Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Rasio C kepada = = = 0,82 Interpretasi Derajat Hubungan: Rasio C kepada = 0,80 0,60 - 0,80 0,40 - 0,60 0,20 - 0,40 0,20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah Karena C terhadap terletak pada antara = 0,80, maka dapat disimpulkan derajat hubungan antara status kepegawaian guru dan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio menunjukkan hubungan yang sangat tinggi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan program sertifikasi. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari keikutsertaan program sertifikasi. Kesimpulan ini didukung oleh hasil pengujian 2 c hitung = 9,947 lebih besar dari 2 c tabel 1;0,05 = 3,481. Nilai probabilitas 0,002 lebih kecil dari taraf signifikasi a =5 atau = 0,05. Berdasarkan deskripsi data tentang keikutsertaan guru dalam program sertifikasi diperoleh hasil sebagai berikut: guru yang sudah mengikuti sebanyak 64 responden, dan yang belum mengikuti sebanyak 105 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum mengikuti program sertifikasi. Sedangkan deskripsi data tentang pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru diperoleh hasil sebagai berikut: untuk kriteria sangat paham sebanyak 102 responden, paham sebanyak 34 responden, cukup paham sebanyak 14 responden, kurang paham sebanyak 9 responden, dan tidak paham sebanyak 10 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru adalah sangat paham. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru yang sudah mengikuti program sertifikasi atau belum mengikuti program sertifikasi mempunyai pemahaman yang sangat paham. Yang membuat para guru mempunyai pemahaman yang sangat paham itu adalah semangat dan antusias guru untuk dapat mengikuti uji sertifikasi dan memdapatkan sertifikat. Hasil deskripsi data keikutsertaan guru dalam program sertifikasi sebagian besar belum mengikuti. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru sebagian besar belum memenuhi syarat untuk mengikuti program sertifikasi atau memang kuotanya yang sedikit. Keikutsertaan guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam program sertifikasi yang dimaksud adalah keikutsertaan guru dalam mengikuti uji sertifikasi,baik yang belum lulus dan yang lulus sertifikasi. Guru yang sudah mengikuti uji sertifikasi dan sudah mendapatkan sertifikat pendidik, maka guru yang bersangkutan sudah mendapat bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Selain itu guru yang sudah mendapatkan sertifikat pendidik melalui uji sertifikasi maka guru tersebut juga memperoleh tunjangan profesi. Guru yang sudah terpenuhi kesejahteraannya maka akan lebih profesional dalam kinerjanya sebagai tenaga pendidik. Sedangkan hasil deskripsi tentang pemahaman guru terhadap penilaian portofolio program sertifikasi secara umum terkategorikan sangat paham. Hal tersebut tampak dari dukungan guru untuk berpendidikan tinggi minimal program sarjana; membuat rencana pembelajaran, metode pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran; menjelaskan materi dengan baik; mampu berinteraksi dengan siswa dan orang tua siswa serta masyarakat dengan baik. Adanya sertifikasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah dan uji sertifikasi yang terbuka serta anggaran dari pemerintah untuk mengadakan sertifikasi. Adanya hak guru untuk mendapatkan pendapatan; kenaikan pangkat; perlindungan kekayaan intelektual; peningkatan kompetensi; penggunaan sarana dan prasarana sekolah; kebebasan penilaian yang sesuai dengan kode etik guru; jaminan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keselamatan kerja; kebebasan berserikat; berperan dalam menentukan kebijakan pendidikan; memperoleh pendidikan dan pelatihan; memperoleh segala tambahan pendapatan dan tunjangan yang sesuai dengan keadaan guru; kemudahan pendidikan dan kesehatan bagi putra- putri guru serta jaminan dari pemerintah terwujudnya maslahat tambahan. Adanya kewajiban untuk membuat rencana pembelajaran; melaksanakan kegiatan belajar dengan baik termasuk mengadakan tes dan mengembangkan kualifikasi akademik; bertindak objektif dan tidak diskriminatif serta menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan memupuk persatuan dan kesatuan. Guru yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi memandang positif Uji sertifikasi sedangkan guru yang mempunyai pendidikan rendah memandang negatif Uji sertifikasi. Umumnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya pada suatu bidang tertentu sesuai dengan profesi yang ingin diraihnya. Selain itu juga semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka guru tersebut akan semakin mempunyai keinginan yang lebih tinggi untuk mengembangkan prestasi di sekolah seperti membuat karya tulis, menulis buku, dan sebagainya. Guru dengan pendidikan S1 akan memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang lebih mantap dibandingkan dengan guru yang berpendidikan D3. Dengan semakin luasnya wawasan, keinginan yang tinggi untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengembangkan prestasi, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang berbeda ini membuat pandangan guru terhadap uji sertifikasi berbeda. Selain hal tersebut, kemungkinan disebabkan guru yang berpendidikan D4S1 sudah sesuai dengan tuntutan dalam Uji sertifikasi yang menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Sedangkan guru yang berpendidikan D3 dan D2 masih harus sekolah lagi atau sudah mempunyai masa kerja minimal 20 tahun atau mempunyai golongan IVa untuk memenuhi tuntutan dalam uji sertifikasi tersebut. 2. Pemahaman guru terhadap Penilian Portofolio ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilaian portofolio ditinjau dari keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi. Kesimpulan ini didukung oleh hasil pengujian 2 c hitung = 7,249 lebih besar dari 2 c tabel 1;0,05 = 3,481. Nilai probabilitas 0,007 lebih kecil dari taraf signifikasi a =5 atau = 0,05. Berdasarkan deskripsi data tentang keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi guru diperoleh hasil sebagai berikut: guru yang sudah mengikuti sosialisasi sebanyak 66 responden, dan guru yang belum mengikuti sosialisasi sebanyak 103 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum mengikuti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sosialisasi program sertifikasi. Sedangkan deskripsi data tentang pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan diperoleh hasil sebagai berikut: untuk kriteria sangat paham sebanyak 102 responden, paham sebanyak 34 responden, cukup paham sebanyak 14 responden, kurang paham sebanyak 9 responden, dan tidak paham sebanyak 10 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah sangat paham. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru yang sudah mengikuti sosialisasi mempunyai pemahaman yang sangat paham dibandingkan dengan guru yang belum mengikuti sosialisasi. Yang membuat para guru mempunyai pemahaman yang sangat paham adalah dorongan untuk dapat lulus dalam uji sertifikasi dan mendapatkan sertifikat. Hasil deskripsi data tentang keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi sebagian besar belum mengikuti sosialisasi program sertifikasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru belum memenuhi syarat atau memang belum mendapat giliran karena kuota yang tidak memadai dalam sosialisasi program sertifikasi guru. Keikutsertaan guru dalam sosialisasi program sertifikasi yang dimaksud adalah keikutsertaan guru dalam mengikuti sosialisasi program sertifikasi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan. Dengan mengikuti sosialisasi program sertifikasi guru ini diharapkan para guru yang akan mengikuti uji sertifikasi akan lebih lulus dan mendapatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sertifikat. Kelulusan dalam uji sertifikasi sangat ditentukan dalam portofolio yang dibuat oleh guru-guru yang bersangkutan dan juga pemahaman mereka terhadap komponen-komponen portofolio. Semakin paham guru dalam memahami komponen-komponen dalam menyusun portofolio, maka semakin besar peluang untuk lulus dalam uji sertifikasi. Sedangkan hasil deskripsi tentang pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan secara umum terkategorikan sangat paham. Hal tersebut tampak dari dukungan guru untuk berpendidikan tinggi minimal program sarjana; membuat rencana pembelajaran, metode pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran; menjelaskan materi dengan baik; mampu berinteraksi dengan siswa dan orang tua siswa serta masyarakat dengan baik. Adanya sertifikasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah dan uji sertifikasi yang terbuka serta anggaran dari pemerintah untuk mengadakan sertifikasi. Adanya hak guru untuk mendapatkan pendapatan; kenaikan pangkat; perlindungan kekayaan intelektual; peningkatan kompetensi; penggunaan sarana dan prasarana sekolah; kebebasan penilaian yang sesuai dengan kode etik guru; jaminan keselamatan kerja; kebebasan berserikat; berperan dalam menentukan kebijakan pendidikan; memperoleh pendidikan dan pelatihan; memperoleh segala tambahan pendapatan dan tunjangan yang sesuai dengan keadaan guru; kemudahan pendidikan dan kesehatan bagi putra- putri guru serta jaminan dari pemerintah terwujudnya maslahat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tambahan. Adanya kewajiban untuk membuat rencana pembelajaran; melaksanakan kegiatan belajar dengan baik termasuk mengadakan tes dan mengembangkan kualifikasi akademik; bertindak objektif dan tidak diskriminatif serta menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan memupuk persatuan dan kesatuan. Guru yang sudah mendapatkan kesempatan mengikuti sosialisasi program sertifikasi akan lebih paham bila dibandingkan guru yang belum mengikuti sosialisasi. Hal tersebut disebabkan karena guru yang sudah mengikuti sosialisasi sudah mendapatkan penjelasan tentang komponen-komponen portofolio dan prosedur-prosedur penyusunan portofolio. Sedangkan para guru yang belum mengikuti sosialisasi program sertifikasi kemungkinan hanya mendapatkan pengertian dari buku pedoman sertifikasi yang dimiliki oleh sekolah masing- masing, dan jika mendapatkan kesulitan tidak mendapatkan penjelasan dari tutor atau pemandu. Perbedaan pengertian itu yang menyebabkan perbedaan pemahaman terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan. 3. Pemahaman guru terhadap Penilaian Portofolio ditinjau dari status kepegawaian guru Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan pemahaman guru terhadap penilian portofolio ditinjau dari status kepegawaian guru. Kesimpulan ini didukung oleh hasil pengujian 2 c hitung = 135,243 lebih besar dari 2 c tabel 2;0,05 = 5,991. Nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi a =5 atau = 0,05. Berdasarkan deskripsi data tentang status guru diperoleh hasil sebagai berikut: guru berstatus PNS sebanyak 127 responden, berstatus GTY sebanyak 29 responden, dan guru berstatus GTT sebanyak 13 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berstatus PNS. Sedangkan deskripsi data tentang persepsi guru terhadap pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan diperoleh hasil sebagai berikut: untuk kriteria sangat paham sebanyak 102 responden, paham sebanyak 34 responden, cukup paham sebanyak 14 responden, kurang paham sebanyak 9 responden, dan tidak paham sebanyak 10 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pemahaman terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan adalah sangat paham. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru yang mempunyai pemahaman yang sangat paham setuju dengan Uji sertifikasi menyangkut sifat-sifatnya, kualitasnya dan kedudukannya. Hasil deskripsi data tentang status guru sebagian besar guru berstatus PNS. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru diangkat dan bekerja dalam suatu instansi milik pemerintah serta guru dipekerjakan di suatu instansi swasta tetapi tetap digaji oleh negara. Guru yang berstatus non PNS akan menjalankan tugasnya lebih berat dibandingkan guru yang PNS karena status guru non PNS ditentukan juga dengan prestasi dan jam mengajar. Guru PNS meskipun jam mengajar sedikit dan kurang berprestasi tidak akan mengubah statusnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan akan tetap memperoleh kenaikan pangkat yang berkala sedangkan guru non PNS akan mengajar dengan jam mengajar yang lebih banyak dan mencari prestasi untuk mengubah statusnya. Selain itu guru di sekolah swasta yang berstatus non PNS akan menjalankan tugasnya lebih sungguh-sungguh karena kelangsungan hidup sekolah akan sangat tergantung dari guru- guru di sekolah tersebut, sedangkan guru PNS akan lebih ringan karena guru tersebut dijamin oleh pemerintah. Sedangkan hasil deskripsi tentang pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan sebagian besar terkategorikan sangat paham. Hal tersebut tampak dari dukungan guru untuk berpendidikan tinggi minimal program sarjana; membuat rencana pembelajaran, metode pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran; menjelaskan materi dengan baik; mampu berinteraksi dengan siswa dan orang tua siswa serta masyarakat dengan baik. Adanya sertifikasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditunjuk pemerintah dan uji sertifikasi yang terbuka serta anggaran dari pemerintah untuk mengadakan sertifikasi. Adanya hak guru untuk mendapatkan pendapatan; kenaikan pangkat; perlindungan kekayaan intelektual; peningkatan kompetensi; penggunaan sarana dan prasarana sekolah; kebebasan penilaian yang sesuai dengan kode etik guru; jaminan keselamatan kerja; kebebasan berserikat; berperan dalam menentukan kebijakan pendidikan; memperoleh pendidikan dan pelatihan; memperoleh segala tambahan pendapatan dan tunjangan yang sesuai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan keadaan guru; kemudahan pendidikan dan kesehatan bagi putra- putri guru serta jaminan dari pemerintah terwujudnya maslahat tambahan. Adanya kewajiban untuk membuat rencana pembelajaran; melaksanakan kegiatan belajar dengan baik termasuk mengadakan tes dan mengembangkan kualifikasi akademik; bertindak objektif dan tidak diskriminatif serta menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan dan memupuk persatuan dan kesatuan. Guru yang mempunyai status PNS mempunyai pemahaman yang sangat paham lebih banyak, dibandingkan guru yang non PNS mempunyai pemahaman yang sangat paham lebih sedikit, hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya perbedaan status PNS dan non PNS. Dengan adanya tunjangan satu kali gaji pokok guru yang berstatus non PNS dan yang berstatus PNS akan termotivasi untuk memperoleh sertifikasi sebab guru yang bersertifikasi akan mempunyai tambahan pendapatan seperti tunjangan profesi. Guru yang berstatus non PNS mempunyai pemahaman yang kurang dibandingkan dengan guru yang berstatus PNS karena tingkat kuota lebih banyak untuk guru yang berstatus PNS, sehingga menyebabkan motivasi guru yang berstatus non PNS kurang. Hal itu yang menjadi perbedaan pemahaman antara guru PNS dan non PNS.

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN,

Dokumen yang terkait

PERSEPSI GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA TENTANG PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM UJI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

0 17 121

Persepsi guru terhadap komponen penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari sudah atau belum sertifikasi, tingkat pendidikan, golongan jabatan dan masa kerja : studi kasus guru-guru SMA di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten.

0 1 137

Persepsi guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari status kepegawaian, status sertifikasi profesi, dan jenis kelamin : sebuah survai terhadap guru-guru di dua SMP negeri dan tiga SMP swasta di Kota Yogyakarta.

0 0 156

Pemahaman guru terhadap penilaian portofolio sertifikasi guru dalam jabatan : studi kasus pada SD di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.

1 17 160

PERSEPSI GURU EKONOMI AKUNTANSI SMA TENTANG PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM UJI SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN.

0 0 2

Pelatihan Penyusunan Portofolio untuk Uji Sertifikasi Guru dalam Jabatan bagi Guru Guru IPS di SMP 5 Wates Kulon Progo

0 0 1

geologi regional kulon progo, kabupaten kulon progo, yogyakarta

6 49 9

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, STATUS SERTIFIKASI PROFESI, DAN JENIS KELAMIN Sebuah Survai terhadap Guru-guru di dua SMP Negeri dan tiga SMP Swasta di Kota Yogyakarta SKRIPSI Di

0 0 154

PERSEPSI GURU TERHADAP KOMPONEN PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI SUDAH ATAU BELUM SERTIFIKASI, TINGKAT PENDIDIKAN, GOLONGAN JABATAN DAN MASA KERJA

0 1 135

PERSEPSI GURU TERHADAP PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI STATUS KEPEGAWAIAN, MASA KERJA, DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU

0 0 267