Pemikiran Nasional PROSES PENERAPAN KEBIJAKAN POLITIK PEMERINTAH

konferensi politik. Sambutan-sambutan dan dorongan positif telah terdengar dari pihak negara-negara sosialis dan negara-negara lain. 36

B. Ekonomi Nasional

3. Pemikiran Nasional

Perhatian kepada perkembangan pembanguna perekonomian, perekonomian Indonesia pada hakikatnya adalah perkembanga ekonomi baru. Yang perlalu dilakukan adalah megubah struktur ekonominya dari ekonomi kolonial ke ekonomi nasional. Sumitro mencoba mempraktekan pembangunannya pada sector perdagan sumitro berpendapat bahwa pada bangsa Indonesia harus selekas mungkin ditumbuhkan kelas-kelas pengusaha. Para pengusaha bangsa Indonesia yang pada umumnya bermodal lemah diberi kesempatan untuk berpartisipasi membangun ekonomi asional. Pemerintah hendaknya membantu dan membimbing pengusaha itu, baik dalam penentuan konkrit atau pemberian kredit, karena pemerintah menyadari pegusaha-pengusaha Indonesia pada umumnya tidak mempunyai modal yang cukup. Apabila usaha ini berhasil, pengusaha Indonesia secara bertahap berkembang maju, maka tujuan mengubah struktu ekonomi kolonial dibidang perdagangan akan tercapai. Gagasan sumitro kemudian dituangkan dalam Kabinet Natsir September 1950-April 1951 ketika itu ia menjabats sebagai menteri perdagangan. Program ini dikenal dengan program benteng. Gerakan Benteng telah dimualai pada bulan April 36 Ibid, hlm. 231-238. 1950. Selama tiga tahun 1950-1953 lebih kurang 700 perusahaan Indonesia yang medapat kredit dari program benteng. 37 Program pemerintah ini pada hakikatnya adalah kebijakan untuk melindungi usaha-usaha pribumi. Namun usaha ini tidak tercapai tujuannya. Pengusaha Indonesia lamban dewasa, bahkan ada yang menyalahgunakan meksud pemerintah ini dengan mencari keuntungan secara cepet. Bantuan kredit ini ternyata tidak efektif sehingga program pemerintah tidak berhasil. Padahal pemerintah menambah beban keuangannya, sehingga menjadi sumber defisit. Kabinet Sukiman yang memegang pemerintahan selama 10 bulan sejak April 1951- Februari 1952 berusaha mengatasi krisis moneter. Salah satu usaha yang ditempuh ialah melakukan nasionalisasi De Javache Bank. Krisis moneter yang dihadapi pemerintah ialah defisit anggaran belanja pada tahun 1952 sebanyak tiga miliyar rupiah, ditambah sisa defisit anggaran pemerintah sebelumnya sebanyak 1,7 miliyar rupiah. Meskipun dilanda krisis moneter, namun menteri keuaangan Juyus Wibisono masih memberi perhatiannya kepada para pengusaha dan pedagang nasional golongan ekonomi lemah. Sesuai dengan program Benteng kepada mereka masih diberikan pinjaman uang. Dengan diberikan bantuan tersebut diharapkan para pengusaha yang merupakan produsen tersebut diharapkan dapat menghemat devisa dengan mengurangi volume impor. Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo selaku Menteri perekonomian dibawah Kabinet Ali lebih mengutamakan kebijakan Indonesia, yaitu mendorong tumbuh dan berkembang pengusaha-pengusaha swasta nasional pribumi dalam usaha untuk merombak 37 Marwati Djoenet Poesponegoro, op. cit., hml. 240. ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. Langkah-langkah yang diambil antara lain mewajibkan perusahaan-perusahaan asing memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia agar dapat menduduki jabata-jabatan staf, mendirikan perusahaan-perusahan negara, menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasioanal serta memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang ada. Kebijakan pemerintah, terutama lisensi istimewa telah menimbulkan perdebatan di parlemen. Oleh Tjikwan dari Masyumi diajukan mosi tidak percaya terhadap Menteri Perekonomian Iskaq. Meskipun mosi Tjikwan dapat dikalahkan, namun kabinet menjadi goyah, karena NU menyampaikan nota politik yang menghendaki perubahan personalia kabinet, pada bulan November 1954 Iskaq digantikan oleh Ir. Rooseno Surjodikusumo. Megenai masalah pengolahan bank pemerintah dan swasta di Indonesia, Sjafruddin Prawiranegara bukan Menteri Keuangan pada kabinrt RIS serta kemudian menjabat gubenur Bank Indonesia mengatakan keberhasilan bank sentral, dalam hal ini bank pemerintah, tergantung kerjasama dengan bank-bank lainnya. Bank sentral demi keberlangsungan bank-bank yang lebih kecil harus dapat mengurangi persaingan mereka.

4. Sistem Ekonomi Liberal