PENDAHULUAN LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959 PROSES PENERAPAN KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH RI MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959 DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH RI MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959 PENDAHULUAN

xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN PEREMBAHAN iv MOTO v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vii ABSTRAK viii ABSTRACT ix KATA PENGANTAR x DAFTAR ISI xii

BAB I PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang Masalah

1 B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penulisan

7 D. Manfaat Penulisan 7 E. Sistematika Penulisan 8

BAB II LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959

10 xiii A. Kondisi kekuasan RI 10

B. Menghadapi Agresi Militer Belanda

23 1. Menghadapi Agresi Militer Belanda I 23

2. Menghadapi Agresi Militer Belanda II

27 C. Akhir Perang dan Pengakuan Kedaulatan 29 1. Pendekatan RI Dengan Negara- Negara Federal 29 2. Menuju KMB 35

3. Pembentukan RIS dan Pengakuan Kedaulatan

36 a. Republik Indonesia Serikat 36 b. Kembali ke NKRI 38

BAB III PROSES PENERAPAN KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH RI MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959

41 A. Penerapan kebijakan Politik Pemerintah RI Masa Demokrasi Liberal 1950-1959 42 1. Masa Kabinet- Kabinet 42 a. Kabinet Natsir September 1950- Maret 1951 42 b. Kabinet Sukiman April 1951- Februari 1952 44 c. Kabinet Wilopo April 1952- Juni 953 49

d. Kabinet Ali I Agustus 1953- Juli 1955

54 e. Kabinet Burhanuddin Agustus 1955- Maret 1956 63 f. Kabinet Ali II April 1956- Maret 1957 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiv g. Kabinet Djuanda Maret 1957-Agustus 1959 69

2. Politik Bebas Aktif 70

a. Politik Luar Negeri Setelah Pengakuan Kedaulatan 70 b. Antara Dua Kekuatan Dunia 73 c. Konfrensi Asia-Afrika KAA 77 B. Ekonomi Nasional 80 1. Pemikiran Nasioal 80 2. Sistem Ekonomi Liberal 82

BAB IV DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH RI MASA DEMOKRASI LIBERAL 1950-1959

87 A. Bidang Politik 87 B. Bidang Ekonomi 92 C. Bidang Sosial 94 1. Masalah Angkatan Perang 94 2. Krisis Tentara di Indonesia 97 3. Krisis Memuncak 98 a. Pergolakan di Daerah- Daerah 98 b. Pergolakan PRRI dan PERMESTA 108 BAB V KESIMPULAN 114 DAFTAR PUSTAKA 119 xv DAFTAR LAMPIRAN SILABUS 121 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 128 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan disetujui hasil Konferensi Meja Bundar KMB pada tanggal 2 November 1949 di Den Hag maka terbentuklah Negara Republik Indonesia Serikat RIS . RIS ini terdiri dari 16 negara bagian dengan masing- masing mempunyai luas wilayah dan jumblah penduduk yang berbeda. Pada masa RIS ini yang terpilih sebagai Presiden adalah Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta sebagai Perdana Menteri. Anggota kabinet sebagian besar merupakan pendukung Negara Kesatuan RI dan hanya 2 orang mendukung sistem federal yaitu Sultan Hamid II dan Anak Agung Gede Agung. Sehingga untuk membubarkan negara federal dan membentuk negara kesatuan semakin kuat. Lebih- lebih dasar pembentukan negara federal amat sangat lemah, tidak ada ikatan idiologi yang kuat, dan tujuan negara yang jelas menurut kenyataan negara federal adalah ciptaan Belanda dan bukan menurut kehendak rakyat negara- negara bagian. Pada umumnya rakyat merasakan bahwa pembentukan negara bagian federal ini hanyalah sarana Belanda untuk berkuasa di Indonesia. negara federal itu juga tidak mempunyai kekuatan militer sendiri untuk mempertahankan negaranya. 1 1 Sartono kartodirdjo, Sejarah Nasional Indonesia VI Jaman Jepang Dan Jaman Republik Indonesia Edisi 2 , Jakarta , Penerbit Balai Pustaka , 1977, hlm. 73 Kabinet RIS dibawah Pimpinan Hatta memerintah sampai dengan tanggal 17 Agustus 1950, dan pada hari itu RIS menjelma Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI , pada masa RIS ini tidak sedikit masalah yang dihadapi oleh pemerintah RIS. Indonesia harus menghadapi rongrongan dari dalam yang dilakukan oleh beberapa golongan yang mendapat dukungan dari pihak Belanda dan mereka yang takut kehilangan hak-hak istimewanya bila Belanda meninggalkan Indonesia masalah-masalah yang dihadapi pemerintah RIS yang pertama, dikenal dengan Angkatan Perang Ratu Adil APRA di bawah pimpinan Raymond Westerling. Gerakan ini didalangi oleh Belanda. Salah satu landasan gerakan ini adalah kepercayaan akan datangnya Ratu Adil. Westerling memahami bahwa sebagian rakyat Indonesia yang telah lama menderita karena penjajahan baik oleh Belanda maupun oleh Jepang. Rakyat Indonesia mendambakan akan datangnya kemakmuran seperti yang terdapat dalam ramalan Jayabaya. Menurut ramalan itu seorang pemimpin yang disebut Ratu Adil akan memerintah rakyat dengan adil dan bijak sana sehingga rakyat akan makmur dan sejahtera. Tujuan APRA adalah mempertahankan bentuk negara yang federal di Indonesia dan adanya tentara sendiri pada negara- negara bagian RIS. Rongrongan yang kedua yang dihadapi RIS adalah pemberontakan Andi Azis di Makassar Ujung Pandang motif pemberontakan ini adalah penolakan masuknya pasukan APRIS dan TNI ke Sulawesi Selatan. Ini mengkhawatirkan KNIL takut terdesak oleh pasukan baru yang akan datang itu. Mereka bergabung dan menamakan diri dengan nama pasukan bebas yang di bawah pimpinnan Kapten Andi Azis. Pagi-pagi buta sekitar jam 05.00 Andi Azis dan pasukannya menyerang markas TNI di Makassar, dan kota Makassar berhasil dikuasai oleh Andi Azis. Pada tanggal 5 April Perdana Menteri NIT Ir. Diapari Mengundurkan diri karena menyetujui tindakan Andi Azis. Pemerintah kemudian dipegang oleh Ir. Patuhena dan pada tanggal 21 April Wali Negara NIT Sukawati mengumumkan bahwa NIT bersedia meleburkan kedalam NKRI. Selain itu pemerintah pusat RIS mengeluarkan ultimatum pada tanggal 8 April yang menginstruksikan Andi Azis dalam waktu 2x24 jam datang melaporkan diri ke Jakarta. Dan juga diperintahkan agar senjata dikembalikan dan semua tahanan dilepaskan. 2 Cobaan terakhir yang dihadapi pemerintah RIS dan berlanjut kemasa NKRI adalah gerakan speratis dengan membentuk negara sendiri yang disebut Republik Maluku Selatan RMS pendiri RMS adalah Mr. Dr. Cristian Robert Steven Soumokil yang merupakan bekas jaksa agung NIT. Soumokil sebenarnya terlibat dalam gerakan Andi Azis di Makassar, tetapi karena usaha Andi Azis menemui kegagalan, maka dia mengalihkan usahanya ke Maluku Tengah dan Tenggara, Ambon sebagai pusatnya. Pada waktu keadaan di Ambon sedang kacau karena banyak anggotan bekas KNIL bergabung dengan TNI maka RI akan menjadi lebih kuat. Untuk mencegah hal tersebut, Belanda mulai menghasut dan menyebarkan desas-desus yang buruk tentang TNI dan RI, mereka akan dipaksa masuk sebagai anggota Islam. Keadaan ini menguntungkan Soumokil dan pada tanggal 5 April Soumokil memproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan RMS . 2 Ibid , hlm. 73-77. Pemerintah RIS berusaha mengatasi masalah ini dengan damai tapi ditolak oleh Soumokil bahkan mereka meminta bantuan, perhatian, serta pengakuan dari dunia luar, terutama bangsa Belanda, Amerika Serikat, dan PBB. Oleh karena ini pemerintah RIS terpaksa menumpas pemberontakan Soumokil dengan senjata. Selain menghadapi dan menyelesaikan pemberontankan terhadap RIS, kabinet Hatta menyelesaikan masalah lain yang menyangkut ekonomi. Sosial, dan hubungan dengan luar negeri. Masalah yang timbul ini merupakan masalah yang berat bagi suatu negara yang baru lahir dengan suatu perang kemerdekaan. Sebagai akibat perang banyak sarana dan prasarana hancur dan keadaan ekonomi pada umumnya buruk pemerintah harus menghadapi inflasi dan defisit dalam anggaran belanja negara. Selain menghadapi soal ekonomi pemerintah harus menyelesaikan soal dipegawaian dan dibidang militer. Jumlah pasukan harus dikurangi karena menjadi beban bagi keuangan negara. Meraka ini perlu mendapatkan penampungan bila diadakan rasionalisasi. Mereka yang terkena nasionalisasi untuk melanjutkan pelajaran dalam pusat pendidikan, berupa pendidikan keahlian, juga dilakukan usaha transmigrasi. 3 Pada tanggal 17 Agustus 1950 dengan resmi RIS dibubarkan dan dibentuk negara kesatuan baru yang diberi nama Negara Kesatuan Repoulik Indonesia. Negara kesatuan baru ini merupakan dari RIS yang mengalami perubahan undang-undang, tetapi oleh kebanyakan orang Indonesia negara kesatuan dianggap sebagai kelanjutan 3 Ibid, hlm. 80 Republik proklamasi17 Agustus 1945. Negara bentuk federal dianggap sebagai warisan penjajah yang dimaksudkan untuk mempertahankan pengarunya di Indonesia bahkan negara federal adalah cara yang ditempuh Belanda untuk merintangi perjuangan kemerdekaan, disampingkan mempertahankan RIS berarti mempertahankan banyak posisi orang Indonesia pro Belanda yang hanya mementingkan sendiri serta tidak mendapat dukungan rakyat. Proses perubahan dari RIS ke NKRI dimulai dari Negara Pasundan, Sumatra, Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, Madura, dan lain-lain. Sehingga pada akhir Maret 1950 tanggal Kalimantan Barat, Sumatra Timur, dan Negara Indonesia Bagian Timur ketiga sepakat untuk kembali ke NKRI. Untuk merealisasi tujuan tersebut UUD RIS diganti dengan UUDS 1950. UUDS disahkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dan mulai 17 Agustus 1950. Dengan demikian terbentuklah NKRI dan RIS dibubarkan. UUDS 1950 mengamanatkan NKRI menganut sistem demokrasi liberal. Dalam demokrasi ini secara kongkrit menganut sistem demokrasi perlementer, dalam sistem demokrasi ini presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Para Menteri dan Perdana Menteri bertanggung jawab terhadap parlemen, sementara dari segi liberalnya berlakunya multi partai politik. Dengan demikian rakyat diberi kebebasan untuk berpartisipasi dalam politik. 4 4 A Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta, Penerbit Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm.75. Dalam Negara Kesatuan RI ini Indonesia dibagi menjadi 10 Provinsi yang mempunyai otonomi. Dari tahun 1950-1959 terdapat 7 kali pergantian kabinet yang memerintah sehingga rata-rata tiap tahun terjadi pergantian kabinet. Kabinet tersebut adalah, Kabinet Natsir September 1950-Maret 1951 , Kabinet Sukiman April 1951- Februari 1952 , Kabinet Wilopo April 1952-Juni 1953 . Kabinet Ali Sastromidjojo I Juli 1953-Juli 1955 Kabinet Burhanudin Harahap Agustus 1955- Maret 1956 , Kabinet Ali Sastromidjojo II April 1956-Maret 1957 , Kabinet Karya April 1957- Juli 1959 . Dari sini tampak bahwa dengan dijalankan sistem demokrasi liberal dimana disalurkan dengan mendirikan banyak partai politik. Parlemen dapat menjatuhkan kabinet bila partai oposisi kuat dalam parlemen yang mengakibatkan parlemen tidak berumur panjang yang terlihat dari seringnya pergantian kabinet. 5 Dalam parlemen terjadi persaingan yang besar antara satu partai politik dengan partai politik lainnya. Setiap partai politik berusaha memperjuangkan kepentingan partainya dan mengabaikan upaya untuk memperjuang kepentingan rakyat. Kekuasaan menjadi tujuan perjuangan setiap partai akibatnya partai yang berkuasa akan mendapat pengawasan yang ketat dari partai oposisi dan berusaha mencari kesalahan-kesalahan kabinet atau pemerintah. Kebijakan politik pemerintah RI masa demokrasi liberal 1950-1959 telah membawa masyarakat Indonesia pada seringnya pergantian pemerintahan. Demokrasi 5 Marwati Djuned Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia VI Edisi ke 4, Jakarta, penerbit PN Balai Pustaka, Jakarta, 1984. hlm. 213. liberal pada dasarnya merupakan sistem politik yang didasarkan asas liberal yang ditandai besarnya peran partai-partai politik. B . Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang saya ambil sebagai berikut: 1. Apa latar belakang lahirnya demokrasi liberal 1950-1959 ? 2. Bagaimana proses penerapan kebijakan politik pemerintah RI masa demokrasi liberal 1950- 1959 ? 3. Bagaimana dampak kebijakan politik pemerintah RI masa demokrasi liberal 1950-1959 ?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan latar belakang lahirnya demokrasi liberal 1950-1959. 2. Menjelaskan proses penerapan kebijakan politik pemerintah RI masa demokrasi liberal 1950-1959. 3. Menjelaskan bagaimana dampak kebijakan politik pemerintah RI masa demokrasi liberal 1950-1959.

D. Manfaat Penulisan

a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya sejarah nasional Indonesia Tentang Kebijakn Politik Pemerintah RI Masa Demokrasi Liberal 1950-1959. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Bagi Universitas Sanata Dharma Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para mahasiwa khususnya mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang ingin mengetahui sejarah nasional Indonesia tentang Kebijakan Politik Pemerintah RI Masa Demokrasi Liberal 1950-1959 dan juga bisa menambah koleksi kepustakaan khusunya karya ilmiah dan dapat menjadi bahan referensi mahasiswa yang ingin melanjutkan penelitian tentang Demokrasi Liberal 1950-1959. c. Bagi penulis . Hasil penulisan ini bagi penulis telah mebuka wawasan baru dan telah memberikan kesempatan pada penulis untuk sekilas berbagi pengetahuan mengenai sejarah nasional Indonesia kepada para pembaca khususnya sejarah Kebijakan Politik Pemerintah RI Masa Demokrasi Liberal 1950- 1959. d. Bagi pembaca. Penulisan makalah ini diharapkan dapat memperluasa wawasan terutama bagi para pembaca yang merasa tertarik mengetahui tentang sejarah Kebijakan Politik Pemerintah RI Masa Demokrasi Liberal1950-1959

E. Sistematika Penuliasan

Penulisan tentang “Kebijakan Politik Pemerintah RI Masa Demokrasi Liberal 1950- 1959 ” terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I : Berupa pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : Membahas latar belakang lahirnya demokrasi liberal 1950-1959. BAB III : Membahas proses penerapan kebijan politik pemerintah RI masa demokrasi liberal 1950-1959. BAB Iv : Membahas dampak kebijakan politik pemerintah RI masa demokrasi liberal 1950-1959. BAB V : Berupa kesimpulan Bab I, II, III, dan IV. 10

BAB II LATAR BELAKANG LAHIRNYA