54
sintesis.    Pita  serapan  juga  ditemukan  pada  daerah  1.689,64  cm
-1
yang menunjukkan bahwa senyawa dapat mungkin mengandung gugus karboksilat.
Gugus-gugus  senyawa  aromatis  ditunjukkan  pada  daerah  bervariasi yang  dapat  saling  mendukung  interpretasi  spektra  inframerah;  dengan  cukup
meyakinkan  pada  daerah  serapan  antara  1.615-1.495  cm
-1
.  Dalam  penelitian terhadap  produk  sintesis,  nampak  spektra  tajam  dengan  intensitas  moderat
pada  1.504,48  cm
-1
.  Spektra  tersebut  didukung  dengan  spektra  dengan intensitas  lemah  pada  3.016,67  cm
-1
,  menunjukkan  lebih  spesifik stretchingregangan  C-H  aromatis.  Pada  daerah  antara  2.000-1.700  cm
-1
terlihat  rangkaian  spektra  dengan  intensitas  lemah  yang  juga  menunjukkan bahwa  produk  sintesis  berupa  senyawa  aromatis.  Spektra  dengan  intensitas
moderat tampak pada frekuensi 709,80 cm
-1
, yang menunjukkan vibrasi tekuk C-H  out of plane OOP  gugus  aromatis.  Data  tersebut  membuktikan  bahwa
produk  sintesis  merupakan  senyawa  ester  dengan  keberadaan  pita  serapan C=O pada 1.735,93 cm
-1
serta vibrasi C-O pada 1.257,59 cm
-1
.
Tabel V. Interpretasi spektra inframerah senyawa produk sintesis
Gugus Fungsional Produk Sintesis
Aromatis C=C 1.504,48 cm
-1
Aromatis C—H 3.016,67 cm
-1
, 2.931,8 cm
-1
, dan 2.854,65 cm
-1
Aromatis C—H OOP 709,80 cm
-1
Karbonil C=O 1.735,98 cm
-1
C—O
1.257,59 cm
-1
Silverstein, 2005 Keterangan :
=  pita serapan identitas yang muncul PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2.  Elusidasi  struktur  dengan  kromatografi  gas  –  spektrometri  massa  GC- MS
Elusidasi  struktur  dengan  spektrometri  massa  bertujuan  untuk menentukan bobot massa serta pola fragmentasi yang dialami suatu molekul.
Asal pembentukan senyawa hasil sintesis dapat ditentukan dengan mengamati fragmen-fragmen yang dihasilkan dari pola fragmentasi. Produk sintesis diuji
dengan  metode  ionisasi  EI  electron  impact  yang  secara  umum  digunakan dalam spektrometri massa.
Gambar 15. Kromatogram senyawa hasil sintesis
Hasil yang diperoleh dari pengujian GC-MS berupa kromatogram dan spektra  massa  EI;  dengan  informasi  kemurnian  produk  sintesis  yang  dapat
diamati  dari  kromatogram,  serta  spektra  massa  EI  berupa  bobot  molekul dengan pengamatan terhadap nilai mz yang paling besar.
Berdasarkan gambar 15, senyawa hasil sintesis dapat dikatakan belum terpisah sempurna dikarenakan kemunculan tiga peak yang saling berdekatan
pada  waktu  retensi ± 33  menit  dan  mengindikasikan  kemungkinan  hadirnya pengotor dalam kolom retensi yang digunakan. Namun pada waktu retensi ±
45 menit muncul peak yang lebih tinggi intensitasnya, sehingga dimungkinkan terbentuknya  senyawa  organik  lain  selain  produk  sintesis  yang  diharapkan
Senyawa A Senyawa X
56
selama  proses  sintesis  berlangsung.  Area  puncak  pada  kromatogram menunjukkan  perbandingan  keberadaan  senyawa  A,  senyawa  X,  serta
senyawa-senyawa  pengotor  lainnya  dari  hasil  reaksi  dalam  rendemen  adalah 22,79:70,31:6,90=1:3,09:0,30.
Gambar 16. Spektra massa EI senyawa produk pada waktu retensi 33,683 menit
Gambar 17. Spektra massa EI senyawa produk pada waktu retensi 34,183 menit
Gambar 18. Spektra massa EI senyawa produk pada waktu retensi 34,942 menit
Berdasarkan  spektra  massa  EI  yang  didapatkan  gambar  16,  17,  dan 18,  ion  molekul  terbesar  terdapat  pada  nilai  mz  255.  Jika  diamati  ketiga
spektra  massa  tersebut,  produk  sintesis  diduga  berupa  satu  senyawa  yang sama,  yaitu  4-asetamidofenil  benzoat.  Dari  total  luas  area  puncak
kromatogram, dalam 2,203 g rendemen terdapat senyawa A sebanyak 22,79 atau setara dengan 0,502 g. Ketiga spektra massa tersebut menunjukkan pola