14
hanya memerlukan
sedikit energi
untuk memisahkannya.
Permasalahannya adalah molekul air berinteraksi dengan kuat satu sama lain karena adanya interaksi hidrogen. Saat solut parafin dilarutkan dalam
air, molekul-molekul air di sekitarnya akan membentuk rongga. Molekul- molekul air pada tepi rongga memiliki lebih sedikit atom untuk mengalami
interaksi hidrogen, sehingga menghasilkan struktur yang lebih mampat dan kaku di sekitar rongga tersebut. Struktur seperti ini menghasilkan
penurunan entropi sistem: ∆� = ∆� − �∆�, dan ∆� seringkali bernilai kecil. Karenanya nilai negatif ∆� membuat ∆� positif tidak diinginkan,
sehingga senyawa non-polar tidak dapat larut Wade, 2013. Suatu senyawa organik yang belum diketahui dapat ditentukan strukturnya
melalui pengujian kelarutan dalam air, larutan NaOH 5, larutan NaHCO
3
5, larutan HCl 5, dan H
2
SO
4
pekat. Keberadaan gugus fungsional menjadi hal pertama yang diuji, misalnya senyawa hidrokarbon tidak larut dalam air, sehingga
bila sampel senyawa sebagian larut dalam air, menunjukkan bahwa terdapat gugus fungsi bersifat polar dalam senyawa tersebut. Kedua, kelarutan dalam solven
tertentu seringkali memberikan informasi spesifik mengenai gugus fungsi, misalnya asam benzoat yang tidak larut dalam solven polar air, tetapi diubah
oleh larutan NaOH 5 ke dalam bentuk garam dan dapat larut dalam air; sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya indikasi keberadaan gugus fungsi
bersifat asam. Dugaan tentang ukuran molekul dan komposisinya terkadang dilakukan setelah pengujian awal, contohnya dalam beberapa seri homolog dari
senyawa monofungsi, senyawa dengan jumlah kurang dari lima atom karbon akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
larut air, sementara lebih dari itu berarti tidak larut air. Dalam hal kelarutannya dalam air, suatu senyawa dikatakan larut dalam air apabila memenuhi 3,3 g100
mL solven AJM, 2010.
G. Uji Titik Lebur
Suhu di mana terjadi peleburan suatu zat padat menjadi zat cair disebut dengan titik lebur. Karena perubahan wujud zat tersebut memerlukan pemutusan
gaya inter-molekuler yang mengikat zat padat, maka suhu peleburan menjadi bergantung pada struktur molekul bersangkutan; hal ini merupakan hubungan
nyata antara struktur dengan sifat senyawa. Maka dari itu, senyawa satu memiliki titik lebur yang berbeda dengan senyawa lainnya Calgary, 2010.
Suatu senyawa organik kristalin, non-ionik, dan murni, biasanya mempunyai titik lebur tertentu yang tajam pada umumnya antara 0,5-1,0
o
C. Adanya campuran senyawa pengotor dapat menyebabkan penurunan titik lebur
serta peningkatan rentang titik leburnya. Akibatnya, titik lebur suatu senyawa menjadi kriteria kemurnian selain digunakan dalam identifikasi Calgalry, 2010.
Observasi visual dilakukan dalam uji titik lebur karena dalam prosesnya akan nampak perubahan fisik serbuk sampel dalam pipa kapiler, baik secara fisika
maupun kimiawi. Terdapat beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam pengujian ini:
1. Tanda-tanda perubahan sampel, meliputi: dehidrasi, perubahan fase kristalisasi, permulaan dekomposisi atau perubahan warna misalnya
menghitam, kondensasi solven pada bagian dengan suhu rendah dalam pipa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kapiler, serta dimulainya peleburan kristal tanpa diikuti kemunculan fase cair dalam fase kohesif sintering point.
2. Onset point, atau permulaan peleburan, di mana fase cair mulai nampak dengan jelas sebagai fase yang terpisah dari kristal; berbeda dengan sintering
point yang hanya merupakan beberapa titik pada permukaan kristal yang mulai melebur.
3. Meniscus point, yakni nampaknya meniskus fase cair dalam proses peleburan; terdapat fase padat pada dasarnya serta fase cair yang nampak jelas dengan
meniskusnya. 4. Clearliquefaction point, tahap saat fase dalam pipa kapiler telah seluruhnya
berubah menjadi fase cair tanpa keberadaan fase padat sama sekali, atau kristal terakhir yang melebur.
5. Tanda-tanda akhir peleburan yang meliputi: sublimasi munculnya kristal pada dasar pipa kapiler serta dekomposisi munculnya gelembung atau
perubahan warna selama dan setelah peleburan Stanford, 2010. Titik lebur suatu padatan merupakan temperatur saat cairan dan padatan
berada pada titik ekuilibrium pada tekanan 1 atmosfer. Berlawanan dengan terjadinya perubahan volume karena adanya penguapan cairan, perubahan volume
saat peleburan padatan sangatlah kecil. Hal ini membuat titik lebur padatan tidak bergantung pada perubahan tekanan biasa WISC, 2013.