Pemeriksaan pendahuluan senyawa hasil sintesis
                                                                                40
parasetamol  pKa=9,5  bereaksi  dengan  gugus  karbonil  dalam  benzoil  klorida pKa=-8,97,  membentuk  intermediet  tetrahedral  yang  segera  menstabilisasi  diri
dengan menendang gugus pergi ion klorin Cl
-
untuk menghasilkan ester berupa 4-asetamidofenil  benzoat.  Reaksi  substitusi  nukleofilik  asil  merupakan  reaksi
yang  reversibel  apabila  dilakukan  dengan  reaktan  serta  dalam  kondisi  tertentu; maka  untuk  menghindari  terjadinya  pembentukan  reaktan  kembali  serta  memicu
pembentukan  produk  sintesis,  dilakukan  penambahan  salah  satu  reaktan  secara berlebih, dalam penelitian ini benzoil klorida.
Adisi Nukleofilik
Eliminasi Halida
Gambar 9. Reaksi substitusi nukleofilik asil dalam sintesis 4-asetamidofenil benzoat
Piridina  bekerja  sebagai  pelarut  serta  untuk  menangkap  ion  H
+
yang dihasilkan  dari  reaksi  antara  parasetamol  dan  benzoil  klorida  agar  tidak  terjadi
pembentukan gas HCl dalam reaksi. Penambahan benzoil klorida dilakukan secara perlahan dan bertahap mengingat reaksi antara benzoil klorida asil halida dengan
alkohol parasetamol merupakan reaksi cepat yang eksotermis.
Cl O
O H
N CH
3
H O
CH
3
H N
O
+
H O
–
Cl O
+
N-asetil-p-aminofenol
Benzoil klorida
41
Kehadiran  HCl  dapat  menurunkan  pH  campuran  sehingga  reaksi  serta produk  dapat  berkurang  stabilitasnya.  Apabila  stabilitas  reaksi  berkurang,  maka
rendemen  yang  diharapkan  pun  tidak  optimal.  Namun  demikian,  meskipun  ke dalam  reaksi  dilakukan  penambahan  piridina,  peneliti  membiarkan  reaksi
eksotermis terjadi tanpa mempertahankan temperatur ruang. Seluruh proses reaksi tersebut dilakukan tanpa manipulasi suhu karena reaksi substitusi nukleofilik asil
mudah terjadi meskipun tidak diberikan perlakuan khusus antara alkohol dengan asil klorida Wade, 2013.
Berlangsungnya  reaksi  nampak  dari  perubahan  warna  campuran  yang menguning tepat setelah benzoil klorida mulai ditambahkan, hingga warna kuning
tersebut semakin kuat. Selain itu nampak perubahan wujud campuran dari bentuk cair  dan  bening  menjadi  kuning  pekat  dan  mengental,  sehingga  kecepatan  rotasi
magnetic stirrer ditingkatkan  menjadi  6.000  rpm  agar  rotasi  tidak  terhenti.  Gaya yang diberikan tersebut bertujuan untuk meyakinkan bahwa reaksi berjalan merata
serta  meningkatkan  tumbukan  antar-molekul  sehingga  terjadi  reaksi  yang  lebih intens dengan harapan mengoptimalkan rendemen sintesis.
Pencucian  hasil  sintesis  dengan  akuades  dingin  bertujuan  untuk membuang  sisa  benzoil  klorida  yang  tidak  terlibat  dalam  reaksi  serta  membawa
asam klorida, yakni senyawa larut air yang terbentuk sebagai by-product sintesis. Akuades  dingin  digunakan  agar  risiko  terjadinya  hidrolisis  produk  sintesis  yang
diharapkan  berupa  suatu  senyawa  ester  tersebut  dapat  dicegah.  Senyawa  yang dihasilkan hingga tahap ini mempunyai pH 4-5.