26
e.  Meningkatkan  stabilitas;  biasanya  dialami  oleh  senyawa  volatil  yang mengalami  dekomposisi  parsial  karena  panas  sehingga  diperlukan
derivatisasi f.  Meningkatkan  batas  deteksi  pada  penggunaan  electron  capture  detector
ECD Rohman, 2009. Penentu  dasar  retensi  solut  umumnya  adalah  volatilitasnya,  namun
tergantung  pula  pada  fase  diam  yang  digunakan.  Fase  diam  yang  sangat  polar menahan  solut-solut  polar  dengan  kuat.  Interaksi  hidrogen  pada  fase  diam
mungkin merupakan gaya terkuat yang berperan dalam retensi; maka dari itu tiga alkohol  adalah  yang  terakhir  terelusi,  dikuti  dengan  empat  keton,  dan  empat
alkena  berdasarkan  contoh  kromatogram  pada  gambar  7.  Interaksi  dipol  pada keton merupakan gaya terkuat kedua Harris, 1982.
Gambar 7. Pemisahan 10 senyawa dalam a dimetilsiloksan non-polar dan b etilen glikol polar Harris, 1982
27
K.  Spektrometri Massa
Spektrometri massa merupakan metode spektral yang berdasar bukan dari absorbsi  energi  oleh  molekul  senyawa  organik,  namun  berdasarkan  fragmentasi
senyawa  organik  yang  terjadi  karena  adanya  tumbukan  antara  sebuah  molekul organik dengan elektron berenergi tinggi. Tumbukan yang terjadi mengakibatkan
sebuah  elektron  terlepas  dari  molekul  sehingga  terbentuk  ion  organik.  Fragmen- fragmen yang lebih kecil dari suatu molekul organik terbentuk akibat instabilitas
ion  organik  yang  dihasilkan  dari  pembombardiran  elektron,  yang  kemudian ditemukan  dalam  bentuk  radikal  bebas  maupun  ion-ion  lain.  Spektrum  massa
merupakan  alur  kelimpahan  abundance  versus  nisbah  massamuatan  me  atau mz  dari  fragmen-fragmen  itu.  Muatan  ion  dari  kebanyakan  partikel  yang
dideteksi  dalam  suatu  spektrometer  massa  adalah  +  1;  nilai  me  untuk  suatu  ion semacam itu sama dengan massanya. Oleh karena itu, spektrum massa merupakan
suatu  rekaman  dari  massa  partikel  versus  kelimpahan  relatif  partikel  tersebut Fessenden dan Joan, 1986.
Pada  umumnya,  analisis  menggunakan  spektrometer  massa  dipadukan dengan  instrumen  kromatografi  seperti  kromatografi  gas  GC-MS  maupun
kromatografi cair LC-MS. Spektrometer massa berguna dalam analisis senyawa organik  yang  belum  diketahui  bentuk  molekulnya  berdasarkan  analisis  terhadap
spektra  massa  yang  nampak,  sehingga  dapat  dikatakan  merupakan  suatu  metode yang  bersifat  luas.  Dalam  analisis  suatu  senyawa  organik  yang  telah  diketahui
atau  ada  sebelumnya,  perangkat  komputer  menelusuri  basis  data  untuk membandingkan  analit  dengan  data  spektra  massa  dari  senyawa-senyawa  yang
28
telah tersimpan dalam sistem sehingga dapat menjawab senyawa tersebut dengan detil.  Sementara  itu,  dalam  suatu  analisis  senyawa  yang  belum  diketahui,  ion
molekuler,  pola  fragmentasi,  serta  pembuktian  dari  analisis  spektrometri  lainnya seperti IR dan NMR dapat membantu ditemukannya senyawa baru Silverstein,
2005. Pola  fragmentasi  suatu  molekul  bergantung  pada  kerangka  karbon  dan
gugus  fungsional  yang  terikat  pada  molekul  tersebut.  Karenanya,  struktur  dan massa fragmen memberikan petunjuk mengenai struktur molekul induknya; serta
seringkali  untuk  menentukan  bobot  molekul  suatu  senyawa  dari  spektrum massanya Fessenden dan Joan, 1986.
Suatu  aturan  dalam  fragmentasi  yang  disebut  dengan  “aturan  nitrogen” digunakan  sebagai  pertimbangan  dalam  menentukan  pola  fragmentasi.  Suatu
molekul  dengan  massa  molekuler  genap  harus  tidak  mengandung  nitrogen  atau mengandung  atom  nitrogen  dalam  jumlah  genap;  sementara  molekul  dengan
massa  molekuler  ganjil  harus  mengandung  atom  nitrogen  dalam  jumlah  ganjil pula.  Aturan  ini  berlaku  untuk  semua  senyawa  yang  mengandung  karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan halogen, juga atom-atom yang tidak lazim seperti  fosfor,  boron,  silikon,  arsen  dan  alkali  tanah.  Menurut  pembuktian,
dinyatakan  bahwa  fragmentasi  ikatan  tunggal  sebuah  ion  molekuler  berjumlah genap memberikan fragmen ion ganjil; sebaliknya ion molekuler berjumlah ganjil
memberikan  fragmen  ion  dalam  jumlah  genap.  Pernyataan  tersebut  berlaku dengan  catatan  bahwa  fragmen  ion  harus  mengandung  seluruh  nitrogen  apabila
ada dari ion molekuler tersebut Sliverstein, 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Intensitas  puncak  ion  molekuler  bergantung  pada  stabilitas  ion molekulernya.  Ion  molekuler  yang  paling  stabil  berasal  dari  sistem  aromatis
murni.  Apabila  substituen  yang  memiliki  jalur  pemutusan  yang  lebih  mungkin terjadi,  puncak  ion  molekuler  akan  tidak  terlalu  intens,  sehingga  puncak
fragmennya  menjadi  lebih  intens  secara  relatif.  Pada  umumnya,  gugus-gugus senyawa  berikut  ini  diurutkan  berdasarkan  penurunan  kemampuannya,
menghasilkan  puncak  molekuler  yang  utama:  senyawa  aromatis    alkena terkonjugasi    senyawa  siklik    sulfida  organik    alkana  rantai  pendek
merkaptan.  Ion-ion  molekuler  yang  terdeteksi  berdasarkan  penurunan kemampuan: keton  amina  ester  eter  asam karboksilat ~ aldehida ~ amida
~  halida.  Ion  molekuler  seringkali  tidak  dapat  dideteksi  pada  alkohol  alifatik, nitrit,  nitrat,  senyawa  nitro,  nitril,  dan  senyawa-senyawa  dengan  jumlah
percabangan yang banyak Silverstein, 2005. Dalam  menentukan  puncak  pola  fragmentasi  pada  spektra  EI,  terdapat
beberapa peraturan yang didasarkan pada konsep kimia organik fisik. Akan tetapi perlu  dipahami  terlebih  dulu  bahwa  aturan  fragmentasi  ini  berlaku  bagi
spektrometri  massa  EI.  Hal  ini  dikarenakan  teknik-teknik  ionisasi  CI,  dan lainnya  lainnya  seringkali  menghasilkan  ion  molekuler  dengan  energi  lebih
rendah  atau  ion  kuasimolekuler  dengan  pola  fragmentasi  yang  sangat  berbeda, sehingga  berlaku  aturan  yang  berbeda.  Berikut  ini  merupakan  peraturan  bagi
spektra EI: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1.  Tinggi  relatif  suatu  puncak  ion  molekuler  tertinggi  pada  senyawa  dengan rantai  lurus  dan  berkurang  seiring  dengan  peningkatan  jumlah  percabangan
lihat aturan 3. 2.  Tinggi  relatif  puncak  ion  molekuler  biasanya  berkurang  dengan  adanya
peningkatan  massa  molekuler  dalam  deret  homolog.  Lemak  ester  menjadi suatu pengecualian.
3.  Pemaksapisahan cleavage terjadi lebih pada atom karbon tersubstitusi alkil: semakin
tersubstitusi, semakin
besar kemungkinan
terjadinya pemaksapisahan.  Hal  ini  terjadi  akibat  peningkatan  stabilitas  karbokation
tersier  apabila  dibandingkan  dengan  sekunder,  yang  lebih  stabil  daripada karbokation primer, yakni dengan urutan stabilitas sebagai berikut:
CH
3 +
R
2
CH
2 +
R
3
CH
+
R
3
C
+
Pada umumnya, substituen terbesar pada suatu cabang menjadi subtituen yang paling  mudah  dieliminasi  dalam  bentuk  radikal,  diduga  karena  radikal  rantai
panjang dapat mencapai stabilitas melalui delokalisasi elektron bebas. 4.  Ikatan  rangkap,  struktur  siklik,  terlebih  cincin  aromatis  atau  heteroatomik
menstabilkan ion
molekuler sehingga
meningkatkan kemungkinan
kemunculannya. 5.  Dalam  ikatan  rangkap,  pemaksapisahan  alilik  lebih  mungkin  terjadi  dan
memberikan  karbokation  alilik  terstabilisasi  resonansi.  Aturan  ini  tidak berlaku untuk alkena sederhana karena adanya migrasi ikatan rangkap, namun
berlaku bagi sikloalkena. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
6.  Cincin jenuh lebih mudah untuk kehilangan rantai samping berupa alkil pada ikatan �.  Hal  ini  hanya  pada  kasus  khusus  dari  percabangan  aturan  3.
Muatan positif cenderung berada pada fragmen cincinnya. 7.  Dalam senyawa aromatis tersubstitusi alkil, pemaksapisahan sangat mungkin
terjadi  pada  ikatan � dalam  cincin,  sehingga  membentuk  ion  benzyl  yang terstabilisasi resonansi, atau seringkali ion tropilium.
8.  Ikatan  C—C  yang  terletak  di  sebelah  heteroatom  seringkali  mengalami pemaksapisahan yang menghasilkan muatan pada fragmen yang mengandung
heteroatom di mana elektron yang tidak berpasangan menyediakan stabilisasi resonansi.
9.  Pemaksapisahan sering dihubungkan dengan eliminasi molekul-molekul yang kecil,  stabil,  netral,  seperti  karbon  monoksida,  olefin,  air,  amonia,  hidrogen
sulfida,  hydrogen  sianida,  merkaptan,  ketena,  atau  alkohol,  yang  seringkali muncul  dengan  mengalami  penataan  ulang  rearrangement  Silverstein,
2005.
L.  Landasan Teori
Pembentukan  senyawa  melalui  reaksi  substitusi  nukleofilik  asil  terjadi antara  senyawa  alkohol  dengan  derivat  asam  karboksilat,  yang  umumnya
menghasilkan sintesis suatu senyawa golongan ester. Reaksi substitusi nukleofilik asil diawali dengan terjadinya adisi nukleofil pada atom C gugus karbonil C=O
yang  memicu  terjadi  pembentukan  intermediet  tetrahedral  yang  mengikat  dua substituen  pada  atom  C  yang  mulanya  berupa  karbonil.  Selanjutnya  terjadi