangan. Karena itu para taruna memenuhi kebutuhan informasinya
dengan cara menggunakan internet browsing dan dengan menggunakan AnnexDoc. ICAO sebagai buku penunjang untuk memenuhi kebutuhan
informasi tujuan pembelajaran di Sekolah Tinggi Penerbangan. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
informasi, diantaranya: 1.
Datang ke perpustakaan 2.
Mengakses internet search engine 3.
Datang ke toko buku 4.
Membaca surat kabar atau majalah
85
5. Berdiskusi dengan guru dosen, dan teman
52
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi TIK membawa perubahan mendasar dalam kehidupan manusia. Salah satu dari teknologi
tersebut adalah internet. Perkembangan teknologi internet telah mengubah paradigma dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi, yang tidak
lagi dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Melalui keberadaan internet siapapun bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkannya di manapun dan
kapanpun yang diinginkan. Zaman teknologi dan informasi saat ini memang banyak berdampak
positif pada satu sisi. Permasalahan internet juga menimpa dunia pendidikan, dibalik kemudahan dan kecepatan dalam mengakses informasi,
internet juga memiliki dampak negatif. Informasi yang melimpah tanpa batas merupakan kelebihan tersendiri yang menyebabkan kaum akademis
sulit sekali mengabaikan peran penting internet. Masyarakat termasuk civitas akademika saat ini lebih mengutamakan akses internet untuk
mengetahui beragam informasi atau mencari literatur dalam penelitiannya. Perpustakaan yang menyediakan beragam koleksi buku mulai terabaikan
fungsinya dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi. Permasalahan lain yang juga muncul dari internet adalah bahwa
informasi yang tersedia tidak semuanya tepat, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.
52
Dikutup dari artikel Rizqi Hasan, Pemanfaatan Saluran Informasi Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Hal. 11.
86
c. Kendala yang dihadapi para Taruna di Perpustakaan Sekolah
Tinggi Penerbangan Indonesia.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan responden terhadap layanan Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan
Indonesia diantaranya tingkat kesulitan atau kendala responden dalam mendapatkan bahan pustaka, dilihat dari hasil penelitian mengenai kendala
para taruna dalam memenuhi kebutuhan informasinya di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia yaitu tidak ada sumber data yang
diinginkan di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi 36 18 orang responden, dan buku-buku tidak tersedia dengan lengkap menjadi
kendala para taruna dalam mencari informasi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia yaitu sebanyak 35 orang 56.67Faktor
kesulitan tersebut disebabkan oleh faktor ketidaksesuaian antara koleksi yang tersedia dengan kebutuhan informasi responden.
Dalam ilmu perpustakaan diartikan berita, peristiwa, data, maupun literatur. Informasi yang baik harus memenuhi syarat, diantaranya yaitu
informasi relevan dan kemutakhiran informasi yang ada di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Koleksi di perpustakaan hal yang
sangat penting untuk menunjang pembelajaran, jadi sudah tugas pustakawan untuk memperbarui koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
Tanggapan responden 24 orang 40 terhadap jurnal yang kurang up to date di Perpustakaan Sekolah Tinggi penerbangan Indonesia, dan majalah
yang kurang up to date sebanyak 26 orang 43.33 untuk memenuhi
87
kebutuhan informasi para taruna di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.
Kendala para taruna di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia dapat dilihat dari data hasil penelitian bahwa keberadaan sumber
data yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Itu disebabkan karena kurangnyafasilitas pelayanan di Perpustakaan Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia. Dilihat secara langsung saat penelitian, fasilitas seperti komputer dan tidak tersedianya online katalog OPAC untuk
mempermudah mencari informasi dan temu kembali informasi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Sebaiknya pihak
perpustakaan lebih memperhatikan fasilitas dan memperbanyak bahan pustaka yang dibutuhkan para taruna untuk memenuhi kebutuhan informasi.
Kendala lain yaitu jurnal dan majalah di perpustakaan yang tidak update sehingga menyulitkan para taruna dalam mencari informasi yang dibutuhkan
untuk tujuan pembelajaran. Seharusnya jurnal dan majalah diperbaharuin minimal seminggu sekali.
Menurut Wirsig kendala adalah segala tindakan manusia didasarkan pada suatu kendala yang dipengaruhi oleh lingkungan pengetahuan,
keadaan, dan tujuan yang ada pada diri manusia.
53
Sedangkan menurut Ade Abdul Hak kendala yang dihadapi untuk melakukan pencarian informasiterutama untuk para mahasiswa yang ada di
perguruan tinggi belum mendapatkan pendidikan mengenai perpustakaan
53
Menurut
wirsig
dikutip dari skripsi Nunung Masruriyah, Perilaku Pencarian Informasi Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa UIN Di Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidaytullah Jakarta, 2009. H. 49.
88
hal ini yang menyebabkan kesulitan pada saat pencarian atau referensi yang mereka butuhkan di perpustakaan.
54
Online Katalog OPAC Katalog adalah salah satu sarana yang biasanya dimiliki perpustakaan untuk menemukan kembali informasi
information retrieval disamping sarana-sarana lainnya seperti abstrak dan indeks, dan internet.
Jurnal ilmiah minimal 1 judul berlangganan atau menerima secara rutin per program studi. Majalah ilmiah popular minimal 1 judul
berlangganan atau menerima secara rutin per program studi.
55
Referensi yang luas dan jelas, up to date, dan deskripsi yang detail, dan analisis tajam. Suatu karya akan disebut karya yang bermutu dan baik,
jika di dalamnya terdapat rujukan-rujukan dari berbagai pakar atau penulis sebelumnya, informasi yang disajikan mutakhir, dan penggunaan bahasa
yang mudah dipahami dalam menguraikan pesan-pesan yang dimuat.
56
54
Ade Abdul Hak, Peran Pustakawan Perguruan Tinggi Pada Abad Globalisasi. Didaktika Islamika, 2001. Vol. 3 7. H. 45.
55
Perpustakaan Nasional RI, Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011. h.2.
56
Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan. Jakarta. Sagung Seto, 2009. H. 95.
89
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil data penelitian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pendapat para taruna mengenai ketersediaan koleksi di Perpustakaan
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia koleksi umum dan referens sebanyak 41.67 responden menyatakan tidak memadai. Dari segi
90
keberagaman koleksi sebanyak 66.67 responden menyatakan bahwa koleksi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia beragam.
Sementara itu kelengkapan subjek di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia sebanyak 68.33 responden menyatakan lengkap.
Sedangkan dari segi kemutakhiran koleksi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia sebanyak 83.33 responden menyatakan
mutakhir. 2.
Sumber-sumber informasi lain dalam memenuhi kebutuhan informasi di Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia dilakukan dengan
berbagai cara. Kebanyakan diantara mereka sebanyak 66.67 menggunakan internet browsing untuk memenuhi kebutuhan informasi
mereka. Sedangkan informasi yang paling dibutuhkan untuk tujuan pembelajara yaitu buku penunjang berbahasa Indonesia sebanyak 41.67
responden. 3.
Ada beberapa kendala yang dihadapi para taruna saat mengunjungi Perpustakaan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia yaitu tidak ada
sumber data yang diinginkan di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi 36 18 orang responden. Buku-buku tidak tersedia dengan
lengkap sebanyak 35 orang 56.67. Selanjutnya responden sebanyak 33.33menyatakan informasi tidak menjabarkan secara menyeluruh.
Sedangkan sebanyak 48.33 responden yang menyatakan jaringan internet sering terputus. Kemudian sebanyak 40responden menyatakan
91
jurnal kurang up to date dan begitu juga majalah kurang up to date menurut 43.33 responden.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Jumlah koleksi dan keberagaman subjek koleksi harus ditambah dan
disesuaikan dengan kebutuhan informasi pemustaka. 2.
Lokasi perpustakaan seharusnya berada di pusat kegiatan pembelajaran dan mudah dijangkau oleh pemustaka.
3. Jumlah koleksi diperbanyak lagi dalam bidang yang sesuai dengan
kebutuhan informasi taruna di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. 4.
Buku wajib yang digunakan bahasanya atau istilah-istilahnyalebih mudah untuk dimengerti oleh pemustaka dalam memenuhi kebutuhan
informasi. 5.
Jaringan internet diperbaiki untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.
6. Jurnal dan majalah agar selalu Update di perpustakaan Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia.